3 Chaos

*Nero POV*

"Aku harus pergi kekamar mandi sebentar pak." Ucapku segera keluar kelas

'Ini mungkin bukan ide terbaikku, tapi aku akan membuatnya berhasil. Aku masih bisa berjaga di gerbang depan dari tempat lain. Jika zombie itu muncul, kurasa guru tidak akan punya banyak waktu untuk memarahiku sebelum kepanikan dimulai.' Batinku

Dengan pemikiran itu, aku segera menuju lorong yang bisa melihat jelas pemandangan gerbang depan dan juga tempat biasanya Takashi merenung.

Setelah 30 menit menunggu dengan mata terpejam, tiba-tiba terjadi sesuatu, namun bukan zombie yang menyerang, tetapi Saya yang terlihat marah dan mengomel berjalan melewatiku.

'Apa yang membuatnya marah.?' Batinku bertanya-tanya sambil menatapnya

"Hm bukankah dia akan mengganggu Takashi tentang membolos kelas dan hal-hal lain." Gumamku

Namun aku segera menyadari sesuatu

'Bukankah Saya juga ikut membolos, dan kelihatannya dia habis bertemu dengan…'

"SHIT" umpatku menyadari bahwa ini akan segera dimulai. Aku segera melompat dari dinding dan berlari menuju gerbang sekolah untuk menyelamatkan satu orang yaitu Kyoko-sensei. Dengan cepat aku berlari dan saat itu aku melihat guru olahraga yang tergigit sudah mati, aku melihat Kyoko-sensei mendekati mayat guru tersebut. Aku segera berteriak kepadanya.

"KYOKO-SENSEI MENJAUHLAH." Teriakku.

Kyoko-sensei yang mendengarku menengok dengan bingung

"Huh."

Namun ternyata itu menjadi kesalahan fatal karena guru tersebut bangkit dan berubah menjadi zombie. Guru tersebut meraih Kyoko, dia yang merasakan ada yang menyentuhnya berbalik dan menghela nafas lega karena guru tersebut tidak apa-apa. Namun guru tersebut mencengkram Kyoko dengan erat dan hendak menggigitnya

"Te-teshima-sensei apa yang kau lakukan." Ucap Kyoko kesakitan karena cengkraman zombie Teshima memegang tangannya sangat erat

Aku yang melihat hal tersebut segera menariknya dan menendang zombie Teshima.

"BUAGHH"

Zombie Teshima terpental kebelakang, tanpa banyak berpikir aku segera menarik Kyoko-sensei dan berlari menuju kelasku untuk bertemu Miku dan mengambil tas serta persediaanku.

"Tu-tunggu Marcial-kun, ap-apa yang terjadi.?" Tanya Kyoko sambil berlari mengikutiku

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan sensei. Aku sering menonton film zombie dan kurasa kita akan mengalaminya secara nyata sekarang." Ucapku sambil terus berlari

Kami segera berlari kekelas secepat mungkin, aku tahu bahwa kami bisa sampai ke kelas sebelum kepanikan dimulai dan Takashi bisa menghampiri Rei tepat waktu, namun aku terus berlari dengan cepat agar bisa segera cepat sampai kekelas.

Setelah sampai depan kelas aku segera membanting pintu agar terbuka mengejutkan guru dan siswa lain terkejut karena aku yang membanting pintu dan melihat Kyoko bersamaku. Aku tak mempedulikan itu, aku segera menarik tangan Miku dan Kyoko-sensei dan menarik meja kami berdua kebelakang kelas.

"Kyoko-sensei, Marcial apa yang terjadi. Dan kenapa kau disini Kyoko-sensei." Ucap guru sambil menyipitkan matanya kepadaku

"Ada apa Nero-kun." Bisik Yuuki sambil melirik Kyoko yang gemetar

"Sesuatu terjadi di gerbang depan. Tetap bersamaku." Bisikku kepadanya

Kecemasanku hilang dan adrenalinku mulai terbangun. Dan segera speaker dikelasku berbunyi

'Kepanikan akan dimulai.' Batinku serius

Suara guru segera mengumumkan murid-murid mengungsi, namun tiba-tiba itu terpotong dengan teriakan panik guru tersebut sampai dia menjerit dan terdiam.

