webnovel

Istriku Idolaku

Perkenalkan namaku adalah

Sucitra Titah Irdina biasa di panggil Citra, usiaku baru tujuh tahun, aku adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. 

Aku mempunyai dua orang kakak, satu laki-laki dan satu perempuan, mereka bernama Kaamil Sayhan Thabrani biasa di panggil Kamil, dan Fiandari Silvy Farahdira Fatimah biasa di panggil Silvy. 

Itu yang sedang duduk dan membaca koran di ruang tengah adalah pakde ku bernama Arfan, pakde Arfan tinggal di rumah ku untuk sementara karena baru saja di pindah tugaskan ke Bandung. 

Dan itu yang sedang tidur di kamar adalah ayah ku bernama Irfandi dan bunda ku bernama Titah. 

Kami sekeluarga memang suka santai dan rebahan, hari ini bukan hari Senin, hari ini hari Minggu. 

Dan ayah berjanji untuk mengajak kami sekeluarga untuk jalan-jalan. 

Di rumah Irfandi 

Di kamar Titah dan Irfandi.. 

"Emm, alarm bunyi lagi, matiin dulu ah, sekarang lanjut tidur lagi..", kata Titah yang mematikan alarm dan melanjutkan tidur kembali. 

"Emm.., artis idolaku Cupi Cupita muah, muah, muah, muah..", kata Irfandi yang mengigau. 

"Ayah.., nih rasain emm..", kata Titah yang mendengar suaminya mengigau dan memukul suaminya. 

"Haduh.., kok di pukul sih, oh mimpi ternyata, tapi kok sakitnya beneran ya, emm sudah jam enam pagi, bun, bun, bun..", kata Irfandi yang kesakitan di pukul oleh Titah dan kemudian Irfandi melihat jam. 

"Aah.., diam ah ayah..", keluh Titah. 

"Bun.., sudah jam enam bun..", kata Irfandi yang membangunkan Titah. 

"Aah.., yang benar ayah, tadi di mimpi bunda bukan jam enam, masih jam dua belas malam ayah, sudah tidur lagi yuk, yuk..", kata Titah yang menolak untuk di bangunkan oleh Irfandi.  

"Benar bunda, sudah jam enam pagi, bangunin anak-anak bunda, kan kita mau pergi untuk jalan-jalan hari ini, kalau gak percaya bunda lihat lagi deh jam nya..", kata Irfandi yang masih membangunkan Titah. 

"Oh gitu, ya sudah bunda lihat lagi ayah, di mimpinya bunda..", kata Titah lagi yang masih menolak untuk di bangunkan oleh Irfandi.  

"Bunda hayuk bangun bunda..", kata Irfandi lagi yang masih membangunkan Titah. 

"Emm iya deh.., hayuk ayah juga bangun..", kata Titah yang bangun dari tidurnya. 

"Oke, bikin sarapan yang enak dan jangan lupa bangunin anak-anak ya bun..", kata Irfandi lagi. 

"Emm iya ayah..", kata Titah lagi. 

Di kamar Kamil.. 

"Kamil, sayang, anak bunda, hayuk bangun mandi kan hari ini mau jalan-jalan", kata Titah yang membangunkan Kamil anak pertamanya. 

"Emm iya bun..", seru Kamil. 

"Bangun langsung mandi ya", kata Titah lagi yang menyuruh anak pertamanya untuk bangun dan mandi. 

"Siap bunda..", seru Kamil lagi. 

"Sekarang bangunin Silvy", kata Titah yang keluar dari kamar Kamil. 

Di kamar Silvy.. 

"Sil vy, loh kok gak ada di kamarnya, kemana ya, kamar juga sudah rapih lagi, sudah bangun kali ya dari tadi, wah memang anak bunda paling rajin.., berarti sekarang tinggal ke kamarnya Citra..", kata Titah yang melihat Silvy sudah tidak ada di kamarnya dan menutup pintu kamar Silvy. 

Di kamar Citra.. 

"Dik, Citra.., hayuk bangun yuk, sudah pagi, ikut jalan-jalan gak ?", tanya Titah. 

"Emm ikut bun..", jawab Citra. 

"Ya sudah yuk bangun..", kata Titah yang membangunkan Citra. 

