43 Quadraginta tress

Waktu sudah menunjukan pukul 17:00, Teriknya matahari juga sudah mulai redup dan berganti dengan sejuknya senja.

Reza sama Niko baru saja pulang dari rumah sakit. Sesampainya Reza di tempat tujuan, ia langsung membelokkan setir mobilnya dan memberhentikan mobilnya itu di depan pintu utama Apartemen.

Niko tampak kesulitan waktu mau melepaskan seatbelt yang melingkar di tubuhnya. Reza yang melihat itu berniat ingin membantunya. Awalnya Niko menolak tapi ia tidak punya pilihan lain lalu membiarkan Reza membantunya untuk membuka pengancingnya yang keras.

"Sekali lagi makasih ya kak. Kak reza baik banget," kata Niko.

Niko membenarkan posisi duduknya sembari menatap Reza.

"Sama-sama," jawab Reza.

Lagi pula Reza melakukan hal itu karena kemauanya sendiri. Bukan karena yang lain.

"Obatnya jangan lupa di minum," Reza mengingatkan Niko yang mungkin saja nanti dia lupa.

"Siap, kak. Nggak lupa kok," kata Niko. Niko mengacungkan satu jempolnya ke arah Reza, Reza memperhatikan Niko sejenak kemudian tersenyum.

"Yaudah, aku turun ya kak," ucapnya.

Waktu Niko mau membuka pintu mobil dan ingin segera turun. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang menahan lengan Niko dan membuat Niko berbalik menatap Reza.

Sudut maniknya mulai mengikuti arah tunjuk matanya yang melihat tangan Reza memegang lengannya. Reza yang merasa kalau itu terjadi secara spontan buru-buru melepasnya.

"M-maaf nik, "Kata Reza.

"Gak papa," jawab Niko pelan.

Entah mengapa atau cuma perasaan Niko saja. Karena setiap Reza menatapnya Niko menjadi sangat gugup. Tatapan yang mendalam dari Reza berbeda sekali ketika mereka pertama kali bertemu.

"A-ada apa kak?" tanya Niko yang menjadi bingung karena sedari tadi Reza hanya diam sembari menatapnya.

"Nik," panggil Reza.

"I-iya kak?"

Reza tersenyum, dia menggelengkan kepalanya. Dia tidak jadi untuk mengatakan sesuatu sama Niko.

"Yaudah, kalau gitu aku turun ya."

Reza mengangguk kemudian membiarkan Niko turun dari mobilnya. Reza hanya bisa melihat punggung Niko yang semakin lama semakin menjauh dari pandanganya sampai Niko masuk ke dalam apartemen. Reza masih setia memantau Niko, setelah itu Reza mulai kembali menjalankan Mobilnya dan meninggalkan gedung Apartemen mewah tersebut.

^^^

Niko melenggangkan kakinya masuk ke dalam lift sembari menekan tombol nomor dua. Ia juga harus menunggu beberapa menit di dalam kemudian tak berlangsung lama akhirnya detingan lift berbunyi dan mulai terbuka.

Niko berjalan menuju pintu kamar apartemenya yang terletak di ujung. Sesampainya di depan pintu apartemen, Niko mengerut keningnya dan terlihat sangat kebingungan. Pasalnya ia tidak bisa membuka pintu apartemenya.

"Nggak, bisa di buka?" batin Niko yang masih berusaha membukanya.

Padahal Niko membawa kunci serepnya. Dan tidak mungkin kalau dia salah kunci! Tetapi, memang Belum lama ini Calvin baru saja menggantinya dengan yang baru, tapi minggu lalu dia juga memberikan kunci serepnya pada Niko.

Niko mulai memasukan kode paswrod apartemen, yang memang jarang sekali di pakai oleh mereka berdua. Tetapi, Niko masih bisa mengingat kata sandinya. Berharap kalau pintunya bisa terbuka, kali ini harapanya itu kembali pupus. Pintunya sama sekali tidak mau terbuka dan bertuliskan bahwa pasword yang Niko masukkan itu adalah salah dan tidak mau berfungsi lagi.

"K-kenapa nggak bisa?" batin Niko mulai panik dan mencoba berulang kali hasilnya pun tetap sama dan tidak jauh berbeda.

Niko mengambil ponselnya kemudian langsung mencari nama Calvin di kontaknya. Niko mulai menelfon Calvin, sembari menunggu jawaban dari Calvin tapi tak ada respon dari Calvin. Niko terus mengulangi, memanggilnya berkali-kali bahkan mengirimnya pesan agar Calvin mau mengangkatnya.

Niko menjadi gelisah, dia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi sama Calvin. Beberapa hari ini Calvin memang tidak mau membalas pesannya apalagi mengangkat telfonnya padahal Niko sangat tau kalau Calvin itu Online.

"Calvin, kenapa kamu nggak mau angkat telfonku?" gumam Niko.

Niko mengirim pesan lagi buat Calvin. Saat Niko melihat Calvin kembali Online mungkin saja setelah ini Calvin akan membalasnya.