Guru didepan kelas dan para murid membeku, lalu semua orang berlari dan berteriak seperti orang gila, semua orang berebut keluar kepintu. Masing-masing berteriak sekeras mungkin.

Miku yang ingin mengikuti mereka keluar segera kutahan dan Kyoko juga menahan tangannya. Dia menengok kepadaku, aku hanya menggeleng dengan wajah serius. Dan tak berapa lama kelas pun kosong hanya tersisa aku,Kyoko dan Yuuki.

Aku perlahan bangkit dan mengambil tas lalu mengikatnya kepunggungku, lalu aku menuju pintu kelas dan menutupnya.

"N-nero-kun apa yang terjadi." Ucap Yuuki dengan suara gemetar.

"Sesuatu terjadi di gerbang depan, ada seorang guru yang digigit seseorang dan berubah menjadi mayat hidup." Kataku sambil membuka tas gitarku dan mengeluarkan gitar dan tonfaku. Aku mematahkan badan gitar dan menyisakan gagang gitar saja. Lalu aku mengambil pisau dan lakban dari tas. Segera aku melakban pisauku diujung gagang gitar itu. Aku memberikannya kepada Miku.

"Miku-chan ini, senjata untuk berjaga-jaga." Lalu aku kembali mengambil Tonfaku dan memberikannya kepada Kyoko, untuk saat ini Kyoko lebih aman jika menggunakan Tonfa yang jarak serangannya lebih luas dari pada Carving Knife. Jadi aku akan menggunakan Carving Knife untuk sementara.

"Ini Kyoko-sensei, kuharap kau bisa mengayunkan ini." Ucapku bercanda sambil memberikan Tonfaku kepada Kyoko

"Bai-baiklah." Ucap mereka sambil menerima senjata masing-masing.

"Ayo ikuti aku." Ucapku membuka pintu dengan pelan dan mengintip keadaan di kedua arah lorong. Ternyata kosong tanpa percikan darah ataupun tubuh yang mengotori lantai, aku membuka pintu sepenuhnya dan memberi isyarat kepada mereka berdua untuk tetap dekat denganku. Kami bisa mendengar jeritan-jeritan siswa lainnya. Mereka berdua menggenggam lenganku dengan satu tangan dan memegang senjata mereka ditangan lainnya

Kami melihat keluar jendela dan melihat orang-orang terlempar ke tanah, dikerumuni oleh sekelompok mayat berjalan, darah segar berceceran disegala tempat. Sementara yang masih hidup menggunakan yang lainnya sebagai umpan agar mereka bisa kabur. Dan yang terburuk yaitu orang-orang yang meninggal kembali hidup dan menggigit siapapun didekatnya. Aku merasakan mereka berdua gemeteran, aku menenangkannya,lalu menghela nafas menenangkan diri, lalu kami berjalan menuju ujung lorong dan melihat ke sudut.

Aku melihat tangga ditengah menghubungkan antar lantai. Di sebelah tangga aku melihat seorang siswa berlutut disamping siswa lain yang berada di lantai, aku tahu siswa itu sudah berubah menjadi zombie dan sedang berpesta ditubuh siswa lainnya.

Aku juga sedikit cemas melihatnya, namun aku segera menenangkan diri dan fokus pada tindakanku selanjutnya

'Ketika Takashi berada di atap, itu sudah dipenuhi dengan mayat. Berarti mayat itu pasti sudah memenuhi semua lantai bawah. Dan melihat bagaimana tangga digunakan sebagai meja makan sekarang. Bisa jadi itu sudah terjadi. Dan alasan lorong yang kami lewati kosong dan sepi adalah karena tidak ada yang punya alasan untuk lari kesini.' Batinku

Aku menyuruh mereka menunggu sebentar sambil memberikan intruksi untuk tetap berjaga-jaga. Dan aku segera menghampiri kedua siswa tersebut dengan perlahan.

