webnovel

Sunshine Be You

" Jatuh cinta? " Batin Alfiya. Alfiya adalah gadis pendiam dan sangat tertutup. Parasnya yang cantik tentu membuat siapa pun yang melihat nya akan tertarik. Namun Alfiya tidak mau mencoba namanya jatuh cinta. Karna menurut nya hanya membuang waktu saja. Pada suatu hari Alfiya selalu diganggu Bintang. Bintang yang awalnya hanya ingin mengggagu ternyata juga menaruh hati kepada Alfiya. Namun, yang menjadi kendalanya adalah penyakit Bintang yang semakin hari semakin membuat nya takut. Ia bukan takut untuk mati. Melainkan ia takut meninggal kan Alfiya. Akankah mereka bersatu? Ataukah hanya menjadi cerita masa lalu?

Eyaa20_ · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

Bagian 3

Hari ini Alfiya piket, ia berangkat sangat pagi karna ia tidak mau dihukum karena tidak piket. Setelah piket Alfiya memutuskan untuk ke perpustakaan sebentar, karna bel masuk masih lama. Fiya meminjam beberapa buku untuk ia bawa pulang. Perpustakaan sekolah merupakan sekolah kedua bagi Fiya. Selain untuk belajar, perpustakaan juga bisa ia jadikan tempat istirahat. Alfiya pun kembali ke kelas , saat ia akan duduk di bangku nya ia tidak sengaja melihat bangku di belakangnya kosong. Awalnya Fiya ingin bertanya kepada Ari, teman sebangku Bintang. Namun ia urungkan. "mungkin dia telat "batin Fiya dalam hati. Sesungguhnya ia khawatir, namun ia berusaha keras untuk menutupi nya.

"lo kenapa fi? Kok kayak nya sedih gitu? Biasanya kan muka lo galak gitu. " ocehan Nadia.

"nggak papa. Gue laper. "bohong Fiya.

"Lo mau bolos? Ayo! Gue mau kok. " ajak yoja.

"ih . Nggak ah. Nanti waktu istirahat kan bisa. " tolak Fiya.

"Ri, Bintang mana? "tanya yoja kepada Ari.

"Katanya Alim dia sakit. "jawab Ari.

Deg dalam hati Fiya ia sangat ingin tau Bintang sakit apa. Padahal baru tadi malam mereka bertemu apakah karena mereka pulang terlalu malam? Atau Bintang kecelakaan waktu pulang? Banyak sekali pertanyaan yang ada dikepalanya ia pendam sendiri.

"Dia kan naik sepeda. " lirih Fiya namun dapat terdengar oleh nadia. Karna Nadia duduk di sebelah nya.

"kenapa Fiya? " tanya Nadia , karena perkataan Fiya yang tidak jelas .

"gapapa." Elakkan Fiya.

"Bisa sakit juga ya tu anak. Pantes sepi, orang tukang berisik nya sakit. "ucap yoja.

"yaelah ja. Namanya aja manusia. "balas Ari.

×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

"Tang, " pangil mama membangunkan Bintang, dengan tangan kanan mengelus elus kepala Bintang. Bintang sedikit membuka matanya karena merasa di panggil dan ada yang menyentuh kepala nya . Bintang masih sangat lemas, dan masih memakai selang alat bantu bernafas.

" Makan dulu ya nak, habis itu minum obat. Mama suapin ya? "Tawar mama.

Bintang hanya mengganggukkan kepala nya pasrah. Hal inilah yang tidak ia sukai semua saat ia sakit. Ia merasa tidak berguna dan hanya menyusahkan. Kalau bukan karena Bintang kasihan kepada orang yang peduli dengan nya, mungkin Bintang sudah tidak di dunia. Sebenarnya Bintang jenuh hidup seperti ini, ia hanya ingin hidup selayaknya remaja di usia nya. Tanpa ada penyakit ditubuh nya. Namun fisik nya menolak. Bintang akan langsung drop ketika lelah, belum lagi kalau Bintang pingsan, hal itu justru yang akan membuat nya malu.

Setelah makan dan minum obat Bintang pun kembali memejamkan matanya lagi. Ia akan beristirahat total agar cepat pulih. Ia benci keadaan seperti ini.

"Bintang."panggil Fiya.

