1 BAB 1 - Tekad Bayu

"Kita bertemu di Bar HoneyDay."

Bayu menyipitkan matanya ketika mendapatkan pesan itu, dengan cepat dia memasukan kembali ponselnya ke dalam saku kemudian pergi meninggalkan ruangan. Dia tidak memanggil taksi dan lebih memilih berjalan kaki meskipun jaraknya jauh, sebagai orang asing di negeri orang lain dia tidak ingin tertangkap oleh polisi.

Setelah sekian lama berjalan, ada sebuah gang kecil yang menjadi tempat nongkrong preman lokal. Dia menyebutkan kata sandi sehingga mereka membiarkannya lewat dengan mudah, dia berjalan selama 5 menit kemudian menemukan pintu tua. Tangannya terangkat dan mengetuk pintu dengan nada tertentu yang menjadi kode rahasia.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka.

Bayu mendekati meja yang berada di sudut dan melihat orang yang dia cari. "Bagaimana hasilnya?" tanyanya tanpa berniat duduk di sampingnya.

Pria itu menyatukan jari telunjuk dan jempol sebagai isyarat bahwa dia harus membayar dulu. "Kau tahu prosedurnya, kan?"

Dengan wajah dingin Bayu melemparkan segepok uang. "Katakan!" perintahnya tegas.

Pria berambut pirang itu tersenyum kemudian menghitung uangnya. "Kelompok laba-laba merah berada di Las Vegas," ucapnya sembari melemparkan peta padanya.

Bayu melihat peta itu dengan seksama dan dahinya mengerut dalam. "Bukankah ini tempat umum?"

"Apakah kau pernah mendengar pepatah bahwa tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman? Para polisi atau intel dari FBI tidak akan menyangka bahwa markas mafia akan didirikan di sana." Awalnya pria itu juga tidak percaya namun dia telah mengikuti sendiri salah satu anggotanya.

"Apakah ini bisa di percaya?" Bayu tidak ingin membuang uangnya untuk sepotong informasi palsu.

"Jangan mempertanyakan intregritasku, jika aku berbohong maka sudah lama aku mati di tangan klien. Aku lebih suka mengembalikan uang jika informasi yang ku dapatkan tidak berguna." Pria itu tidak senang karena Bayu meragukannya.

"Ok, aku akan mempercayaimu." Bayu menyimpan peta itu ke dalam saku jaketnya.

"Apakah kau memiliki kontak dengan tentara bayaran?" Meskipun Bayu adalah tentara bayaran tapi dia tidak ingin bekerja sama dengan orang yang dia kenal. Sebab masalah ini berhubungan dengan negaranya sehingga dia harus berhati-hati.

"Aku mengenal beberapa tentara bayaran, berapa orang yang kau inginkan?" Selain bekerja sebagai informan, pria itu juga termasuk dalam tentara bayaran yang bergabung dalam kelompok serigala hitam.

"Lima orang, dua sniper, dua ahli penembak jarak dekat, dan satu yang ahli beladiri." Bayu merasa jumlah itu cukup meskipun anggota kelompok laba-laba merah pasti lebih banyak.

"Ini uang mukanya." Dia melemparkan dua gepok uang kepada pria itu. "Aku ingin mereka tiba lima hari lagi."

"Serahkan saja padaku." Pria itu menepuk dadanya penuh rasa percaya diri.

oOo

Sebelum melakukan penyerangan pada markas laba-laba merah, Bayu membeli beberapa senjata di pasar gelap. Dia menggunakan masker untuk menutupi wajahnya dan mengubah suaranya agar tidak dikenali. Sebagai pusat perdagangan ilegal, di sini ada banyak orang dari berbagai kalangan yang membuatnya harus berhati-hati.

Terutama kelompok tentara bayarannya sendiri.

"Aku ingin mengambil pesananku." Bayu menyerahkan selembar kertas.

"Tunggu sebentar." Penjual itu meliriknya dari sudut mata kemudian meninggalkan Bayu untuk mengambil pesanannya.

Selama menunggu, Bayu melihat beberapa senjata yang di pajang dan menghela napas ketika melihat harganya. Uang yang dia kumpulkan hampir habis karena menyewa tentara bayaran dan membeli beberapa senjata. Dia sedikit khawatir untuk biaya kembali ke negaranya.

Sudah lama dia tidak pulang ke kampung halamannya.

