17 Kusakabe HIDE

(POV Hide)

Aku sangat heran. Kenapa sih semua anak menyukai Akemi? Apa hebatnya dia? Nilai fisikanya saja rendah. Kalau urusan cantik, ada Sera yang lebih cantik—lebih anggun pula. Sifatnya baik? Semua anak juga baik, kok. Apa lebihnya sih, si Akemi itu? Kenapa banyak anak yang suka sama Akemi?

Aneh.

Aku tidak iri, aku cuma meluruskan kalau Akemi itu biasa saja. Anak-anak Kelas 1-F terlalu menganggapnya berlebihan. Kasihan Sera, jadi terpinggirkan. Jika dibandingkan dengan Sera, Akemi sangat kalah jauh dalam hal apapun. Percaya padaku, Akemi itu biasa saja.

Sudah, sudah, kalau ngomongin Akemi aku suka emosi. Sekarang, aku akan membahas tentang kekuatan anehku. Tidak. Ini bukan kekuatan aneh. Ini kekuatan spesial. Kekuatan yang berbeda dengan kekuatan yang lainnya.

Kekuatan spesialku adalah: Kalau aku melihat seseorang berkedip, orang itu akan tertawa terbahak-bahak.

Jui-sensei adalah orang yang paling sering terkena kekuatan spesialku. Ketika sedang mengajar, dia sering tertawa terbahak-bahak.

"Jadi, apabila permasalahannya seperti ini, kalian harus memakai—Hahahahahahaha." Jui-sensei tertawa terbahak-bahak.

Semua anak menoleh ke arahku.

"Hide-hentai!! Jangan liat matanya Jui-sen—Hahahahahaha." Nana juga ikut tertawa, aku tidak sengaja melihatnya berkedip.

Setiap kali aku melihat orang berkedip, orang itu akan langsung tertawa. Orang yang sedang melamun pun akan langsung tertawa ketika aku melihatnya berkedip. Siapapun yang terkena kekuatan spesialku akan dikira orang gila.

Orang yang kena kekuatan spesialku akan tertawa minimal selama 30 detik. Kasihan juga sebenarnya karena harus dipaksa tertawa. Setelah tertawa mereka selalu terlihat kelelahan. Tapi, biarlah itu musibahnya mereka.

"Oi, Hide. Besok kau mau—Hahahahaha." Rock tertawa

"Aku sudah bilang, jangan berkedip!"

"Hahahahahahaha." Rock tertawa terus.

Lama-lama kesal juga, ya.

"Hide—Hahahahahaha." Kensel tertawa.

Belum juga ngomong udah ketawa. Haduh...

Lumayan berat juga ya, kekuatan spesial ini. Makanya, gara-gara kekuatan spesial ini, sebisa mungkin aku selalu menghindari kontak mata. Kalau aku bicara tanpa menundukan kepala, lawan bicaraku pasti akan tertawa.

Selain anak Kelas 1-F, orang lain juga banyak yang menjadi korban kekuatan spesialku.

Suatu hari, ketika aku duduk di taman, tanpa sadar aku memperhatikan seseorang yang akan menembak cewek. Aku fokus memperhatikannya.

"Sebenarnya, sudah lama aku menyimpan perasaan ini."

"Perasaan apa?" tanya si cewek, malu-malu.

"Perasaan—Hahahahahahahaha." Orang itu tertawa terbahak-bahak.

"Loh, kamu kok ketawa sih? Kamu main-main, ya?"

"Hahahahahahahaha." Orang itu tidak bisa berhenti tertawa.

"Ya sudah, aku pulang!" Cewek itu ngambek dan langsung pergi.

Meski tertawa, anehnya orang yang nembak itu malah mengeluarkan air mata. Haduh kasihan. Setelah kejadian itu, aku langsung kabur.

Kekuatan spesialku juga bisa berguna. Contohnya, ketika ada orang yang sedang berantem, mereka jadi damai gara-gara kekuatan spesialku.

"Mau lo apa sih!"

"Lah, lo ngapain dor—Hahahahahahaha."

"Eh, malah ketawa. Apa yang lucu?!"

