webnovel

Kikuchi OTA

Tahukah kamu, sesuatu yang disebut dengan Oksigen? Oksigen adalah suatu zat yang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. Walaupun oksigen tidak terlihat, tapi oksigen memberikan kita kehidupan.

Tanpa oksigen, kita tidak bisa hidup. Tanpa oksigen, kita tidak bisa main game dalam waktu yang lama. Tanpa oksigen, kamu tidak bisa menikah. Jangankan menikah, hidup saja tidak bisa. Jadi, kita harus berterimakasih pada oksigen. Begitu juga pada penciptanya.

Pernahkah kalian membayangkan hidup tanpa oksigen? Aku sendiri tidak pernah membayangkannya. Aku mulai merasakan betapa pentingnya oksigen, ketika bertemu dengan salah satu murid di kelasku yang bernama Ota. Dia mengidap kekuatan aneh. Daripada kekuatan, aku lebih senang menyebutnya segabai bencana alam.

Kekuatan aneh Ota adalah: Ketika dia tertidur, oksigen di dalam ruangan akan menghilang.

Ya, benar-benar hilang. Ketika Ota tertidur, tidak akan ada oksigen sama sekali di ruangan itu. Semua orang di dalam ruangan tidak akan bisa bernapas. Kecuali Ota sendiri.

Kekuatan anehnya pernah aktif di suatu hari ketika aku sedang mengajar. Saat itu jam pelajaran terakhir. Aku sedang menulis rumus matematika di papan tulis.

"Nah, untuk logaritma dengan tipe seperti ini, kita bisa memakai rumus—" Aku berhenti menjelaskan. Dadaku terasa tidak enak, aku tidak bisa bernapas. Ketika aku menoleh ke belakang, ternyata anak-anak sedang menahan penderitaan.

Ota ketiduran di kelas!

"Woy! bangunkan anak sialan itu!!!" Gen berteriak.

"Cepat bangunkan dia, aku tidak bisa bernapas!" Shuu menyentuh dadanya.

Teman-teman di kelas, sudah membangunkannya, tapi Ota tidak bangun juga. Dia sulit sekali dibangunkan. Anak-anak sekelas sudah menghampiri Ota untuk membangunkannya. Tapi, dia masih saja belum bangun.

Padahal berbagai cara sudah dilakukan. Mereka sudah menggelitiki Ota, mencubit Ota keras-keras, menyalakan speaker di samping telinganya, sampai-sampai ada yang tega menyiramkan air panas pada tangannya.

Ota sudah tertidur selama satu menit. Anak-anak yang mulai kehabisan napas berhamburan keluar kelas. Beberapa anak yang tangguh masih ada di dalam kelas. Anak-anak itu sudah mulai emosi.

"Woy kampret, bangun! Sekarang sudah malam!" Hoshi berteriak. Kepalanya bersinar.

"Sudahlah, kita pukuli saja dia habis-habisan! Nanti dia akan bangun," saran Gen.

"Ayo kita lepaskan juga celananya," ujar Shuu.

Sebelum mereka memulai aksi kejamnya, Nana tiba-tiba datang dari arah pintu. Ia berlari dengan membawa satu ember penuh air. Ia menyiramkannya pada kepala Ota.

"Awas!!!..."

Wurrrr!!!

Sekarang Ota sudah basah kuyup. Seluruh tubuhnya kebasahan, seperti orang yang baru tenggelam di danau. Tetapi, ia masih saja belum bangun. Semua anak sudah menyerah, anak-anak yang tangguh tadi mulai berhamburan keluar.

Di antara anak-anak yang sudah mulai kelelahan itu, datanglah Akemi—sendirian—dari arah pintu menuju tempat duduk Ota. Ia membisikkan sesuatu pada telinga kiri Ota. Kemudian Ota terbangun.

"Semua sudah aman. Oksigen sudah ada lagi," lapor Akemi. Ia berhasil membuat Ota terbangun. Oksigen sudah ada lagi. Teman-teman bersorak gembira. Akemi sudah seperti dewi penyelamat yang turun dari langit.

Ota yang sudah bangun langsung meminta maaf pada teman-temannya.

Kemudian ia pergi ke kamar mandi—mengambil handuk dan seragam ganti dari dalam tasnya. Ota sudah memperkirakan hal ini akan terjadi.

Setelah ganti baju, Ota sedikit marah-marah kepada temannya. Dia maju ke depan kelas dan bertanya sesuatu. "Siapa yang tadi menyiram tanganku dengan air panas?"

"Bukan aku," ucap Hoshi, kepalanya bersinar. Ota menatap tajam kepada Hoshi.

Kejadiannya tidak hanya sekali. Suatu hari Ota tertidur lagi di kelas. Lullin dan Nana mencoba membisikkan sesuatu ke telinga Ota, tapi Ota tidak terbangun. Sedangkan ketika Akemi yang membisikkan, Ota langsung terbangun.

Sejak saat itu, aku meminta Akemi untuk duduk sebangku dengan Ota, supaya Akemi mudah membangunkannya. Semenjak duduk sebangku dengan Akemi, Ota jadi terlihat lebih riang dan gembira. Saat jam pelajaran, ia sering senyum-senyum sendiri.

Seminggu menjelang UTS, Ota selalu bergadang untuk belajar. Frekuensi ketiduran Ota menjadi lebih sering. Untungnya ada Akemi, ia selalu berhasil membangunkannya. Anak-anak dapat bernapas lega.

Namun, suatu hari Akemi tidak masuk sekolah. Ota duduk sendirian. Anak-anak mulai resah, takut Ota ketiduran. Benar saja, di jam pelajaran terakhir Ota ketiduran. Tapi, anak-anak tidak panik. Mereka ternyata sudah menyiapkan rencana.

"Percuma kita membangunkan Ota. Dia tidak akan pernah bangun. Ayo, kita lakukan rencana kita teman-teman!" Hoshi memberi komando.

Hoshi, Shuu dan Gen bersama-sama menggotong Ota keluar dari ruangan. Mereka bertiga menggotong Ota sampai ke lapangan sekolah. Mereka menaruh Ota di sana, lalu kembali ke kelas.

"Nah, sekarang masalah sudah beres," ucap Hoshi sembari menepuk kedua tangannya.

-----------------------------------

Murid Aneh 4: Kikuchi OTA

Kekuatan Aneh: Oxygen Breaker

Letak Bintang: Belakang Telapak Tangan Kanan.