webnovel

Sarab Band 3

Di depan rumah lagi..

"Assalamu'alaikum", pak rt memberikan salam pada mbah Jumirah. 

"Wa'alaikumussalam, ada pak rt, ada apa pak rt ?", tanya mbah Jumirah. 

"Gabe songon on bu Jumirah, au kemari dengan MC" 

(Jadi seperti ini bu Jumirah, saya kemari dengan MC), jawab pak rt. 

"MC ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Pembawa acara maksud saya, bu Jumirah", jawab pak rt lagi. 

"Iya saya tau, untuk apa ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Kalau itu biar di jelaskan oleh mbak ochi, untuk mbak Ochi, silahkan", jawab pak rt lagi. 

"Iya pak rt, jadi seperti ini bu..", kata Ochi. 

"Iya silahkan", sambung mbah Jumirah lagi. 

"Saya dari musik trendi bermaksud mau bertemu dengan pak Fandi, untuk mengundang Stres Band sebagai bintang tamu, dengan bayaran sekitar delapan puluh juta hingga seratus sepuluh juta an lah bu", kata Ochi lagi yang menjelaskannya pada mbah Jumirah. 

"Delapan puluh hingga seratus sepuluh juta ya, baik kalau begitu yuk masuk mbak, tunggu sebentar ya mbak, pak rt ngapain ?", tanya mbah Jumirah. 

"Saya mau masuk juga bu Jumirah", jawab pak rt. 

"Pak rt ngundang Stres Band juga gak ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Enggak", jawab pak rt lagi. 

"Ya sudah tunggu disini, oh ya nih..", mbah Jumirah memberikan tisu pada pak rt. 

"Apa ini bu Jumirah ?", tanya pak rt. 

"Kelihatannya itu apa pak rt ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Tisu..", jawab pak rt lagi. 

"Ya sudah", kata mbah Jumirah. 

"Untuk apa ini bu Jumirah ?", tanya pak rt lagi. 

"Untuk alas duduk, you stay here", jawab mbah Jumirah. 

"Iii.. Iya bu Jumirah", sambung pak rt. 

"Bagus, mari mbak Ochi", kata mbah Jumirah lagi. 

"Iya bu", sambung Ochi. 

Mbah buyut (mbah Jumirah) pun kembali ke ruang tengah dan menghentikan hukuman ayah, pakde Arfan, om Betta, dan paklik Paijo, dan mbah buyut (mbah Jumirah) mengajak makan siang bersama sekaligus meeting mengenai undangan untuk Stres Band yang kemudian di gantikan oleh Sarab Band. 

Di ruang tengah lagi..

"Ini gara-gara kalian nih jadi di hukum begini", keluh Arfan. 

"Tau gara-gara kalian", keluh Irfandi juga. 

"Lagi mas Arfan dan ayah Fandi ikut-ikut saja", keluh Paijo juga. 

"Habis enak sih, saya kan rindu boyband-boyband an seperti dulu", kata Irfandi. 

"Jo..!!", seru Betta. 

"Apa ?", tanya Paijo. 

"Kamu ngapain sih ?", tanya Betta juga. 

"Lagi mikir tau", jawab Paijo. 

"Pasti cari ide lagi", keluh Arfan lagi. 

"Hmm..", keluh Irfandi juga. 

"Aha..!!", seru Paijo yang mendapatkan sebuah ide. 

"Tuh kan..", keluh Irfandi lagi. 

"Apa idenya ?", tanya Arfan. 

"Gimana kita bentuk lagi boyband nya ayah Fandi yang dulu sempat bubar", jawab Paijo lagi. 

"Setuju, biar jadi saingannya Stres Band, Fandi", kata Arfan. 

"Boleh tuh", sambung Irfandi. 

"Fandi, Arfan", kata mbah Jumirah. 

"Duh mbah Jumirah", keluh Arfan dan Irfandi. 

"Duduk di bawah..", kata Arfan lagi. 

"Iya, yuk fan", sambung Irfandi lagi. 

"Pura-pura lanjutkan hukuman", kata Arfan lagi. 