"Hahahahahahaha"

"Gua pukul juga lo—Hahahahahaha."

"Hahahahahahaha"

"Hahahahahahaha"

"Hahahahahahaha"

"Hahahahahahaha"

Di sepanjang jalan, mereka berdua tertawa terus-menerus sampai akhirnya kelelahan dan gak jadi berantem. Orang-orang yang melihat langsung menelpon rumah sakit jiwa.

***

Semua anak Kelas 1-F pernah merasakan betapa mengerikannya kekuatan spesialku. Kecuali Sera dan Akemi. Aku tidak tega melihat Sera kalau sampai terkena, jadi aku hati-hati kalau sama Sera.

Sedangkan Akemi, rasanya dia tidak pernah berkedip. Aku sudah sering melihatnya dari jauh, dia tidak pernah berkedip sama sekali. Apa mungkin dia berkedip ketika aku berkedip juga, ya? Makanya tidak kelihatan.

Ketika jam istirahat, aku menantang Akemi untuk berduel.

"Akemi, aku ingin menantangmu. Ayo adu tatap denganku, yang tertawa duluan kalah. Bagaimana?"

"Hmm, boleh deh. Aku juga lagi bosan," balas Akemi dengan nada bosan.

"Hide, apa maksudnya ini? Aku juga pengen tatap-tatapan sama Ake—Hahahahahaha." Belum apa-apa Hoshi sudah K.O.

Baiklah pertandingan dimulai!

Kami sudah mulai bertatap-tatapan.

Mataku dan Akemi saling fokus memandang satu sama lain. Tenang saja, aku tidak mungkin jatuh cinta pada Akemi. Palingan Akemi yang bakal jatuh cinta padaku.

Sekarang sudah lewat satu menit, Akemi belum juga berkedip.

Tiba-tiba, Akemi menunduk sebentar dan kembali lagi.

"Hoi, kau curang! Kau pasti berkedip saat melihat ke bawah!"

"Tidak, kepalaku agak sakit tadi," balas Akemi.

Ah, itu pasti cuma alasan.

"Jangan diulangi, kalau diulangi kau yang kalah!"

"Baiklah..." Akemi menurut saja.

Mata kami kembali saling bertatapan. Beberapa anak melihat pertandingan kami berdua. Tapi, aku tidak memperdulikannya. Saat ini, aku sedang fokus ingin segera mengalahkan Akemi.

Satu menit sudah lewat lagi, Akemi belum juga berkedip.

"Hide! Lihat Sera sedang telanjang!" Akemi menunjuk ke samping.

"Mana???" Dengan refleks aku langsung menoleh. Ternyata Sera tidak telanjang.

Sial, Akemi menipuku lagi. Pasti dia berkedip ketika aku menoleh ke Sera.

Kami berdua bertatapan kembali. Kali ini aku akan benar-benar serius. Aku tidak akan terkecoh lagi oleh tipuan Akemi.

Satu menit sudah lewat lagi, Akemi masih belum berkedip juga.

"Hide! Sera masih nenen sama mamanya!"

"Hahahahahahaha." Dengan refleks aku langsung tertawa.

Sera yang dari tadi memperhatikan, langsung geram pada Akemi.

"AKEMI!!!!!!" Sera berteriak.

Ah sial, aku yang kalah. Aku sudah tertawa. Akemi pasti berkedip dengan sepuasnya ketika aku sedang tertawa.

"Sudah ya, Hide. Kamu yang kalah."

"Hahahahahaha. Iya, iya. Ah, sialan. Iya kau yang menang. Sudah pergi sana," kataku sambil menahan tawa.

"Ini kan bangkuku Hide. Kamu yang harusnya pergi."

"Oh, iya. Hahahaha, maaf-maaf. Aku pergi dulu, daah."

Sialan, aku dipermainkan Akemi. Ternyata Akemi memang hebat, ya. Eh...

-------------------------------------

Murid Aneh 14: Kusakabe HIDE

Kekuatan Aneh: Devil Laugh

Letak Bintang: Atas Mata Kiri

avataravatar
Next chapter