Fiya tersebut lebar kearah nya. Senyum Fiya terlihat manis dan sangat tulus. Saat Fiya akan berlari kearahnya, Tiba-tiba ada mobil melaju dengan kencang. Mobil itu akan menabrak Fiya. Dengan sekuat tenaga Bintang lari lalu mendorong Fiya. Bintang tertabrak mobil. Semua nya gelap, Bintang tidak bisa melihat apapun. Namun anehnya Bintang tidak merasakan sesuatu. Bahkan Bintang tidak merasakan sakit.

"Masa gue mati. Cemen banget donk gue. Baru gitu aja udah mati. "lirih Bintang. Ia melihat secercah cahaya . Fiya. Bintang melihat Fiya. Fiya mengulurkan tangan nya untuk Bintang.

"Lemah banget sih. " ejek Fiya

"Mas Bintang,bangun mas shalat subuh dulu,udah jam 6 lo . "titah emak.

Bintang yang sadar pun langsung tersenyum. Ternyata hanya mimpi. "ngapain coba gue ngimpi in Fiya. Ada ada aja deh. "batin Bintang dengan menggeleng gelengkan kepala nya bingung.

"kalo masih lemas sambil duduk aja mas, " ucap emak.

"ngga kok mak, udah kuat. "jawab Bintang.

Hari ini Bintang sudah lepas alat bantu pernapasan, tapi ia masih harus istirahat. Mamanya juga belum memberikan izin untuk berangkat ke sekolah.

********************************

I maybe not yours and you're not mine

But I'll be there for you when you need me

It is only me

Believe me girl, it's only me

Yeah, it's only me!

I will always be the one who pull you up

When everybody push you down

And it's only me

It's only me milik Kaleb J terdengar sangat keras dari kamar Bintang. Setelah ditinggalkon Caca Bintang sering memutar lagu ini. Caca adalah perempuan yang terdapat di figura kali itu. Caca juga perempuan yang disayang I Bintang. Bintang sangat terpuruk saat Caca meninggal kan nya begitu saja, saat Caca tau Bintang sakit dan tidak akan bertahan lama. Namun sampai sekarang Bintang yakin Caca punya alasan.

"Kenapa lo tinggalin gwe? . "tanya Bintang sembari menatap Bintang yang ada di langit. Ia cukup lama duduk di jendela untuk melihat bintang bintang dari dalam kamarnya. Akhirnya Bintang memusatkan untuk turun dari jendela dan memutuskan untuk istirahat , karna besok pagi ia akan sekolah setelah 3 hari izin. Tidak lupa Bintang meminum obat yang sudah disiapkan mamanya dibalas. Saat mengembalikan gelas di nakas,mata Bintang berhenti pada foto di samping gelas. Tanpa ia sadari bibir nya sedikit tertarik ke atas, ia membayangkan betapa indahnya hari harinya dulu bersama Caca. Selain cantik Caca juga perempuan yang baik dan ramah. Hal itu yang membuat Bintang sulit untuk melupakan nya. Bintang pun meletakkan Kembali figura itu kembali ke tempat nya.

" gue kangen lo Ca, "lirih Bintang, ia pun memejamkan matanya lalu istirahat. Ia tidak ingin terlihat lemas saat kembali ke sekolah .

.#################################### ############### ########################

"pagi pak. " sapa Fiya kepada pak Nardi

"Pagi neng, pagi banget neng. Masih sepi lagi, piket?" tanya pak Nardi.

"nggak kok pak. Lagi pengen aja. " Jawab Fiya. Fiya pun berpamitan untuk ke kelas nya Lalu menundukkan sedikit badannya kepada pak Nardi. Ketika ia berjalan di Koridor sekolah Fiya seperti melihat Bintang. Benar saja itu Bintang. Saat akan Meghapiri Bintang, ada seseorang yang memanggilnya dari belakang. Saat Fiya menoleh ternyata Fiya dipanggil kedua sahabat nya. Fiya pun mengurungkan niat nya untuk menghampiri Bintang, dan hanya bisa menatap punggung Bintang perlahan menjauh.

"lo piket? Kok udah berangkat?" tanya Nadia.

"Fiya kan udah piket 3hari yang lalu. " jelas yoja.

"Oh iya lupa. Yuk masuk kelas ." ajak Nadia sembari merangkul kedua pundak sahabat nya untuk ke kelas mereka bersama-sama. .

Setelah sampai di kelas mata Fiya tidak beralih dari Bintang. Begitu pula sebaliknya. Mata mereka bertemu cukup lama.

"hay, apakabar? " tanya Bintang kepada Fiya dengan senyuman yang tidak luntur di bibir nya.