webnovel

Keingintahuan

Setelah selesai pemakaman. Khaibar hanya diam. Duduk bersimpuh seraya memegangi batu nisan ibunya. Air mata rasanya sudah kering hingga tak bisa menetes lagi. Yang ada di makam saat ini hanyalah Kimberly dan juga Keke yang menemani Khaibar, sedangkan semua orang sudah pergi setelah selesai memanjatkan doa tadi.

Kimberly yang sedari tadi berdiri dengan melipat kedua tangannya di dada, dia melirik ke arah Keke yang sudah siap berjalan mendekat ke arah Khaibar dengan senyumannya. Kimberly hanya menggeleng dengan mencebikkan bibirnya, merasa muak dengan cewek penjilat seperti itu. Dia yang sungguh jahil akhirnya meluruskan kakinya sedikit berusaha menjebak Keke agar terjatuh.

Aksi lancar Kimberly berhasil membuat Keke terjatuh dan terjungkal. Namun, sayang jatuhnya bukan di atas gundukan tanah atau membuatnya babak belur, tapi terjatuh di pangkuhan Khaibar, jadi sungguh suatu keberuntungan untuk Keke, tapi sangat sial buat Kimberly.

Keke sangat senang. Senyumannya terus melebar dengan menatapi wajah tampan Khaibar. Ia pun membatin. 'Kimberly, kamu benar-benar pintar membuatku terjatuh di pangkuhan Khaibar, terima kasih, aku gak menyangka kamu baik sekali haha, pastinya kamu sekarang terbakar kan hatimu? Rasakan!' Keke tertawa di dalam hatinya, mengejek Kimberly dengan sedemikian rupa.

Kimberly yang sudah tidak tahan melihat adegan itu. Ia pun mendekati Khaibar dan menggoyangkan badan Khaibar dengan cepat.

"Heeey, apa-apaan kalian ini? Mau mesum? Jangan di makam dong, malu tau sama para dedemit yang ada di makam ini," maki Kimberly. Tangannya lalu menunjuk ke arah Keke dengan kasar. "Apalagi kamu ini! Cewek tak tahu malu, suka sekali menggoda suami orang!"

Kimberly pun akhirnya membalikkan badannya setelah menyelesaikan makiannya. Dia berteriak kembali dan melirik ke arah Khaibar yang masih terbengong dan belum beranjak dari pemakaman.

"Khaiii! Kamu mau menginap di pemakaman atau ikut aku? Kalau mau menginap tinggal saja di sana! Akan aku buatkan lubang untuk kalian agar hidup dan mati bersama, cih, aku hitung satu sampai tiga, kalau lama aku akan meninggalkanmu!"

"Satu ... dua ... ti—" Belum selesai Kimberly mengucapkan itu, Khaibar langsung mendorong Keke yang masih asyik di pangkuhannya dan berlari menghampiri Kimberly.

Kimberly pun menahan tawanya saat melihat Keke bergulung di tanah gara-gara ulah Khaibar yang sangat kasar tanpa permisi langsung berdiri saja menghindari tubuh Keke.

Keke yang kesal dia pun berteriak memanggil Khaibar yang saat ini sudah berada di samping Kimberly dan bergandengan tangan.

"Maz ... Maz Khaibar, kamu tega sekali, sakit tau ... tungguin aku, Maz, tungguuuuu!"

Awalnya Khaibar menoleh dan tak tega, ingin kembali membantu Keke, tapi Kimberly langsung menyeretnya, membuat Khaibar pun mau tak mau meninggalkan Keke yang terus menggerutu kesal.

"Itu, ta—tapi, Keke bagaimana?" tanya Khaibar kaku dan terbata, takut membuat Kimberly marah. Dan benar Kimberly pun marah, melepaskan tangan Khaibar dan menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Ya sudah kembali saja sana! Jangan ikuti aku! Menyebalkan!" Kimberly pun berjalan duluan. Khaibar pun tak jadi kembali ke Keke dan berlarian mengejar Kimberly dengan sesekali mencandainya agar Kimberly tak marah kembali. Dia pun merangkul Kimberly setelah Kimberly tersenyum ke arahnya.

***

Di rumah keluarga Kendrick.

Kendrick duduk di atas shofa empuk dan menggeram, seraya menatapi kopinya yang sudah tersedia di atas meja. Dia berfikir sangat lama. Kesal dengan apa yang terjadi kepada anaknya, setelah dia tau kalau Kimberly menikah mendadak karena hamil, hamil di luar nikah dan itu sungguh memalukan.

Tangannya menggebrak-gebrak meja berulang-ulang sehingga kopi pun sedikit berceceran akibat getaran yang di lakukannya.

