webnovel

Santailah

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mobil Gu Xi berhenti di mansion Pei Qian. Ia duduk di dalam mobil selama sekitar sepuluh menit. 

Lalu, ia mengambil napas dalam-dalam dan turun dari mobil.

Begitu ia mendongak, ia melihat Pei Qian berdiri di depan pintu. Hari ini, Pei Qian berpakaian santai, sehingga dia tampak lebih muda. 

"Kau tegang sekali, seperti di tempat eksekusi saja." Pei Qian berdiri tegak dan perlahan berjalan ke arah Gu Xi.

Lalu, tiba-tiba Pei Qian mengambil tas Gu Xi. Gu Xi pun terkejut.

"Apa maksudmu?" 

Pei Qian tersenyum lembut, "Bukannya kau meminta tolong aku menjadi pasanganmu besok? Haruskah kita berlatih?"

Langkah Gu Xi terhenti, lalu Pei Qian memegang tangannya dan terus berjalan maju, "Kau harus terbiasa dengan ini."

"Apakah kau penasaran mengapa aku sudah tahu hal ini? Sebenarnya, aku juga baru saja menerima undangan." Pei Qian meletakkan tasnya di sofa dan membawa Gu Xi ke meja makan. 

Gu Xi ingin melonggarkan genggaman tangannya, tapi Pei Qian tetap menggenggamnya erat. Lalu, ia meminta Gu Xi duduk di kursi makan. 

Setelah duduk di kursi, Pei Qian memberi isyarat pada pelayan untuk menghidangkan makanan. 

Gu Xi ingin berbicara, tapi Pei Qian menghentikannya, "Ayo makan dulu, aku lapar. Siang tadi, aku hanya makan sedikit."

Gu Xi memiliki kebiasaan yang baik, yaitu tidak berbicara saat sedang makan. 

Ketika makanan dihidangkan, ia berbicara dengan Pei Qian, "Tadi siang aku meneleponmu."

Pei Qian menuangkan semangkuk sup untuknya dan tersenyum kecil. "Iya, Mo Yan sudah memberitahuku."

'Mo Yan? Kalau tidak salah, dia adalah supermodel internasional,' pikir Gu Xi. 

"Mo Yan adalah supermodel internasional. Dia adalah temanku di perguruan tinggi." Setelah selesai berbicara, Pei Qian sedikit mengernyitkan dahinya. 

Gu Xi tidak memberikan tanggapan. 

Suasana hati Pei Qian sedikit memburuk. Padahal, dia sudah menjelaskan pada Gu Xi. 'Bukankah seharusnya dia senang?' pikir Pei Qian. 

Makan malam mereka sangat sunyi. 

Setelah selesai makan, Gu Xi duduk tegak, seperti siswa sekolah dasar yang sedang belajar di kelas. Ini membuat suasana hati Pei Qian kembali membaik. 

Pei Qian tersenyum dan menarik Gu Xi. "Baikah, sekarang saatnya kita berlatih."

"Berlatih?" Gu Xi menatapnya dengan tatapan kosong

Pei Qian membawanya ke lantai atas. "Kau ini melihatku seperti musuh saja. Kalau kau melihatku seperti itu, orang lain tidak akan percaya bahwa kita adalah pasangan."

"Aku tidak ingin orang lain salah paham."

Mereka berdua berbicara sambil berjalan ke sebuah ruangan di lantai dua. Ruang ini sangat besar dan kosong. Hanya ada satu set sofa di dekat jendela. 

Pei Qian membawa Gu Xi ke depan jendela dan tertawa. "Menurutmu, apakah Tang Xinru juga akan percaya bahwa kita adalah pasangan?"

Gu Xi melihat pemandangan malam di luar jendela dan berkata, "Aku tidak peduli padanya."

Di bawah cahaya malam, Pei Qian menatap Gu Xi lebih dekat...

Gu Xi mengenakan gaun berwarna putih, dan rambut panjangnya terurai bebas. Saat ini, Gu Xi terlihat sangat cantik. 

Kulit Gu Xi sangat mulus, dan Pei Qian tahu betul betapa mulusnya seluruh tubuh Gu Xi. 

Tiba-tiba, Gu Xi mendongak dan kepalanya mengenai dagu Pei Qian...

Gu Xi terkejut dan ingin bergerak menjauh, tapi Pei Qian menariknya. Akhirnya keduanya jatuh di sofa.

Sebenarnya, Pei Qian duduk di sofa dan Gu Xi duduk di atas kakinya. 

Gu Xi tidak berani bergerak, karena ia duduk di tubuh bagian bawah Pei Qian. 

Pei Qian mengambil tangan Gu Xi dan meletakkannya di dagunya sendiri, "Tolong usap daguku..."

"Aku tidak mau. Siapa suruh tiba-tiba mendekatiku?"

Pei Qian mendekati wajahnya. "Kau benar-benar tidak mau?"

Kaki Pei Qian bergerak sedikit. "Kalau begitu, mungkin kau mau mengusap di bagian yang lain... pilihlah salah satu."

Gu Xi sangat marah, lalu ia menatap Pei Qian, "Pei Qian, perilakumu sangat buruk."

"Bagus sekali. Tapi tak apa, aku masih bisa menerima kata-katamu ini." 

Pei Qian benar-benar tak tahu malu. 

Gu Xi sangat kesal. 

Jika tidak perlu meminta bantuan darinya, Gu Xi mungkin sudah memukul kepalanya. 

Pei Qian mendekati bibir Gu Xi. "Setelah mendengar kata-katamu tadi, apakah orang lain akan berpikir bahwa kita adalah pasangan?"

Pei Qian perlahan memeluk pinggangnya, "Santailah... apakah kau juga begini saat dipeluk Qin Mo?"

Begitu dia selesai berbicara, Gu Xi mendorongnya dengan kuat.

"Kau berlebihan sekali. Bagaimana kau bisa menghadapi Tang Xinru dan Qin Mo di pesta pertunangan mereka nanti? Pikirkanlah bagaimana kau harus bersikap saat itu." Pei Qian bersandar ke sofa dan menatapnya sambil tersenyum, "Kalau nanti kau menangis, aku akan kehilangan muka."

Gu Xi menenangkan diri. "Kenapa kau kehilangan muka?"

"Bukankah di sana kau menjadi pasanganku?" Pei Qian menarik tubuh Gu Xi lebih dekat dengannya. "Benar, santailah..."

Pei Qian semakin mendekati Gu Xi sampai bisa merasakan napasnya yang tidak stabil...

"Jantungmu berdetak begitu kencang..." Pei Qian tiba-tiba memegang dada Gu Xi, "Apakah karena aku?"

Gu Xi menatap lurus ke bibir Pei Qian dan menelan ludah. 

Tiba-tiba, Pei Qian memegang pinggang Gu Xi dan menciumnya dengan lembut...

Gu Xi berusaha melepaskan diri, tapi Pei Qian memegangnya lebih erat...

Begitu mereka berciuman, suhu tubuh Pei Qian langsung meningkat...

"Pei Qian... jangan..." Gu Xi memanggil namanya dengan lembut.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.