"Siap pak..!!", seru Paijo dan Betta. 

"Sudah kalian boleh berhenti dari hukuman itu", kata mbah Jumirah. 

"Tapi mbah", sambung Irfandi lagi. 

"Stop Fandi, Irfandi", kata mbah Jumirah lagi. 

"Saya, mbah Jumirah", sambung Irfandi lagi. 

"Ada yang mau bertemu kamu", kata mbah Jumirah lagi. 

"Siapa mbah ?", tanya Irfandi. 

"MC", jawab mbah Jumirah. 

"MC ?", tanya Irfandi lagi. 

"Iya MC, dia mencari kamu katanya mau mengundang Stres Band", jawab mbah Jumirah lagi. 

"Tuh kan apa saya bilang, baru kita bicarakan tadi, sudah terima saja ayah Fandi", kata Paijo. 

"Tapi Jo..!!", seru Irfandi. 

"Iya benar tuh, sudah temui saja dulu Fandi", kata mbah Jumirah. 

"I.. Iya mbah..!!", seru Irfandi lagi. 

"Ya sudah yang lainnya Paijo, Arfan, dan Betta", kata mbah Jumirah lagi. 

"Nggih mbah putri" 

(Ya mbah putri), sambung Arfan, Paijo, dan Betta. 

"Kalian bisa santai", kata mbah Jumirah lagi. 

"Nggih mbah putri" 

(Ya mbah putri), sambung Arfan, Paijo, dan Betta lagi. 

"Ya sudah saya mau ke kamar dulu", kata mbah Jumirah lagi. 

Setelah ayah bertemu dengan tante Ochi, ayah juga menemui pakde Arfan, Paijo, dan om Betta, untuk memecahkan masalah yang terjadi soal Stres Band. 

Sementara itu bi Cengek sedang memasak di dapur membuatkan makan siang untuk yang ada di rumah, di saat bi Cengek mulai merebus babat, om Betta datang minta tolong agar bi Cengek tidak memakai pancinya untuk merebus babat melainkan untuk merendam handuknya terlebih dahulu dengan air panas. 

Di dapur lagi..

"Bumbu sudah semua, sekarang tinggal babatnya doang yang belum di rebus, rebus dulu ah.., kata bu Fandi rebus babat nya sampai benar-benar empuk", kata Cengek. 

"Ngek, Cengek", kata Betta. 

"Muhun, aya naon Betta ?" 

(Iya, ada apa Betta ?), tanya Cengek. 

"Pancinya jangan di pakai untuk merebus babat dulu ya ngek", jawab Betta. 

"Loh memangnya kenapa Betta ?", tanya Cengek lagi. 

"Ini handuk, handuknya kotor", jawab Betta lagi. 

"Gak, gak, gak ada kamu kalau mau merendam handuk mu ya ngantri dong", keluh Cengek. 

"Tapi ngek..", kata Betta lagi. 

"Gak ada pokoknya, sana pergi kamu", sambung Cengek. 

"Tapi ngek..", kata Betta lagi. 

"Gak ada saya bilang, hus hus hus hus sana", sambung Cengek lagi. 

"Iya, iya..", kata Betta lagi. 

Lima menit kemudian.. 

Masih di dapur.. 

"Duh, kebelet pipis lagi, tinggal dulu deh babatnya ke kamar mandi dulu deh", kata Cengek. 

"Mumpung Cengek sedang pergi ke kamar mandi, aku masukin saja handuknya dan babatnya aku taruh di sini saja hehe, sekarang ku tinggal dulu ah takut Cengek kesini", sambung Betta. 

Lima menit kemudian.. 

Masih di dapur.. 

"Alhamdulillah lega, sekarang tinggal periksa babatnya, wah babatnya sudah empuk nih berarti saatnya saya potong-potong babatnya, pake gunting saja deh biar gampang", kata Cengek lagi. 

Di ruang tengah lagi.. 

"Duh gimana ini", kata Irfandi. 

"Gimana apanya ayah Fandi ?", tanya Paijo. 

"Iya gimana soal Stres Band itu loh jo", jawab Irfandi. 

