5 I'm Like a Badass

Kami terus berjalan menyusuri lorong untuk mencapai tangga sehingga kita dapat mencapai lantai 2, namun saat kami terus bergerak, aku melihat sekelompok mayat meringkuk di ujung lorong. Suara rintihan,mengunyah dan tulang yang patah terdengar di lorong yang sunyi ini.

'Aku punya tiga alasan bagus mengapa saya tidak ingin turun disitu, dan salah satunya bahkan membuatku sangat merinding.' Pikirku.

Aku berhenti tiba-tiba dan mengangkat lenganku tanpa menoleh ke belakang memberi tanda untuk berhenti. Namun hanya Miku dan Kyoko yang melihat, Saya yang tidak menyadarinya menabrak punggung Miku, dan Kyoko yang juga melihat Kohta tak menyadari tanda yang diberikanku, menyingkir dan berusaha menghentikan Kohta, namun dia sedikit telat karena Kohta sudah menabrak punggung Saya.

"Hei awasi dirimu." Seru Saya dengan keras.

"Shit." Hanya itu yang bisa aku ucapkan ketika aku melihat seluruh kelompok mayat di ujung lorong terbangun.

Aku kemudian berbalik,namun malah melihat sekelompok mayat yang mengikuti kami juga sudah dekat dibelakang kami.

Aku bahkan tidak punya waktu untuk memarahi Kohta karena tidak memberitahuku kalau kami sedang diikuti. Jika tidak bertindak cepat, kita akan terkepung dan terlalu banyak mayat untuk dilawan

"Tangganya tidak terlalu jauh, jika kita lari kita bisa mencapainya sebelum kelompok mayat di depan bisa memotong jalur ke tangga." Ucap Kyoko-sensei

"Baik, ayo ke tangga sekarang." Kataku sambil berlari ke tangga, yang lain segera mengikutiku dan berlari dibelakangku.

"Bagus kita akan sampai ke tangga sebelum mereka sampai, mereka terlalu jauh dari tangga." Ucap Miku sambil berlari.

Namun, tepat sebelum kami mencapai tangga, aku melihat mayat berjalan keluar dari sudut tempat tangga itu berada, lalu yang lainnya, beberapa detik kemudian banyak dari mereka yang keluar dari tangga.

'Kau bercanda.' Pikirku menatap tak percaya

Saya berhenti berlari dan menekuk tubuh saya kebelakang untuk menyeimbangkan momentum lariku. Sepatuku meluncur dilantai sebentar sebelum berhenti. Miku juga berhasil menghentikan larinya dan berhenti disampingku.

Namun Saya dan Kyoko, tidak berhenti secepat itu, akhirnya berada didepan, karena mereka berdua berhenti beberapa meter didepanku. Dan ….sekarang kami terkepung.

"Lakukan sesuatu." Saya berteriak tanpa melihat ke belakang

"Nero-kun apa yang harus dilakukan." Ucap Miku ketakutan

"Terlalu banyak mayat untuk dilawan, dan kita tak bisa menghindari mereka. Ayo berpikir,berpikir sialan." Gumamku sambil memutar otakku dengan cepat.

Kohta berjalan melewatiku dan berdiri disamping Saya dan Kyoko saat dia menatap sekelompok mayat yang mendekat.

"Bagaimana dan mengapa mereka banyak sekali disini.?" Tanya Kohta sambil terus memandangi sekelompok mayat didepan kami yang terus mendekat.

"Daripada menanyakan hal bodoh, mending kau memikirkan bagaimana cara kita keluar dari sini?!" Saya meletakan tangan dipinggulnya saat dia berteriak ke Kohta. Sementara itu terjadi, aku melihat sedikit ruang 'bebas' yang kami miliki saat mayat-mayat itu mendekat dari kedua arah.

Mataku kemudian tertuju pada pintu kelas yang berjarak beberapa meter dari kelompok yang lebih besar.

'Kami tak punya pilihan lain kan.'

Dengan sebuah ide dipikiranku, aku segera berlari menuju kelompok yang lebih besar sambil menunjuk ke pintu.

"Pintu, pergi ke pintu di dekat kelompok besar itu sekarang."