*Pesan 17:50*

Niko : Calvinnn

Niko : Ayang, ini Niko gak bisa masuk ke apartemen. Kuncinya nggak bisa di pake.

Niko: Calvin

Cukup lama Niko menunggu balasan dari Calvin. Padahal kalau Niko lihat sedari tadi Calvin online saja tuh, Lalu jika dia online tapi mengapa tidak mau membalas pesannya atau memang Calvin sengaja melakukannya? Tapi, kenapa? Memangnya Niko salah apa? Kalau Niko buat salah atau karena dia cuek tidak perlu sampe sebegitunya kan! Membuat Niko menyebal dan merasa sangat sedih.

Dada Niko kembali merasakan sesak. Perlahan kakinya merosot ke bawah sembari menyendenkan tubuhnya di dinding. Sembari memikirkan tentang Calvin, tak lama kemudian pesan yang di tunggu sama Niko akhirnya di balas juga sama Calvin, meskipun Calvin membalasnya dengan singkat itu tak masalah. Malah yang ada Niko merasa sangat senang sekali, kemudian dia langsung membalas pesan tersebut dengan cepat agar Calvin juga meresponya secepat kilat.

*Pesan 18:30*

Calvin : Iya

"Singkat banget," batin Niko.

Niko : Aku gak bisa masuk

Niko : kamu ganti pasword?

Kayaknya beberapa hari ini Calvin hobby banget deh membalas pesan Niko dengan begitu singkat. Bahkan terkadang hanya mengirim titik. Maksudnya, apa coba? Niko kan jadi tidak paham.

*Pesan 18:50*

Calvin : Iya

Calvin : tunggu aja di luar sampe aku pulang.

Niko terkejut waktu membaca pesan Calvin yang menyuruhnya untuk menunggunya di luar sampai dia pulang. Apa, Calvin serius dengan perkataanya itu?

Niko : Hum, memang kamu pulang jam berapa?

Niko : aku udah nunggu satu jam di sini, jangan lama ya ayang.

Bukan menunggu satu jam lagi tapi sudah lewat dua jam Calvin belum membalas pesannya. Niko melihat ponselnya kembali, mana tahu Calvin sudah membalas pesannya. Dia melihat jam yang sudah berganti menjadi 21:00. Harus berapa lama lagi Niko menunggu Calvin.

Niko mulai lelah dan merasa jengah. Niko meringkukkan badannya sembari memejamkan matanya yang terlihat bosan menunggu Calvin. Mungkin saja dia masih bersama keyla? pikir Niko begitu. Meskipun Niko sangat membenci mengakuinya.

Bagaimana ya Niko menjelaskanya? Intinya Niko itu hanya ingin Calvin menjadi miliknya seorang. Tetapi, sekarang ini Niko harus di hadapkan dengan masalah dan situasinya yang sangat rumit. Bahkan, dia harus menutupi hubunganya dengan Rehan di hadapan Calvin. Niko takut jika Calvin mengetahui hubungan diam-diamnya bersama Rehan. Mengingat sikap Calvin yang berubah, membuatnya berpikir bahwa Calvin memang mengetahui sesuatu hal tentang Niko.

Suara notifikasi pesan menarik atensi cowok manis itu yang langsung buru-buru membuka ponselnya. Benar, saja! Calvin baru saja membalas pesannya. Bibirnya tertarik, dia senang walaupun sangat lama menunggunya.

*Pesan 21:30*

Calvin : Aku setengah jam lagi pulang

Niko : Masih lama? Aku udah lama nungguin kamu loh :(

Calvin : hm

Niko : Ih, Calvin! kok lu cuek si ama gua? Bisa gila tau mikirnya hummm

Calvin : iya

Niko : Calvin ih

Calvin: Apa sih

Niko : Gak, hehe. yudah yudah aku nungguin nih

Calvin : Iya

Niko : Read

Setelah, membaca pesan dari Calvin. Niko kembali memejamkan matanya yang semakin lama terlihat sayu. Niko membiarkan dirinya tertidur di luar.

Niko semakin terlelap dalam tidurnya. Dan masuk ke dalam alam mimpi bawah sadarnya, karena terlalu lama menunggu Calvin yang belum juga pulang. Bayangkan saja Niko di suruh menunggu Calvin dari jam 17:00 sampai 22:00 malam. Apa, tidak sepeduli itu Calvin sekarang? Biasanya dia selalu khawatir loh, Calvin terkadang takut kalau sampai membuat little babynya itu marah atau pun ngambek.

Kalau sekarang? Boro-boro peduliin Niko. Orang sekarang Niko jarang di Peluk, cium bibir saja sudah tidak lagi, bukan jarang tapi memang tidak pernah. Padahal Niko itu kangen tau sama Calvin dan pingin di perhatiin lagi sama Calvin. Kalau Efeknya begini? Nggak lagi deh Niko cuekin.

avataravatar
Next chapter