1 1. Ciuman Setengah Jalan

Sekilas, laki-laki yang masih duduk sendiri dengan segelas bir di tangannya, terlihat sempurna. Ia tampan, pekerja keras, tidak ketinggalan kekayaannya. Sayangnya, tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengannya ….

Galak Dirga Anggara, satu-satunya anak yang masih tersisa dalam tahanan keluarga Anggara. Ia mengawali karirnya dengan mendirikan sebuah agensi di bawah naungan ARC Group. Kini, ia telah mencapai kesuksesan besar sehingga membawa langkahnya menaiki tahta di bawah singgasana neneknya. Sudah tiga tahun sejak dia menduduki kursi wakil pimpinan ARC Group.

Usia Galak sudah menginjak angka 35. Namun, ia tak memiliki ketertarikan sedikit pun pada pernikahan ….

… Karena Galak hanya tertarik pada perempuan.

Nenek Galak yang sudah tua, tetapi masih bersahaja, tidak terlalu merindukan cicitnya. Ia membiarkan cucunya berbuat apa saja. Asal Galak bahagia, ia turut bahagia. "Inilah cinta," katanya.

Kehidupan Galak hanya berisi dua hal: pekerjaan atau perempuan. Kalau ia tidak bekerja, maka ia akan mendatangi perempuan. Itulah kenapa waktu 24 jamnya hanya berisi kesibukan.

Ting! Serpihan gelas Galak semburat di atas lantai. Seorang perempuan tiba-tiba jatuh dalam pelukannya.

Tidak-tidak. Perempuan itu bukan bidadari yang jatuh dari langit. Dia hanya perempuan mabuk yang langkahnya sudah sempoyongan, malah tersenggol orang-orang.

Perempuan itu memang mabuk, tetapi tatapannya memikat dengan erat. Ia setengah sadar. Makanya ia tak menyadari apa yang berada di bawahnya, malah menyisihkan rambut pirang yang menutupi wajahnya, ke belakang, sehingga memerkan leher jenjang berhiaskan kalung berwarna putih.

Bohong jika Galak hanya menatap dan diam saja. Seolah laki-laki bodoh yang takut berkata-kata. Membiarkan perempuan asing berada di atasnya begitu saja?

Tentu saja tidak. Hanya dalam dua detik, bibir Galak sudah mendarat di atas kedua bingkai mulut perempuan itu. Dalam keadaan setengah sadar pun, perempuan itu mampu menyeimbangi ciuman Galak.

Ah, sial! Bukannya menyerah, perempuan itu semakin menuntut saja. Tidak bisa. Galak tidak bisa menahan hasratnya lebih lama lagi. Ia menggendong perempuan itu menuju hotel yang berada di samping klub. Hotel itu masih berada dalam naungan ARC Group sehingga ia memiliki akses cepat ke sana.

Sesampainya di kamar, Galak langsung melemparkan perempuan itu ke atas ranjang. Ia terburu-buru membuka kancing kemejanya. Kemudian menunduk dan melanjutkan ciumannya yang terhenti.

Tiba-tiba ciuman itu terlepas. Usai mendorong Galak, perempuan itu bangun. Ia menyisihkan rambut-rambut yang menutupi wajahnya.

"Payah! Kurang agresif kamu!" ejek perempuan itu. Kemudian ia pergi begitu saja tanpa meninggalkan pamit.

Galak terperangah mendengar ejekan itu.

"Pa-payah? Kurang agresif?" Galak tidak percaya bisa mendengar ejekan seperti itu tentang ciumannya: ciuman yang berhasil meluluhkan ratusan perempuan di atas ranjangnya.

Galak tidak menerima ejekan itu. Ia bangkit untuk mengejar perempuan tadi. Namun, perempuan itu sudah menghilang. Ia tidak bisa meminta bawahannya untuk mencari tahu. Mereka sudah melihat ia membawa perempuan itu masuk ke dalam kamar. Kalau mereka tahu perempuan itu kabur, apa yang akan mereka pikirkan?

Ah, sial! Gara-gara perempuan itu, Galak berubah seperti kesempurnaan dirinya.

Galak Dirga Anggara, laki-laki nyaris sempurna yang hanya memilih tiga kekurangan: mengingat wajah perempuan karena saking banyaknya yang ia temui, statusnya sebagai anak simpanan, dan namanya.

Tidak-tidak. Galak hanya namanya saja. Sebenarnya ia adalah orang yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, apalagi perempuan. Sampai ia bertemu dengan perempuan itu ….

-oOo-

avataravatar
Next chapter