"Itu tidak membantu, kita hanya akan terjebak disana idiot." Teriak Saya sambil tetap mengikutiku

"Aku punya rencana." Kataku saat aku sampai di pintu kelas itu, aku membuka pintu dan melihat kedalam.

'Bagus kelas ini kosong.' Pikirku sambil melihat ke yang lain.

"Cepat masuk kedalam sekarang."

Miku dan Kyoko segera masuk kedalam, karena mereka mempercayaiku. Saya menghela nafas kesal dan berlari ke dalam, tak lama kemudian Kohta mengikuti dibelakangnya.

"Hebat, sekarang apa jenius." Saya kemudian menoleh kearahku, lengannya terlipat di dada.

Aku hanya diam dan menatap Miku dengan sedih.

"Nero-kun.?" Miku bertanya sambil merasakan firasat buruk tentang rencana Nero.

"Baik sekarang diam didalam oke." Kataku sambil membanting pintu sebelum mereka dapat membalasku…..Dengan aku masih diluar

"Tidak Nero-kun.." aku mendengar Miku berteriak, namun sepertinya yang lain bisa menahan Miku. Aku menghela nafas, dan melihat ke kanan, aku melihat kelompok besar mayat disebelah kanan hanya beberapa meter dariku. Kelompok di sebelah kiriku memiliki mayat yang lebih sedikit dan juga lebih jauh, tetapi masih terlalu riskan untuk dihadapi dalam ruang tertutup.

Mereka juga terseok-seok melewati pintu ruang kelas yang baru saja kutinggalkan dengan yang lainnya di dalam, jadi aku tak bisa menghindari mereka disitu. Satu-satunya yang tersisa antara aku dan mereka adalah dinding beton koridor dan beberapa loker di satu sisi dengan dinding berjendela disisi lain.

"Kau harus mencoba bertindak seperti badass kan Nero, sekarang kau akan mati karenanya." Gumamku

Aku menjauh dari tempat yang lain bersembunyi, mundur dari kelompok yang lebih besar sampai kini aku berada ditengah-tengah kedua kelompok.

"Terlalu tinggi untuk melompat keluar jendela, terlalu riskan dan banyak untuk dilawan di ruang sempit seperti ini, dan salah satu dari kelompok akan menangkapku jika aku diam saja. Aku juga tak bisa menggunakan ponselku untuk pengalih, itu sama saja dengan membunuh mereka berempat dengan menarik perhatian semuanya kesini. Bukannya itu penting, dimana pun aku melempar benda sialan itu, aku masih akan memiliki mayat yang mengikutiku." Ucapku sambil menghela nafas.

Memalingkan mukaku, aku melihat bahwa beberapa mayat dari kelompok yang lebih besar mulai menggedor pintu kelas tempat kelompokku berada. Suara benturannya juga menyebabkan mayat lainnya berkumpul di luar pintu.

"Oh ayolah."

Aku berteriak sambil berlari ke loker terdekat, dan meninju loker tersebut.

"Oi mayat tak berotak sialan, jauhi pintu itu, kesinilah bajingan aku belum mati." Aku berteriak sekencang-kencangnya sambil menendang-nendang kecil loker tersebut. Yah aku praktis bunuh diri dengan melakukan hal ini, aku melihat bahwa loker tersebut membuat gerakan kecil setelah tendanganku.

"Mereka tidak dibaut." Ucapku pelan.

Aku berlari ke loker yang lebih dekat dengan kelompok yang lebih kecil, lalu aku segera memegang tepi loker dan meletakan kakiku didepan loker sehingga menjadi tumpuan loker tersebut, lalu mendorong ke kanan sehingga mengakibatkan loker tersebut jatuh dan menimbulkan suara yang sangat keras. Cukup keras sehingga mayat yang menggedor pintu berhenti, dan berbalik ke arahku sekali lagi. Namun loker yang sekarang terjatuh itu memberiku ide.

Aku melihat kebelakang dan melihat kelompok kecil yang masih mendekatiku. Aku kemudian pergi ke belakang set loker berikutnya sambil tetap menghadap kelompok yang lebih kecil, dan memberikan dorongan kuat, lalu mendorong loker tersebut mendekati kelompok kecil itu.

