15 Quindecim

Niko membuang napasnya pelan ketika calvin tak mau berhenti dan terus saja mengecupnya. Apa calvin kurang puas dengan semalam dan pagi tadi? Niko yang biasanya akan membalas ciuman calvin, dia hanya membiarkan calvin melakukanya sendiri.

"Masih ngambek? Hum" Calvin memutar badan niko, tanganya meraba seluruh tubuh niko dan mengelusnya dengan lembut.

Calvin tersenyum tipis, calvin berganti mencium bibir niko meraupnya dengan hangat dan sedikit melumatnya. Calvin menyudahi permainanya dan kembali menatap wajah niko, calvin mengerutkan keningnya saat seluruh tubuh niko banyak di tempeli dengan plaster.

"Kenapa di plaster semua?" Tanya calvin.

Niko enggan untuk menjawab, niko mendeham menanggapi pertanyaan calvin. Sebenarnya calvin itu tau atau pura-pura nggak tau? Niko terpaksa menempelkan beberapa plaster di bagian inti saja yang sering di kecup oleh calvin. Pokoknya niko nggak mau lagi karena, calvin melakukanya dengan kasar. Badan niko menjadi banyak bekas merah dimana-mana.

"Muachh" Calvin mengecup bibir niko sekilas, ia beranjak dari atas ranjang.

"Aku berangkat. Nanti sore kamu gak usah nungguin, soalnya aku pulang ke rumah" Ucap cavin, calvin berdiri di depan kaca cermin sembari merapikan rambutnya.

Calvin menoleh ke belakang menatap niko yang hanya menutup wajahnya menggunakan selimut, dia tersenyum.

"Tadi aku beliin kamu makanan tapi, aku taruh di dalam kulkas"

"..."

"Di makan ya"

"..."

"Kalau perlu apa-apa jangan lupa chat aku, terus jangan keluar sendiri"

"..." Sudut bibirnya tertarik tipis karena niko sedari tadi tak mau menjawabnya sama sekali.

Setelah merapikan rambut dan memasang outer kimono calvin berjalan mendekati niko. Dia membuka selimut niko walaupun sedikit memberontak namun niko hanya pasrah," Kiss dulu" Kata calvin, niko berdecak pelan memejamkan matanya. Terlihat begitu malas melakukan adegan kiss dengan calvin. Tapi, calvin tak perduli dia langsung mencium kedua pipi di wajahnya, kening, hidung, dan yang terakhir bibir. Calvin mengusap rambut niko lembut sembari tersenyum kemudian bergerak menuju pintu kamar, sementara niko kembali terduduk dan melihat kepergian calvin yang sudah tak terlihat.

"Kenapa sih! Kadang-kadang kasar, kadang-kadang lembut. Aku kesel tapi aku sayang" Batin niko menggerutu.

^^^

Calvin sampai di kampusnya 5 menit lebih awal sebelum dosennya. Calvin duduk di bangku paling belakang bersama dengan kedua temannya Galang dan mikel.

Materi sedang berlangsung, sementara ketiganya hanya asik mengobrol ngalur ngidul yang tidak jelas. Pak adi yang sejak tadi memperhatikan mereka menjadi marah, mereka mendapat teguran keras dari pak adi.

"Tiga orang di belakang itu, jika kalian masih mau mengorbol, silahkan mengobrol di luar!!" Teriak dosen dari depan sambil menunjuk ke arah mereka bertiga dan melepar penggaris besar yang mengenai dinding belakangnya. Calvin, galang, dan juga mikel yang terkikik sepanjang jam mata kuliah mendadak terdiam dan kembali fokus dengan mata kuliah mereka.

Mata kuliah selesai. Calvin, galang dan mikel keluar dari kelas mereka. Mereka bertiga menuruni tangga sembari bergurau satu sama lain.

"Bangke gara-gara lu ngajak gua ngomong, gua jadi kena semprot sama pak adi" Kata calvin kesal, galang yang berdiri di sampingnya hanya tertawa tanpa merasa bersalah.

Sebelum pulang, galang dan mikel mengajak calvin untuk mampir dulu ke coffee shop yang berada di depan kampus mereka. Mereka bertiga masuk ke dalam coffee shop yang sekarang terlihat sangat ramai pengunjung. Mereka memilih tempat duduk yang ada di luar, setelah memesan kopi sesuai pesanan masing-masing.