'Tangganya bersih, hanya dua ini yang ada disini. Kurasa siswa yang ada dilantai itu mencoba naik kembali dan tertangkap, atau dia berlari ke bawah dan menabrak yang sekarang berpesta dagingnya.'batinku

Aku segera menghampiri zombie itu dan menusukkan pisauku ke kepalanya dan memotong ayunan ke kanan. Segera tubuh tersebut jatuh dan tak bergerak. Aku lalu melihat mayat yang berada dilantai dan memutuskan untuk menunggu dia bangun kembali. Aku mundur ke Yuuki

"Miku-chan, mayat itu akan bangun kembali, aku ingin kau membunuhnya saat dia bangun kembali, supaya kau tidak membeku nanti saat para zombie ini beramai-ramai dan kita harus melawan mereka." Ucapku lembut ke Miku

"A-apa." Ucap Miku gemetar sambil melihatku

"Miku-chan, tidak apa-apa oke. Dia sudah mati dan berubah menjadi mayat berjalan." Ucapku menenangkan, dan segera mayat kedua itu bangun dan berdiri. Aku menuntun Miku, dia memegang tombaknya dengan kedua tangan yang gemetar, aku segera mengangguk kearahnya.

Miku dengan cepat menusuk kepala mayat tersebut dengan tombak. Dia menarik tombaknya dan segera mayat tersebut jatuh tak bergerak. Miku segera terisak-isak sambil memelukku. Aku memeluknya dan menenangkannya.

"Ssttt tak apa Miku-chan." Gumamku mengelus rambutnya

Setelah beberapa menit Miku sudah tenang, kami pun segera menyusuri lorong yang bersih, aku melirik kearah jendela dan melihat matahari masih bersinar terang.

'Takashi dan Rei akan tetap di atap sampai matahari terbenang. Artinya aku harus menemukan cara untuk bertahan sampai saat itu, karena kelompoknya tak akan bertemu sampai matahari terbenam.'

Ketika aku sedang berpikir, kami mendengar erangan datang dari depan kami berdua. Aku melihat dua mayat sedang menuju kearah kami, aku menyuruh Miku dan Kyoko untuk bersandar di dinding bersamaku sambil memegang senjata kami sebagai tameng jika salah satu dari mereka menyerang. Ketika mayat tersebut berjalan melewati kita bertiga, kami segera melanjutkan berjalan, namun aku segera berpikir

'Ini tidak baik, kita akan dikepung jika aku membiarkan keduanya berjalan dan menemukan zombie lebih banyak didepanku.' Batinku.

Aku segera menghentikan mereka berdua, dan menarik mereka kearah kedua mayat tersebut

"Kyoko-sensei kamu singkirkan yang sebelah kiri, sementara Miku-chan bunuh yang sebelah kanan. Aku akan berjaga-jaga jika terjadi sesuatu kita harus singkirkan mereka, kalau tidak kita akan terkepung jika lebih banyak dari mereka ada didepan kita." Bisikku. Mereka hanya mengangguk.

Kyoko dengan gemetar mendekati targetnya dengan pelan saat sudah dekat dia dengan cepat mengayunkan tonfanya ke mayat itu, setelah mayat tersebut jatuh dia tak berhenti memukul kepalanya sampai hancur sedangkan Yuuki menusuk yang satu lagi.

Kyoko menangis dengan pelan karena sudah membunuh walaupun mereka bukan lagi manusia, tetap saja dia merasa mengerikan, aku memeluknya dan menenangkannya, kami beristirahat sebentar untuk menenangkan diri, Miku juga masih gemetar jadi aku memeluk mereka berdua.

Setelah itu kami kembali berjalan menyusuri lorong, saat berbelok ditikungan setelah lorong berakhir, kami melihat tangga lagi, tetapi tangga tersebut kosong atau lebih tepatnya semua zombie tersebut sudah mati. Aku segera mendekati mereka dan menendang badan mereka, namun mereka tak bangun lagi.

Kami menuju pagar tangga dan bersandar diatasnya, melihat kebawah sambil berpikir.

"Jika Saeko lewat sini, maka aku terlambat. Di anime lantai pertama seperti lantai dansa yang penuh dengan orang mati di dini hari.' Batinku

Aku mendesah kesal

'Aku tak bisa mengambil resiko, saya harus melalui mereka hanya untuk memeriksa apakah Saeko naik ke lantai pertama atau tidak.' Batinku.

"Ada apa Nero-kun." Bisik Miku

"Sebentar aku akan coba melihat keatas." Ucapku sambil bersandal lebih ke pagar dan mencoba melihat keatas.