"Kalau menurut saya ya sudah ambil saja jobnya ayah Fandi", kata Paijo yang memberikan saran pada Irfandi. 

"Loh kok diambil sih jo jobnya, bukannya itu penipuan ya ?", tanya Arfan. 

"Tidak dong mas Arfan", jawab Paijo. 

"Kok enggak jo ?", tanya Arfan lagi. 

"Ya enggak lah, kan kita hanya ambil duitnya bukan mengaku kalau kita itu Strea Band nya, kecuali kalau kita ngaku Stres Band dan ambil uangnya juga baru itu namanya penipuan dan kita bisa kena pasal penipuan, begitu mas Arfan", jawab Paijo menjelaskannya pada Arfan. 

"Oh..!!", seru Arfan dan Irfandi. 

Mbah buyut (mbah Jumirah) kemudian mengajak ayah, pakde Arfan, paklik Paijo, dan om Betta ke meja makan untuk makan siang bersama, sekalian meeting untuk Sarab Band tampil besok, ketika semua yang ada di meja makan ingin makan babatnya sangat alot, mereka (mbah Jumirah, ayah, pakde Arfan, paklik Paijo, dan om Betta) pun tidak bisa memakannya terpaksa harus di telan dan di dorong menggunakan kuah sop babat itu, ketika sop babatnya habis barulah bi Cengek datang memberitahu bahwa yang mereka makan itu bukan babat melainkan handuk untuk mencuci mobil yang di taruh om Betta ketika di tinggal bi Cengek ke kamar mandi tadi. 

Masih di ruang tengah..

"Oh pada disini ta di cariin juga", kata mbah Jumirah. 

"Kita lagi rundingan mbah putri", sambung Irfandi. 

"Rundingan apa Fandi ?", tanya mbah Jumirah. 

"Itu loh mbah masalah Stres Band yang akan di gantikan oleh Sarab Band", jawab Irfandi. 

"Oh masalah itu, ya sudah gini saja deh gimana kalau rundingan atau meeting kalian di bicarakan sekalian makan siang", kata mbah Jumirah lagi. 

"Haa.. Makan siang, memangnya sudah jadwalnya makan siang ayah Fandi ?", tanya Paijo. 

"Mana saya tau jo, tanyakan dengan mbah putri dong..", jawab Irfandi. 

"Ndara ibu sepuh..", kata Paijo. 

"Sudah jo..", sambung mbah Jumirah. 

"Ya sudah kalau begitu kita rundingan alias meeting nya sambil makan siang saja ayah Fandi", kata Paijo. 

"Emm benar tuh apa kata Joya", kata Arfan. 

"Ya sudah deh yuk makan siang", sambung Irfandi. 

Di meja makan..

"Oh iya Fandi..", kata mbah Jumirah. 

"Maaf saya potong pembicaraannya ndara ibu sepuh", sambung Betta. 

"Ya Betta, tidak apa", kata mbah Jumirah lagi. 

"Ada yang ingin saya tanyakan boleh ?", tanya Betta. 

"Oh ya tentu saja boleh, memangnya kamu ingin bertanya apa Betta ?", tanya mbah Jumirah juga. 

"Ini sayur apa ya ndara ibu sepuh ?", tanya Betta lagi. 

"Sayur sup babat.., oh ya Fandi ada yang saya tanyakan mbak Ochi itu penyelengara musik trendi dan kekinian atau MC nya ta ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Katanya MC nya mbah putri", jawab Irfandi. 

"Loh..!!", seru mbah Jumirah. 

"Kenapa mbah putri ?", tanya Irfandi juga. 

"MC, pembawa acara itu kan ya Fandi ?, Kok ikut", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Oh itu, jadi gini mbah putri, kata mbak Ochi, dia bantu saja cari artis-artis yang sedang naik daun dan ada yang belum terkenal juga, seperti itu mbah putri", jawab Irfandi. 

"Oh ya..", kata mbah Jumirah lagi. 

"Iya mbah Jumirah", sambung Irfandi. 

"Ih..", keluh Paijo.