"Bun, bun..", seru Citra memanggil ibunya. 

"Iya sayang..", seru Titah. 

"Kok gelap ya ?", tanya Citra. 

"Hadeh pantes saja gelap, buka dong matanya sayang..", jawab Titah. 

"Emm, oh iya ya..", seru Citra. 

"Ya sudah yuk bangun, mandi..", kata Titah lagi. 

"Iya bunda..", seru Citra lagi. 

Di kamar mandi.. 

"Sudah sekarang kamu mandi dulu ya sayang bunda mau ambil handuk dulu ya sayang..", kata Titah yang mengantar anaknya ke kamar mandi untuk mandi. 

"Iya bun..", seru Citra. 

Masih di kamar Citra.. 

"Handuknya Citra mana lagi ya kok gak ada, apa jangan-jangan di lemari luar lagi, coba cari deh..", kata Titah yang mencari handuknya Citra. 

Di depan kamar Titah dan Irfandi.. 

"Bun..", Irfandi memanggil Titah yang kebetulan lewat depan kamarnya. 

"Iya ayah, kenapa ?", tanya Titah. 

"Handuk ayah kok gak ada ya", jawab Irfandi. 

"Sudah ayah cari belum ?", tanya Titah lagi. 

"Sudah bunda, gak ada, tolong carikan ya handuk ayah ya bunda..", jawab Irfandi yang meminta untuk di carikan handuk. 

"Siap ayah..", seru Titah. 

Masih di depan kamar Titah dan Irfandi.. 

"Di lemari ini kali ya, coba cari deh handuk ayah dan handuk Citra..", kata Titah lagi yang akan mencari handuk untuk Irfandi dan Citra. 

"Bun, handuk ayah mana ya bun.. ?", tanya Irfandi. 

"Sabar ayah, bunda lagi cari handuknya", jawab Titah. 

"Oh oke..", seru Irfandi. 

"Bun handuk Citra mana ya ?", tanya Citra. 

"Tunggu sebentar ya sayang, ini lagi bunda cari handuknya..", jawab Titah lagi. 

"Bun cepat..", seru Irfandi lagi. 

"Iya sabar dong ayah, lagi bunda cari ini handuknya..", kata Titah yang mulai kesal. 

"Bunda dingin..", seru Citra. 

"Kan di kamar mandi mu ada air hangat, ya di hangatkan dulu lah dengan air hangatnya..", kata Titah lagi yang masih dengan kesal. 

"Aku ini anakmu bunda, bukan magic com, bunda..", seru Citra. 

"Iya, iya ini handuknya nih..", seru Titah. 

Di kamar Titah dan Irfandi 

Di kamar mandi.. 

"Yah, ayah..", seru Titah memanggil Irfandi. 

"Iya bun..", seru Irfandi. 

"Ini handuknya ya ayah..", kata Titah yang memberikan handuk pada Irfandi. 

"Oke, terimakasih ya bun da, loh kok.., bunda ini lupa size aku atau gimana sih, masa handuknya kecil kaya gini..", kata Irfandi yang kaget ketika di berikan handuk oleh Titah. 

Di kamar Citra 

Di kamar mandi.. 

"Ini sayang handuknya", kata Titah yang memberikan handuk pada Citra. 

"Bunda, kok gelap sih bunda..", kata Citra. 

"Haa.., gelap.., astaghfirullahalazim ketukar..", seru Titah. 

"Nih Citra pake baju sendiri ya, bunda mau mandi, habis itu panggil mas Kamil, mbak Silvy, dan pakde Arfan ke meja makan ya untuk sarapan pagi", kata Titah. 

"Siap bun..", seru Citra. 

"Oke..", sambung Titah. 

Di kamar Titah dan Irfandi.. 

"Bun..", seru Irfandi yang belum handukan karena handuknya tertukar dengan Citra. 

"Eh ayah, emm maaf ya, ketukar..", seru Titah. 

"Iya, handuk ayah mana sekarang bunda ?", tanya Irfandi. 

"Ini ayah..", jawab Titah yang memberikan handuk pada Irfandi. 

"Bunda mau kemana ?", tanya Irfandi lagi. 

