1 PROLOG

“ kumohon tolong aku…tolong…nona tolong aku….”

Mio memasang heatset di telinganya dengan menaikkan volume ke maksimal. Berjalan seolah tidak mendengar apapun.

“nona, aku tahu kau bisa melihat! Akupun memiliki kelebihan itu saat aku masih hidup. Tolonglah aku.” Dia melayang dengan tetesan darah mengalir. Mendekati Mio seakan akan menempel saja. Uch ! Mio merasa ingin menangis saat ini.

“aku tahu cara akar menekan keistimewaanmu ini! Aku akan memberitahumu jika kamu membantuku!”

Mio masih berjalan seolah tidak ada apa-apa selain pejalan kaki di jam santai kota. Namun Dia – sang hantu dengan pakaian pengantin lengkap it uterus mengikuti Mio. Meski darah terus-menerus merembes diantara serat kain gaun pengantin putih tulang, wajah hantu itu tetap terlihat cantik dan bersih. Tapi please, secantik apapun itu jika tubuhmu berlumuran darah, maka orang normal akan tetap pinsan ketakutan!

Satu yang pasti jika melihat bentuk hantu itu, pertama, dia adalah hantu baru yang bias dipastikan kematiannya tidak lebih dari sepekan. Kedua, itu adalah roh murni yang tidak menyimpan dendam meskipun kematiannya pasti tidak wajar. Mungkin dia dibunuh? Atau kecelakaan dengan sengaja? Baik, Mio menyadari dia mulai memikirkan hantu ini.

Akhirnya dengan dengungan terus-menerus hantu itu, Mio berbelok di gang sempit dan sepi. Memastikan jauh dari jangkauan cctv kota, menengok memastikan dia seorang diri –maksudnya seorang diri manusia. Karena jika selain manusia, bahkan diatas kepalanya selain hantu di depannya tetap bermunculan mahluk-mahluk aneh. Barulah saat dia yakin hal itu, Mio berhenti.

“apa yang kamu inginkan? Aku yakin ini bukan balas dendam.”

Secercah harapan jelas terlihat di raut wajah hantu itu.

“tubuhmu berlumuran darah namun tidak berbau anyir. Meski kamu sudah mati, kamu masih memakai pakaian terakhirmu, itu berarti kematiannmu dibuat bukan? Itu menghalangimu naik. Tapi kenapa wajahmu bersih? Seharusnya jika tidak ada dendam, kamu bias langsung naik tanpa beban dari dunia ini.”

“ka…kamu tahu?”

Tentu saja Mio tahu! Sudah berapa hantu yang mendatanginya dengan keluhan yang berbeda-beda? Saking banyak dan seringnya, Mio seolah-olah menerima dan merekam hal itu baik permasalahan maupun penyelesaian dengan baik di memorinya.Hantu dengan dendam yang belum terselesaikan permasalahannyaakan terlihat berwajah buruk . walaupun dendam itu hanya sekecil biji kacang. Tapi didepannya, wajah hantu ini cantik meskipun terlihat pucat. Serta sangat bersih. Bahkan bau anyir maupun apek khas mayat sama sekali tidak tercium darinya.

“ ini tidak sulit. Hari ini adalah hari pernikahanku. Seharusnya dua jam dari sekarang di Gedung Sembilan belas hotel amazon. Aku hanya ingin kamu menemui calon suamiku. Dia adalah Sean. Guan Osean O’neil.”

“lalu?”

“katakana padanya, bahwa aku—Grace Anatasya William telah mati.” Wajah hantu itu terlihat sakit dan sedih. Oh…oh… Mio paling benci melihat hal ini. Apa ini? Cinta sejati? Saying sekali itu bukan cinta sehidup semati. Takdir memang terkadang kejam. Gadis secantik ini pasti memiliki lelaki yang memikat.

“aku akan mengatakannya.” Mio mengangguk mantap. Kalua hanya mengatakan hal itu, itu tidak akan menjadi masalah.

“kalau begitu aku pergi dulu.” Mio akan berbalik ketika dia kembali dicegat. Mendapati wajah pucat yang berdiri dihadapannya secara tiba-tiba, Mio berdecak kesal.

“apa lagi?”