"Cih tidak bisa melihat apa-apa." Kataku

"Baiklah kita harus keatas, kebawah pasti sudah banyak zombie berkeliaran, jadi satu-satunya jalan adalah naik." Ucapku ke mereka

"Baiklah." Jawab mereka

Kami segera menaiki tangga kosong tersebut, untungnya tidak ada halangan apapun di tangga, walau ada darah berceceran serta beberapa potongan daging, namun kami bertahan untuk tidak muntah atau setidaknya kedua gadis tersebut.

Kami sampai di ujung tangga, aku memeriksa kedua arah lorong dan ternyata lantai tiga memiliki beberapa tamu yang tak diinginkan berserakan.

"Sebaigan besar mayat sedang berlutut dan sibuk makan, jadi kita seharusnya bisa melewati mereka tanpa mengeluarkan suara." Bisikku dengan pelan, keduanya mengangguk

Saat aku hendak berjalan ke sisi kanan yang dimana tampak lebih sedikit zombie disana,namun aku berhenti karena aku melihat dua sosok di jendela gedung seberang.

"Hei aku melihat dua orang di gedung seberang, bagaimana kalau kita menghampiri mereka." Bisikku karena kedua orang tersebut ialah Saya dan Kohta, jadi untuk lebih aman kami harus bersama mereka.

"Tapi sisi kiri yang lorong adalah jalan menuju mereka, dan lorong sebelah kiri memiliki zombie lebih banyak didalamnya." Bisik Kyoko khawatir.

"Kita tak punya pilihan, dan selama kita berjalan dengan tenang, maka mereka tak akan menyadari kehadiran kita. Mereka buta, namun peka terhadap suara." Bisikku, akhirnya mereka berdua menyetujuinya

Aku tahu ini beresiko, namun ini untuk memperbesar kelangsungan hidup kita kedepannya, dengan bergabung bersama Saya dan Kohta kita dapat masuk ke kelompok bajingan Takashi itu dan dengan kelompok itu kita memiliki peluang selamat lebih besar daripada hanya kita bertiga.

Memperkuat diriku, aku menarik napas dalam-dalam, dan kami mulai bergerak menyusuri lorong berisi mayat yang membuatnya jauh lebih buruk adalah fakta mereka juga ada yang bergerak-gerak. Jadi kami terus melangkah ke dinding yang bebas dari zombie, menunggu yang terlalu dekat untuk lewat sebelum melanjutkan jalan. Kurasakan Miku dan Kyoko gemetar, namun aku hanya menatap mereka meyakinkan, walau diriku juga sangat tegang saat ini.

Semuanya baik-baik saja dan kami akan segera keluar dari lorong tersebut…Sampai salah satu mayat tiba-tiba ingin berbalik dan berjalan kearah Kyoko. Saat mayat tersebut terlalu dekat, Kyoko dengan insting membenturkan tonfanya ke kepala zombie tersebut dan sayangnya zombie itu membentur loker dan menghasilkan suara yang menarik perhatian zombie lainnya

Sebelum mayat-mayat tersebut dapat menangkap kami, aku segera menarik mereka berdua untuk berlari dengan cepat.

"Run." Bisikku keras, kami segera berlari dengan cepat, kami bertiga membunuh zombie-zombie yang menghalangi, setelah membunuh zombie terakhir yang menghalangi kami, kami berhenti setelah sampai keluar lorong, aku melihat kebelakang dan melihat para zombie tersebut berlari kearah kami.

Aku kemudian menuntun kedua perempuan itu untuk melanjutkan perjalanan, saat sudah semakin dekat, aku melihat Kohta melambaikan tangannya kepada kami, dengan Saya menatap Kohta dengan sedikit kesal. Menuju keduanya kami segera bergegas menghampiri mereka dan aku mengangkat tanganku balas melambai kepada Kohta

"Senang melihatmu masih hidup eh Kohta." Ucapku setelah berada didepan mereka berdua.

"Y…ya…senang melihat kamu masih hidup juga dari…apapun mereka.�� Ucap Kohta pelan

"Yah kurasa kami semua saling mengenal ya, jadi kita lewatkan bagian itu." Ucapku sedikit bercanda.

Aku kemudian menatap Saya yang sekarang menatapku dan Miku sambil cemberut, aku menghela nafas dan melihat sekeliling.

Aku melihat zombie dibelakangku tadi berbondong-bondong ke tempat kami mengalami 'Kecelakaan kecil' tadi, jadi setidaknya untuk saat ini kami aman dari mereka.

avataravatar
Next chapter