"Mau mandi dong ayah, gimana sih..", jawab Titah lagi. 

"Oh, ayah tunggu di meja makan ya bun..", seru Irfandi. 

"Iya ayah..", sambung Titah. 

Di meja makan.. 

"Kok sepi ya, anak-anak dan Arfan mana, ah sudah tunggu di sini saja deh..", kata Irfandi. 

"Loh kok sepi, ayah dari tadi sendiri di sini ?", tanya Titah. 

"Iya bunda, dari tadi ayah sendiri di meja makan, anak-anak dan mas Arfan gak tau dimana", jawab Irfandi. 

"Mungkin ada di ruang tengah, ayah panggil anak-anak dan mas Arfan gih, bunda mau siapkan sarapan", kata Titah. 

"Siap bun..", seru Irfandi. 

Di ruang tengah.. 

"Bunda sama ayah kalian mana ?", tanya Arfan. 

"Gak tau pakde, mungkin masih di kamar", jawab Kamil. 

"Oh..", seru Arfan. 

"Eh kalian di sini, yuk..", ajak Irfandi. 

"Kemana Fandi ?", tanya Arfan. 

"Sarapan..", jawab Irfandi. 

"Oh.., loh kamu mau kemana ?",tanya Arfan lagi. 

"Ke garasi, mau panasin mobil", jawab Irfandi lagi. 

"Oh ya sudah, kalau begitu saya dan anak-anak ke meja makan duluan ya", kata Arfan. 

"Iya..", seru Irfandi. 

Di meja makan lagi.. 

"Bunda..", seru anak-anak yang memanggil Titah. 

"Eh anak-anak, loh ayah mana ?", tanya Titah. 

"Ayah ke garasi mobil bun..", jawab Silvy. 

"Ngapain ?", tanya Titah lagi. 

"Panasin mobil bunda..", jawab Silvy. 

"Oh..", seru Titah. 

"Sarapan pake apa bunda, hari ini ?", tanya Silvy. 

"Fried rice" 

(Nasi goreng), jawab Titah. 

"There is a cracker also not mundance ?" 

(Ada kerupuknya juga tidak bunda ?), tanya Kamil. 

"There, Kamil, my son"

(Ada, Kamil, putraku), jawab Titah lagi dan kemudian memanggil Kamil. 

"Yes Mother .."

(Ya bunda..), jawab Kamil. 

"Come here a minute .."

(Kemari sebentar dong sayang..), pinta Titah. 

"Okay Mother .."

(Oke bunda..), seru Kamil. 

Di garasi mobil.. 

"Tinggal mobil satu lagi yang belum di panasin", kata Irfandi. 

Di dapur.. 

"Aya naon bun ?" 

(Ada apa bun ?), tanya Kamil. 

"Bunda nyuhunkeun tulung nya, tulung anjeun taruh kerupuknya di meja makan, jeung tulung juga anjeun kasih ieu ka Silvy, nyuhunkeun Silvy antarkan ieu ka ayah, sekalian panggil ayah untuk sarapan janari"  

(Bunda minta tolong ya, tolong kamu taruh kerupuknya di meja makan, dan tolong juga kamu kasih ini ke Silvy, minta Silvy antarkan ini ke ayah, sekalian panggil ayah untuk sarapan pagi), jawab Titah. 

"Loh emang ieu naon bunda ?" 

(Loh memang ini apa bunda ?), tanya Kamil lagi. 

"Ayeuna bunda taros ka anjeun, ieu naon namanya ?" 

(Sekarang bunda tanya ke kamu, ini apa namanya ?), tanya Titah juga. 

"Ieu enggon cai ngaleuet bunda" 

(Ini tempat air minum bunda), jawab Kamil. 

"Tah lamun atos tau kunaon taros ka bunda deui.."

(Nah kalau sudah tau kenapa tanya ke bunda lagi..), keluh Titah. 

"Bukan eta maksad abdi, bunda.., nanging isinya naon ?" 

(Bukan itu maksudku, bunda.., tapi isinya apa ?), tanya Kamil lagi. 

"Oh isinya..", seru Titah. 

"Iya bunda.., apa isinya ?", tanya Kamil lagi. 

"Cold water with ice stone"

(Air putih dingin dengan es batu), jawab Titah menggunakan bahasa inggis. 