“ada lagi. Ini yang tepenting. Katakana padanya untuk mengubah semua hak warisku ke saham miliknya. Mintalah dia membuka laci terakhir di kamarku. Kunci ada dibawah almari paling kanan. Disana aku sudah menulis surat wasiatky untuk meyakinkan keluargaku. Jangan biarkan sahamku menjadi milik kakakku ataupun keluargaku.”

Apa ini? Perselisihan keluargakah? Mio mulai memikirkan drama mellow dramatis yang biasa mamanya tonton. Perebutan warisan, bunuh -membunuh, kecurangan. Mungkin saja Grace ini memiliki kelebihan membaca masa depan? Lalu dia melihat dia akan mati dibunuh dan tidak bisa menghindar jadi dia menulis wasiat terlebih dahulu? Wah! Apa kali ini aku salah mau menolong? Mio jadi sanksi untuk membantu. Jangan-jangan dia nanti akan menjadi bagian dari kerusuhan keluarga itu.

“tolong…kumohon…agar aku bisa tenang pergi.”

“oke.”

“jadi, sekarang katakan padaku bagaimana menekan indigoku.”

Jujur saja, kekuatan indigo yang diturunkan dari garis kakek terlalu kuat. Hingga bagaimana dia melihat hantu seolah-olah itu sangat nyata. Bahkan terkadang Mio sulit membedakan mana itu manusia,mana itu hantu yang menyamar. Itu jelas mengganggunya. Terutama masalah sosialnya. Jika indigo lain melihat mereka samar-samar, maka mata Mio memvisualkan mereka sangat jelas dan nyaris seperti manusia.

Atau dia akan melihat arwah penuh dendam dengan sangat jelas, arwah baru yang kebingungan atau yang lainnya. Itu sangat menjengkelkan. Dia tidak mau lagi di cap aneh karena muntah tiba-tiba di tempat umum. Orang lain akan melihatnya muntah tanpa sebab. Namun Mio jelas kadang terlalu jijik dengan bau anyir darah hantu penuh dendam yang mengikutinya.

“sebenarnya dengan auramu, mustahil untuk menekan penglihatanmu.”

“kamu mengatakan kamu tidak bisa memberitahuku solusi?” aih! Sia-sia dia mendengarkan curhatan hantu ini!

“tentu ada! Aku memang tidak bisa membantumu menekan indigomu. Namun aku bisa memberitahumu bagaimana membedakan hantu yang menyamar menjadi manusia.”

“bagaimana?”

“itu mudah. Kamu hanya perlu melihat dahi mereka dengan konsentrasi. Setiap mahluk yang terlepas dari raga memiliki titik jiwa yang terletak di dahi mereka. Lihatlah! Jika ada titik di dahinya baik itu berwarna hitam, terang, maupun abu-abu, mereka jelas bukan manusia.”

Mendengar penjelasan Grace—oke, Mio mulai mengingat nama hantu ini T_T. mio mau tidak mau melihat kearah dahi Grace dengan fokus. Benar… ada titik terang seukuran biji kopi diatas dahinya. Bahkan ponipun tidak dapat menghalangi titik itu.

“aku tidak tahu akan semudah itu mengenalinya. Kakek sialan itu tidak pernah memberitahuku sebelumnya!” Mio bergumam kesal. Mengingat bagaimana eksentrik kakeknya yang dengan sangat jahat tidak memberitahukan hal sepernting ini padanya walau dirinya sering kali ketakutan.

“terimakasih sudah memberitahuku…” Mio bersungguh-sungguh . Namun kalimatnya belum sepenuhnya selesai, sosok itu sudah menghilang. Itu terlihat seperti serpihan debu berwarna putih bersih yang berputar sebelum sepenuhnya menghilang. Mio tidak bisa tidak takjub.

“seberapa murni roh gadis itu? Bahkan menghilangnya pun sangat indah.”

Mio tidak perpikir banyak. Semua hantu akan menghilang jika pengganjalnya telah terselesaikan. Nah! Mio lupa satu hal. Ini… bagaimana dia menjelaskan pada calon mempelai Grace bahwa calon istrinya telah mati? Tidak mungkin kan Mio datang dengan tidak diundang lalu berkata,

“ Hai Sean, aku utusan Grace, aku Cuma mau bilang bahwa calonmu sudah meninggal. Tadi dia yang pesan padaku.” Aih! Bukankah dia akan langsung masuk penjara?

***

avataravatar
Next chapter