1 Prolog

"Are you sure??"

Suara bariton lelaki yang berat, terdengar jantan saat menanyakan keseriusan hubungan intim mereka malam ini pada gadis di bawah kungkungannya.

Lengannya yang berotot masih tegang saat menyangga tubuh kekarnya agar tidak menindih tubuh langsing gadis itu. Mata hitamnya terlihat gelap, penuh ketegasan, tapi juga berbinar seakan menantikan sebuah jawaban.

"Yes, Kai." Ya, jawaban itulah yang ia tunggu.

"Miliki gue malam ini, gue pengen tahu rasanya. Kenapa dia tega ninggalin gue selingkuh dengan wanita lain hanya demi kepuasan ini." Gadis itu tersedu. Matanya yang berwarna coklat tua berbinar sangat indah.

"Oke, Cia. Gue masuk." Kaisar, pria dengan banyak tatto dan tindik di tubuhnya itu mencium pergelangan tangan Felicia sebelum menyentak masuk.

Matanya yang tajam menelusuri tubuh gadis itu mulai dari …

Rambut panjang hitam ikal yang menjuntai kusut, namun justru itulah membuatnya terlihat seksi.

Matanya yang sembab penuh air mata karena menahan kesedihan, namun justru itulah yang membuatnya terlihat mempesona.

Hidung mancung yang merah senada dengan bibir mungilnya yang tebal dan ranum. Yah bahkan pipi mulusnya pun memerah karena banyak menangisi hari yang begitu pahit ini. Sekali lagi, justru itulah yang menarik di mata seorang Kaisar.

"Akh, Kai!!" Felicia mengerang saat menarik pundak lelaki yang telah menerobos masuk ke dalam tubuhnya.

Pertama kali, tentu saja rasanya sangat menyakitkan saat kejantangan Kaisar merobek selaput dara tipisnya. Felicia terpaksa menggigit pergelangan tangan Kaisar —yang saat itu menahan tubuhnya di samping wajah Felicia— untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Tetes demi tetes air mata bercampur dengan keringat yang luruh karena gerakan sensual Kaisar di atas tubuhnya.

Aroma tubuh yang bercampur dengan cairan cinta membuat keduanya semakin lupa diri. Tenggelam dalam rasa nikmat yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya. Terguyur dalam hasrat yang penuh dengan birahi. Meluapkan keindahan atas sebuah persatuan.

Keindahan cinta satu malam yang terjadi tanpa kesengajaan. Yang terjadi hanya karena kesedihan yang memuncak. Yang terjadi karena sebuah pengkhianatan dan juga …

Sebotol alkohol laknat!!

.

.

.

.

"Aduh, gila kenapa selangkangan gue sakit banget?!" Felicia terbangun dengan kaki gemetaran dan nyeri di bagian kewanitaannya.

"Mana silau banget! Apa gue lupa nutup gorden semalam?" keluhnya kesal, sembari mengeryitkan kening. Matanya sipit-sipit masih mencoba beradaptasi dengan cahaya menyilaukan dari sang mentari yang menelisik dari jendela rumah.

Tangan Felicia menggerayang ke depan mencari ponsel, tak ada. Lalu menggerayang ke belakang, tak ada juga, yang ada dia menyentuh bokong Kaisar. Empuk, hangat, dan sedikit licin karena keringat. Masih dengan keadaan setengah sadar, Felicia meremas lagi bokong Kaisar, ingin memastikan benda apa itu??

[Kok kenyal sih? Benda apa sih ini? Squeezy?] pikir Felicia mengarah ke mainan anak-anak. Tangan rampingnya meremas semakin keras.

"Ugh ... paan sih?" Lengguhan pelan seorang pria membuat Felicia mengedipkan matanya beberapa kali. Dengan gerakan patah-patah bak robot dengan baut karatan, Felicia memutar tubuhnya.

[Ya, Tuhan siapa ya??] batin Felicia syok.

Mata Felicia membulat saat ia melihat tubuh telanjang Kaisar dari belakang. Mata serigala —tatto milik Kaisar— menatapnya balik, sontak aja Felicia ingin menjerit, namun ia membekap mulutnya sendiri dan menelan kembali jeritannya itu.

[Shit … shit … shit … apa yang gue lakui di sini?? Kenapa gue ada di rumah ini?? Dengan pria ini??] pikiran Felicia langsung kacau bak balonku ada lima meletus satu tinggal empat.

Dengan gerakan spontan Felicia terduduk. Felicia menelan ludahnya saat menatap ke bawah selimut gorden, tubuhnya telanjang bulat! Dan di gorden alas mereka bercinta ada bercak darah. Felicia langsung memejamkn mata dan menggigit bibir bagian bawah. Apa yang semalam dia lakukan dengan pria ini?

[Fuck! Gue bahkan tidak ingat apa pun selain meminum sebotol wine di dalam taxi setelah Reyhan putusin gue!]

Felicia berusaha memutar otaknya, ia menggali ingatan yang tersimpan rapat-rapat di alam bawah sadarnya. Kenapa dia bisa telanjang berduaan dengan kuli bangunan ini? Di rumah Reyhan lagi???

[Gila!! Alkohol sialan!!! Mati gue!! Keperawanan gue ilang!! Yang gue jaga baik-baik sampai Reyhan putusin gue hilang di ambil sama kuli bangungan!] Felicia tak tahu harus bilang apa? Dia pasti mabuk dan menghampir Kaisar. Argh!!! Hancur sudah impiannya memberikan selaput dara pada suami tercintanya kelak.

Felicia menggaruk kepalanya dengan kasar. Ia bergegas mengenakan kembali pakaiannya dan ingin lekas pergi dari tempat itu sebelum Kaisar bangun.

Kesalahan, benar, yang mereka lakukan adalah kesalahan besar.

Saat Felicia hendak menaikkan resleting roknya, tangan Kaisar mencekal tangannya.

"Cia, lo udah bangun?" Kaisar bangun, sentuhan tangannya membuat Felicia merasa geli sekaligus merinding.

Gluk!

Perutnya berdesir-desir hebat saat melihat tubuh telanjang Kaisar dari jarak sedekat ini. Tubuh atletis dengan roti sobek dan banyak tato yang telah berhasil mengobrak abik perasaannya.

"Kai …sar."

avataravatar
Next chapter