"Oh oke..", seru Kamil. 

"Sekarang sudah mengerti ?", tanya Titah lagi. 

"It's me, oh yes where are the crackers"

(Sudah bunda, oh ya mana kerupuknya), jawab Kamil lagi. 

"This, do not forget to put on the dining table and love Silvy and call daddy soon to morning breakfast Yes, dear .."

(Ini, jangan lupa taruh di meja makan dan kasih Silvy dan panggil ayah untuk segera sarapan pagi ya, sayang..), pinta Titah. 

Di meja makan lagi.. 

"Okay mother.."

(Oke bunda..), seru Kamil. 

"Mas Kamil kenapa ?", tanya Silvy. 

"Tidak apa-apa kok dik, dik Silvy nih.., kasih ke ayah sekalian panggil ayah untuk sarapan pagi", jawab Kamil. 

"Loh apa ini mas ?", tanya Silvy lagi. 

"This is cold water with ice cubes"

(Ini air putih dingin dengan es batu), jawab Kamil lagi. 

"Oh, ya sudah..", seru Silvy. 

"Ini dia sarapan pagi ini, nasi goreng seafood", kata Titah yang menaruh sarapan pagi di meja makan. 

"Wah.., nasi goreng seafood, spesial nih bunda, sudah lama bunda gak masak nasi goreng seafood, emm wanginya..", kata Kamil. 

"Pakde Arfan, nasi goreng seafood buatan bunda jempolan loh pakde..", kata Citra yang memuji masakan Titah. 

"Oh ya, pakde jadi gak sabar untuk mencobanya", kata Arfan. 

"Et.., tunggu ayah dulu ya baru kita makan sarapan paginya", kata Titah lagi. 

"Siap bunda..", seru Arfan, Citra, dan Kamil. 

"Bagussss..", seru Titah. 

Di garasi mobil lagi.. 

"Ayah..", Silvy memanggil ayahnya. 

"Iya, eh Silvy, tuan putrinya ayah, ada apa sayang ?", tanya Irfandi. 

"Cold water with ice stone"

(Air putih dingin dengan es batu), jawab Silvy. 

"Oh bilang saja air putih dingin", kata Irfandi. 

"Hehe.., oh ya bunda dan yang lainnya sudah menunggu untuk sarapan pagi di meja makan tuh, ayah sudah selesai panasin mobilnya belum ?", tanya Silvy. 

"Sudah dong, yuk ke meja makan..", jawab Irfandi. 

Lima menit kemudian.. 

Di meja makan lagi.. 

"Nah tuh ayah dan Silvy, yuk sarapan..", kata Titah yang melihat Irfandi dan Silvy datang. 

"Sarapan pake apa hari ini bunda ?", tanya Irfandi. 

"Tanya Citra dan Kamil saja ayah..", jawab Titah. 

"Anak-anak sarapan pake apa ?", tanya Irfandi lagi. 

"Sarapan pake nasi goreng seafood ayah..", jawab Kamil. 

"Oh ya sudah yuk sarapan", kata Irfandi. 

"Ini sarapan pagi untuk ayah, bunda sudah siapkan", kata Titah lagi.

"Terimakasih bunda, bikin insta story dulu ah..", kata Irfandi lagi. 

"Ini untuk mas Arfan", kata Titah lagi. 

"Terimakasih adik iparku hehe..", kata Arfan. 

"Anak-anak mau bunda ambilin apa ambil sendiri ?", tanya Titah. 

"Ambil sendiri bunda", jawab anak-anak Titah dan Irfandi. 

"Oh ya sudah..", seru Titah. 

"Ini dia istriku idolaku..", kata Irfandi lagi.

Dan kami pun sarapan pagi bersama, selesai sarapan barulah kami pergi menggunakan mobil, untuk jalan-jalan ke tempat wisata yang pernah ayah janjikan padaku. 

Masih di meja makan.. 

"Alhamdulillah, bun jam berapa sekarang ?", tanya Irfandi. 

"Jam setengah sembilan ayah..", jawab Titah. 

"Ya sudah yuk berangkat", kata Irfandi. 

"Yes jalan-jalan", sorak Citra kesenangan.