Calvin baru setengah mendudukan bokongnya, tiba-tiba saja tersentak karena mendengar suara mikel yang memekik histeris. Calvin mendengus, hampir saja membuat kopi di gelasnya tumpah karena suara mikel.

"Gila! Di tiktok makin parah brayy" Ucap mikel sembari menonton vidio tiktok.

"Parah apaan?" Tanya calvin.

"Ini, cowo sama cowo tapi pacaran. Mereka itu Kekurangan cewe atau gimana sih? Jijik gua liat" Mikel menggeleng sembari mengucapkan kata amit-amit berkali-kali. Sementara galang dan calvin sama-sama menatap satu sama lain, mereka berdua sudah tak heran lagi dengan sahabatnya si mikel yang katanya jijik tapi masih saja di lihat, dan lebih parahnya lagi si mikel suka banget ngomenin di room komentar vidio tiktok pasangan sesama jenis.

Mikel lebih sering memberikan komentar negatif dari pada yang positif.

"Jijik tapi di liat" Ucap galang.

"Bukan gitu gal, tapi vidionya masuk sendiri di fyp gua"Jawab mikel, galang mengelus dadanya pelan.

"Yaudah, gak usah nonton tiktok. Beres kan"Mikel melirik galang dan kembali memanyunkan bibirnya, mikel merasa kesal di setiap mendengar jawaban galang.

"Gak asik ah ngomong sama lu"

"Lu yang bego. Udah tau kaga suka tapi, masih aja demen ngomenin vidio homo kan kuker. Ada ya orang kek lu"Jawab galang, calvin yang mendengar jawaban galang tergelak.

"Bukan. Tapi, gua penasaran gal"Katanya, mikel memangku dagunya sembari memandang langit-langit atap.

"Apa?!" Galang merasa jengah saat ikut meladeni mikel yang nggak bakal ada habisnya.

"Kok, mereka bisa ya gal suka sama cowo? Padahal, Tuhan itu cuma menciptakan adam dan hawa. Bukan yanto sama—"

"Stop stop! Lu homophobic atau emang pengen ngehomo. Dari jaman batu ampe sekarang nih yang lu bahasa cuma ntu mulu. Kaga ada pembahasan lain apa?!" Galang memutuskan pembicaraan mikel membuat mikel menjadi kicep.

"Dih, santai dong gal, gak usah pake marah-marah gitu" Galang memutar bola matanya malas dan kembali sibuk dengan hapenya.

"Gal gal" Mikel menggoyang lengan galang, mikel menunjukan sebuah vidio viral yang masuk fyp tiktoknya. Galang mengerjap matanya, dia menjadi kesal karena selalu di ganggu oleh mikel

"Apalagi sih MICHAEL ARDINATHA RAHAYU!!!" kata galang sembari menyebut nama mikel dengan lengkap dan jelas.

"Mau kasih tunjuk vidio. Cepetan liat" Galang menarik napasnya kasar dan mau tak mau menuruti perkataan mikel. Galang melirik vidio yang tersetel di ponsel milik mikel. Galang menjitak kepala mikel keras membuat sang empu meringis.

Mikel yang mendapat jitakan dari galang langsung mengelus kepalanya pelan, dia menatap galang dengan tatapan yang tak bersahabat serta menghunjam tajam.

"Sakit gal. Lu kalau ngejitak orang kira-kira kek, ini tuh kepala bukan balon" Marah mikel.

"Lu ngeselin" Kata galang.

"Tapi sakit tau."

"Iye. Maap, sini gue elusin" Galang membantu mengelus kepala mikel dengan lembut. Mikel yang menyadari sikap galang langsung menepis tanganya kasar, mikel segera menyingkir dari temannya itu.

"Gak usah elus-elus" Katanya, galang menggeleng kepalanya. Mikel beranjak dari duduknya dan berganti tempat di samping calvin.

"Kalian tu kenapa sih brantem mulu?" Tanya calvin yang sedari tadi melihat mereka berantem.

"Galang duluan vin" adu mikel.

"Ya, lu ngeselin"

"Lu"

"Lu"

"Lu galang"

"Lu mikel"

Perdebatan mereka berhenti saat dering ponsel milik calvin bergetar membuat mereka berhenti dengan argumen masing-masing.

avataravatar
Next chapter