Pekikan suara loker yang didorong cukup keras untuk membuat beberapa mayat yang didekat jendela, menuju kearah loker. Aku menyiapkan posisi untuk menjatuhkan mereka juga.

'Aku bisa pergi ke sisi lain tembok dan menunggu sampai kebanyakan dari mereka bergerak menuju loker…tapi.'

Aku menatap tajam mayat-mayat tersebut.

'Aku mendapatkan ide yang lebih baik.'

Begitu kebanyakan mereka sudah cukup dekat, aku mendorong loker ke kiri, menjatuhkan loker tersebut…dengan beberapa mayat di bawahnya.

Dengan tubuh mayat dibawahnya, loker tersebut sekarang setinggi tulang keringku di sisi tempatku berada, dan setinggi lutut disisi lainnya. Aku melihat apa yang tersisa dari kelompok kecil mencoba menaiki loker.

'Ini bisa berhasil.'

Aku berjalan maju menuju satu mayat yang berhasil menaiki loker dan meninju mayat tersebut dan menyebabkan mayat itu jatuh kebelakang dan menyebabkan dua lainnya tertabrak dibawah tubuhnya. Melihat ruang, saya mengambil carving knifeku dan memegangnya dengan pegangan terbalik dan mulai berlari menuju ruang kecil itu, melompat dari loker dan melewati mayat yang tergeletak ditanah.

Saat mendarat, aku melihat mayat terdekat terakhir dari kelompok itu dan tanpa membuang waktu aku memutar pegangan carving knifeku dan menebas kepala mayat tersebut membuatnya terjatuh dan mati sekali lagi. Aku berbalik dan melihat kekacauan yang kutimbulkan.

"Oke sekarang mari kita pastikan mereka menjauhi pintu kelas tersebut." Ucapku

Karena tidak ingin mengambil resiko, saya menuju loker yang jauh dan menjatuhkannya juga, memastikan bahwa kedua kelompok akan menjauh dari ruang kelas dan tangga.

Setelah memperhatikan mereka beberapa detik dan memastikan mereka kehilangan minat ke pintu kelas, aku berbalik dan lari. Wajahku menunjukan seringai menyebalkan dan aku merasa seperti orang badass.

Setelah memastikan jarak yang jauh dari kelompok mayat tersebut, saya menghabiskan waktu memeriksa ruang kelas sampai saya menemukan yang kosong, lalu masuk ke dalam sehingga saya bisa mengerti arah.

Saya mengambil kursi terdekat dan memutarnya ke arah pintu sebelum akhirnya duduk diatasnya. Lalu aku menghela nafas panjang.

'Sialan aku harus berhenti mencoba bersikap keren di depan para gadis cantik, jangan sampai aku bergabung dengan orang mati begitu cepat.' Pikirku.

Setelah istirahat beberapa menit, saya memikirkan situasi saya saat ini.

'Begitu banyak untuk bekerja sama, sekarang aku malah sendirian. Namun mereka seharusnya baik-baik saja, dan karena aku memberikan mereka ide tentang menggunakan alat untuk membuat barang, setidaknya aku mempunyai harapan bahwa mereka akan pergi ke bengkel kelas dan Kohta dapat menggunakan mode komandonya.' Pikirku.

Aku kemudian melihat ke luar jendela.

'Matahari sudah mulai terbenam, jika aku ingat dengan benar, di episode ke 2 dimana matahari mulai terbenam, bagian dalam lorong sekolah mulai dibanjiri mayat. Berarti akan lebih sulit bagiku untuk bergerak nantinya. Sekarang kelompok Takashi tinggal di ruang fakultas antara episode 2-3. Namun aku tidak tahu berapa lama mereka akan tinggal disana, karena kedua episode itu saat matahari terbenam.'

'Aku bisa menuju kesana dan bertemu kelompok di sepanjang jalan. Hmm sepertinya untuk saat ini saya harus menuju ruang fakultas. Menilai dari warna langit, anggota kelompok lainnya pasti akan segera menuju kesana juga.'

avataravatar
Next chapter