Tak lama kemudian penjual kembali sambil membawa kotak panjang, dia meletakannya di atas meja kemudian membukanya. "Kau bisa mengeceknya."

Bayu mengambil salah satu pistol laras panjang yang biasanya digunakan oleh sniper, dengan cermat dia mengamatinya untuk memastikan tidak ada kekurangan. Dia melakukan hal yang sama pada senjata lain dan penjual dengan sabar menunggunya.

"Aku ambil." Bayu memberikan tas yang penuh dengan uang.

Penjual itu menerimanya kemudian memasukan uang ke dalam mesin penghitung, setelah memastikan jumlahnya sesuai dia membiarkan Bayu membawa senjatanya. "Kau bisa pergi."

Bayu tidak tinggal lama karena tempat ini cukup berbahaya, dia telah menunjukan uang dan senjatanya sehingga kemungkinan besar ada yang tertarik. Dengan waspada dia mengamati keadaan sekitar dan melihat ada dua orang yang mengikutinya, Bayu pura-pura tenang dan berjalan memasuki gang.

"Diam di tempat lalu serahkan uang dan senjatamu!"

Perampokan di pasar gelap adalah hal yang umum, mereka lebih suka mengincar orang yang pergi sendiri karena itu adalah mangsa yang mudah. Namun, mereka memilih orang yang salah karena Bayu bukanlah orang sembarangan. Dia telah hidup sebagai tentara bayaran selama lima tahun dan sering mengalami situasi hidup dan mati.

Bayu membalikkan tubuhnya kemudian meletakkan kotak senjata. "Jangan bunuh aku," katanya sambil mengangkat tangan.

Kedua orang itu terkekeh dan menodongkan pistol ke arahnya. "Jika kau menghargai hidupmu maka serahkan uangmu juga!"

"Semua uangnya sudah ku tukar dengan senjata," jawab Bayu jujur.

Mereka menduga bahwa Bayu masih menyembunyikan uang dan berjalan mendekatinya untuk menggeledah tubuhnya. "Jangan berbohong!"

Tepat ketika tangannya hampir menyentuh tubuh Bayu, dia bergerak lebih cepat kemudian mengulurkan tangan untuk mencekik lehernya. Rekannya yang terkejut segera menembakkan pistol namun Bayu malah menggunakan orang ditangannya sebagai tameng.

"Brengsek!" Orang itu sangat marah karena rekannya telah mati.

Bayu melepaskan orang ditangannya dan mereka pun terlibat dalam pertarungan, meskipun tidak memiliki senjata tapi keahlian beladirinya sangat bagus. Dia bisa menghindari peluru dengan mudah kemudian menendang tangannya sehingga pistolnya terlempar jauh. Tak ingin melewatkan kesempatan, Bayu berlari ke arahnya kemudian mematahkan lehernya.

Kraaaaaaaaakkkkkkkkkk

Bunyinya cukup keras dan orang itu mati dengan mata terbuka lebar, kebencian tergambar jelas di wajahnya karena dia tidak menyangka akan mati di tangan mangsanya. Bayu hanya menatapnya datar kemudian mengambil kotak senjatanya, hidup dan mati adalah hal yang biasa apalagi di dunia kriminal ini.

"Cih membuang-buang waktu saja," desis Bayu ketika keluar dari dalam gang.

Ada beberapa orang yang menatapnya namun dia mengabaikannya, mereka pasti sudah menduga apa yang terjadi dan tak ingin ikut campur. Namun, keserakahan terlihat jelas dari mata mereka dan jika Bayu terluka parah setelah pertarungan itu. Maka mereka akan mengincarnya kemudian membunuhnya.

Di dunia ini hanya orang terkuat yang bisa bertahan hidup.

Bayu tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika melihat dua orang yang sangat familiar, salah satunya adalah ketua kelompoknya dan dokter yang sering merawatnya. Bayu membalikkan tubuhnya dan mengambil jalan memutar karena tidak ingin bertemu dengan mereka.

Jika kelompoknya tahu tindakan nekatnya maka mereka akan menghentikannya karena memiliki hubungan baik dengan kelompok laba-laba merah. Untuk membalaskan dendam sekaligus menguak kebenaran, Bayu tidak memiliki pilihan lain selain mengkhianati kelompoknya.

"Tidak ada orang yang bisa menghentikanku."

-TBC-

avataravatar
Next chapter