1 Pengenalan tokoh

Dina Apriliani adalah seorang gadis berusia 18 tahun yang duduk di bangku SMA kelas XII. Memiliki postur tubuh ideal dengan tinggi 158cm dan berat badan 45kg.

Tergolong murid paling populer karena kejudesannya terhadap lawan jenis. Sifat judesnya terlahir karena Dina harus menjadi anak Broken home sejak usia 14 tahun.

*****

Soraya, Merupakan ibu dari Dina. Berumur 40 Tahun, tetapi memiliki postur tubuh dan perawakan seperti anak muda.

Merupakan wanita karir yang sangat jarang pulang kerumah dengan alasan pekerjaan diluar kota.

*****

Raditya Kurniawan, pria kantoran yang baru menginjak usia 30 Tahun. Memiliki postur tubuh yang hampir seperti idol Korea.

Merupakan pria yang akan menikah dengan Dina dan Soraya.

*****

Reynaldo laksmana, merupakan teman akrab Dina. Memiliki perasaan mendalam dengan Dina, tetapi tidak dapat mengungkapkan karena takut merusak hubungan pertemanan mereka.

.

.

.

Cerita ini dimulai ketika...

*prang!!!* (bunyi piring pecah)

"Mama kapan sih bisa ngertiin perasaan Dina?! *hiks Kenapa mama selalu saja sibuk dengan kerjaan mama sampi lupa pulang kerumah!" (teriak Dina yang sedang menghakimi dengan mamanya diruang makan).

"Sayang... Mama kan kerja juga buat nyekolahin Dina? Kalau mama ga kerja terus siapa yang mau biayai hidup kita?" (bela ibu Dina dengan nada lembut).

"Enggak! mau berapa kali pun mama bohong Dina tetep gapercaya! selama ini mama pulang kemana? Lupa untuk mengurus Dina, jarang kabarin Dina. atau mama sudah..." *plakk! (tamparan keras karena Soraya sudah sangat emosi dengan kelakuan Dina di pagi itu)

.

Suasana mendadak menjadi hening beberapa saat.

.

"Makasih ma, ini sudah tamparan mama yang kesekian kalinya tiap mama pulang kerumah" (menyiapkan peralatan sekolah dengan raut wajah yang kecewa).

"Sarapan dulu ya Din," (bujuk mama Dina)

"Gak! Dina udah kenyang berkat tamparan mama tadi! Dan juga, jangan siapin bekal buat Dina. Dina bukan anak kecil lagi!" (tegas Dina sambil meninggalkan ruang makan)

*srrrk ibu Dina yang duduk termenung dengan mata berkaca kaca.

*di sekolah

"Hei Din!" (sapa seorang teman Dina di halaman sekolah)

"Masih pagi jangan teriak teriak oon!" (jawab Dina yang masih terbawa emosi tadi)

"Lagian elu masih pagi udah kusut aja tuh muka, ada apa sini cerita sama mas Aldo" (Rayu Aldo ke Dina)

"Udah ah biasa. Yuk masuk kelas, bel udah bunyi tuh" (jawab Dina sambil menutupi masalah yang terjadi).

.

*teng teng teng... (bel istirahat sekolah)

"Heh elu ada apasih kok masih aja kusut tuh muka? kebelet berak?" (tanya Aldo yang masih bingung sambil bercanda)

"Gua lagi datang bulan! Kenapa emang?" (jawab Dina yang buat Aldo jadi takut buat ganggu)

"Ya udah si jangan ngegas. Daripada dikelas terus ke kantin aja yuk, laper nih" (Ajak Aldo agar Dina jadi sedikit tenang)

"Kebetulan tadi juga belum sarapan. yuk, tapi bayarin ya" (bujuk Dina dengan raut wajah ala anak cewek pms)

"Yaudah deh gpp daripada di terkam macam lagi pms" (jawab Aldo sambil bergumam)

"Apalu bilang!" (gertak Dina yang dengar jawaban Aldo)

"Enggaaaakkk".....

.

*sepulangnya sekolah

"Ayok naik" (tawaran Aldo buat pulang bareng Dina)

"*naik motor Tumben tumbenan lu peka" (canda Dina yang moodnya udah mulai baik lagi)

"Iya dong... apasih yang engga buat neng Dina" (rayu Aldo)

"Jan Ngadi Ngadi lu ye" (jitak kepala Aldo)

"Sakit woy" (teriak Aldo di jalan pulang)

"Oiya, untuk tugas kelompok kita kerjain hari Minggu aja gimana? dirumah lu ya?" (basa basi Aldo Mencari bahan pembicaraan)

"Boleh aja, nanti gue siapin camilan. elu yang kerjain tugasnya, oke?" (tawaran Dina ke Aldo)

"Hah... udah ketebak Din.. Din.." (Hela Aldo yang pura pura males, padahal seneng boleh main kerumah Dina)

*sampai rumah Dina

"Makasih ya do, udah anterin sampe rumah. jadi ngrepotin" (ucap Dina)

"iya sama sama, kaya sama siapa aja lu pake terima kasih segala" (canda Aldo)

"Ooo jadi gaperlu terima kasih nih?" (ucap Dina sambil lepas helm)

*Aldo langsung tancap gas karena takut dijitak pake helm lagi

"Woy do helm lu nih! ah elah penakut banget jadi bocah" (teriak Dina sambil jalan masuk ke rumah)

.

*mengambil surat diatas meja

"hmmm sudah kuduga. siapa juga yang berharap lebih!" (tegas Dina setelah membaca surat dari ibu nya yang sudah pergi lagi untuk ke luar kota lagi)

avataravatar
Next chapter