"Kenapa kamu, jo ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Ini loh ndara ibu sepuh, babatnya kok alot banget ya", jawab Paijo. 

"Ah masa sih jo ?", tanya mbah Jumirah lagi. 

"Iya benar ndara ibu sepuh, ini alot banget, coba saja kalau tidak percaya..", jawab Paijo lagi. 

"Ya deh di coba", kata mbah Jumirah lagi. 

"Emm iya benar loh mbah putri alot banget babatnya", kata Arfan. 

"Emm ini pasti", kata mbah Jumirah lagi mulai kesal pada Cengek. 

"Hampura ndara ibu sepuh, abdi hoyong memberitahu lamun nu di tuang ndara ibu sepuh jeung kulawarga bukan sayur sup babat, tapi ieu teh handuk untuk ngelap mobilnya Betta, babatnya di umpetin sarua Betta, ndara ibu sepuh" 

(Maaf ndara ibu sepuh, saya ingin memberitahu kalau yang di makan ndara ibu sepuh dan keluarga bukan sayur sup babat, tapi ini adalah handuk untuk ngelap mobilnya Betta, babatnya di umpetin sama Betta, ndara ibu sepuh), kata Cengek. 

"Apa!!! Jadi ini.., hmm Betta..", kata mbah Jumirah lagi. 

"Maaf ndara ibu sepuh", sambung Betta. 

"Sudah lah, hemm", kata mbah Jumirah lagi yang tidak jadi marah pada Betta. 

"Haa.., kok gak marah ya ?", tanya Betta. 

"Simpan saja dulu untuk nanti habis acara dari mbak Ochi", jawab mbah Jumirah. 

Paklik Paijo dan om Betta pun tampil di depan terlebih dahulu sebelum di atas panggung, di saat kami bertiga tampil kemudian tante Ochi membatalkan untuk Sarab Band sebagai bintang tamu. 

Mereka pun menuntut ganti rugi pada ayah, ayah pun mmenolanya dan mbah buyut (mbah Jumirah) pun memberi hukuman kepada om Betta yang sudah menukar babat dengan handuknya. 

Di ruang tengah..

"Sesuai dengan apa yang saya ucapkan tadi siang di meja makan kamu, Betta, saya hukum untuk mengantikan pekerjaannya Joya membersihkan seluruh rumah selama seminggu dan kamu, Joya", kata mbah Jumirah

"Nggih ndara ibu sepuh" 

(Ya ndara ibu sepuh), sambung Paijo. 

"Kamu mengantikan pekerjaannya Betta sebagai supir selama seminggu juga", kata mbah Jumirah lagi. 

"Siap laksanakan ndara ibu sepuh", Paijo melaksanakan perintah dari mbah Jumirah. 

"Nih..", Arfan memberikan kertas dan pulpen kepada Paijo dan Betta. 

"Loh kok", Paijo kebingungan. 

"Kenapa  jo ?", tanya Arfan. 

"Ini pulpen dan kertas untuk apa mas Arfan ?", tanya Paijo juga. 

"Untuk kalian tulis apa saja tugas yang biasa kalian kerjakan", jawab Arfan. 

"Biar gak salah ya mas Arfan ?", tanya Betta. 

"Nah benar kamu, Betta", jawab Arfan. 

"Kamu ada benarnya juga sih fan", kata mbah Jumirah. 

"Ya sudah cepat tulis habis itu kasih ke yang menerima tugas", pinta Arfan. 

"Mas Arfan", kata Paijo. 

"Ya jo ada apa ?", tanya Arfan lagi. 

"Berarti saya harus memberikan tugas saya ke Betta dong dan Betta harus kasih tugasnya ke saya ?", tanya Paijo juga. 

"Nah iya benar jo", jawab Arfan lagi. 

"Sudah cepat tulis jangan banyak ngomong", pinta mbah Jumirah lagi. 

"Siap ndara ibu sepuh", Paijo melaksanakan perintah dari mbah Jumirah. 

Paklik Paijo dan om Betta pun bertukar profesi (pekerjaan) selama seminggu, karena om Betta yang di hukum oleh mbah buyut (mbah Jumirah).