Keysa yang sedikit takut melihat suaminya seperti itu, mau tak mau dia mendekati suaminya dengan bibir yang digigit. Merasa ragu untuk menepuk pundak suaminya.

Dia pun mencoba memberanikan diri untuk berbicara. "Pa, apakah kita tidak ke rumah Khaibar untuk berbelasungkawa?" tanya Keysa dengan penuh kehati-hatian. Dalam hatinya semoga Kendrick segera reda emosinya sehingga dia sedikit berbasa-basi. Dengan tangan yang menepuk-nepuk pundak suaminya. Mencoba merayu dengan kepala yang menunduk dan bibir yang ditaruh di telinga Kendrick, membuat Kendrick kegelian dan menatap istrinya dengan senyuman menyeringai.

Kendrick memang tak pernah bisa menahan hasratnya kalau Keysa yang seksi itu melakukan itu, apalagi dia sungguh pandai merayu, tapi dia menahan rasa itu sekarang karena dia ingin tau apa alasan semuanya secara mendetail dan kenapa dia menutupi itu darinya.

Kendrick pun menepis tangan Keysa dan menatapinya dengan wajah yang serius. Dia pun berdehem, itu tandanya agar Keysa menyudahi rayuannya dan mulai menjelaskan.

"Pa, semua itu bukan salah Kimberly Pa, Papa jangan memarahinya, kasihan dia, Khaibar lah yang nakal dan melakukan perbuatan tidak senonoh saat Kimberly mobilnya mogok waktu itu. Khaibar merayunya dan memperlakukan perbuatan zina itu di dekat pemukiman yang ada sampah-sampahnya, setelah itu Kimberly pulang dengan menangis, akhirnya Mama terpaksa mencarinya dan memungutnya menjadi menantu sekarang ini," jelas Keysa panjang lebar. Dia benar-benar sungguh tega kepada Khaibar untuk menutupi kesalahan anaknya dan agar Kimberly tidak dicoret dari anggota keluarga Kendrick.

Kendrick yang semakin kesal dia pun bangkit dari duduknya. Mondar-mandir tak jelas dengan mengepalkan kedua tangannya.

"Jadi? Mama memungutnya dari tempat sampah? Aku kira dia orang kaya, ternyata gembel toh, lalu dia dapat uang 50 juta dari mana? Ohh apa dapat dari Mama?" tebak Kendrick. Keysa mengangguk pelan. Wajahnya kini menunduk, takut untuk mendengar keputusan apa yang akan terlontar dari mulut Kendrick.

"Hais, Khaibar benar-benar sialan! Gara-gara semua ini Papa pasti akan mengalami kerugian, seharusnya Kimberly menikah dengan Ferdinand keluarga Fernando yang setara sama kita itu, dengan begitu kekayaan kita akan awet, tapi apa ini? Haaaa berantakan semua rencana ini!" Keysa hanya diam. Menatapi suaminya sebentar lalu menunduk kembali. Setelah itu, dia semakin mendekat ke arah Kendrick dan bergelayut manja, melingkaran bahunya di bahu Kendrick.

"Sudah Pa, tenanglah! Nanti setelah anak Kimberly lahir kita bisa memisahkan mereka, kita gak mungkin kan menggugurkan anak Kimberly, dosa Pa, sekarang Papa tenang saja, Kimberly pasti akan menikah dengan Ferdinand nanti."

Kini Kendrick yang sudah frustasi mendengar ucapan Keysa. Tangan Keysa pun dilepaskan dari bahunya, lalu dia merapikan jasnya yang sedari tadi belum berganti baju juga setelah pulang dari rumah sakit. Membuat Keysa mengernyitkan dahinya karena tak tau maksud dan untuk apa Kendrick merapikan diri kembali.

"Ayo kita berangkat! Tunggu apalagi? Apa Mama tak ikut?" tanya Kendrick dengan suara yang datar dan hembusan nafas yang memberat. Karena beban pikirannya semakin berat mendengar itu semua.

"Ehhh mau ke mana, Pa?"

"Bukankah katanya tadi mau menyusul Kimberly, ya ayo! Cepat! Atau Papa akan berubah pikiran." Keysa pun tersenyum. Dia pun berlarian mengambil tasnya, setelah itu merangkul Kendrick dengan gemasnya.

"Sudah, jangan merayu Papa! Atau kita tak jadi berangkat dan membuat adik untuk Kimberly bagaimana?" Keysa pun tertawa mendengar kekonyolan Kendrick. Mereka pun akhirnya menaiki mobil bersama supir pribadinya, menuju rumah Khaibar.

Next chapter