4 PENGUNTIT

Liburan Zanna belum berakhir tetapi dia sudah malas keluar untuk menikmati liburannya. Sejak pertemuan Zanna dan Kenan di pantai, Kenan selalu mengikuti kemanapun Zanna pergi.

Zanna semakin kesal dengan Kenan saat dia tau Kenan juga menginap di resort yang sama dengan Zanna. Kenan tidak melepaskan Zanna bahkan hanya sedetik pun.

Pagi ini Zanna hanya menatap makanan yang tersaji di mejanya tanpa minat, Sella dan Fika juga sama. Mereka bertiga seakan melihat makanan yang ada di depan mereka adalah makanan yang sudah tidak layak untuk di makan saat melihat Kenan juga mengambil tempat duduk di meja mereka.

"Kamu harus makan semua ini." Kenan memberikan beberapa potong makanan di atas piring Zanna.

"Tap...."

"Tidak ada tapi. Habiskan! Jangan ada sisa!" Kenan memotong ucapan protes yang diluncurkan Zanna. Zanna mengerucutkan bibirnya kesal tetapi Kenan tetap dengan santai menyantap sarapannya, tidak memperdulikan protes yang dikeluarkan oleh Zanna.

"Kamu terlalu kurus. Sejak kapan tubuhmu kurus seperti ini?"

"Tunggu! Kurus? Kurus dimana nya? tubuh seperti ini kamu katakan kurus?" Kenan melihat Zanna dari bawah ke atas.Zanna bersendekap sambil menantang Kenan. Wanita yang ada di depan Kenan itu dulu tidak seperti ini. Dia berubah drastis. Wanita itu kini menjelma menjadi wanita yang sangat cantik dan menarik. Kenan tidak suka dengan semua itu.

***

Zanna dan kedua temannya sudah berada di tepi pantai sambil menikmati pemandangan alam yang disuguhkan oleh Tuhan untuk mereka nikmati. Zanna berusaha menghindari Kenan sebisa mungkin, dankesemoatan itu tiba disaat Kenan harus segera menyelesaiakn masalah perusahaan yang mendesak. Zanna tidak mau ambil pusing perusahaan yang mana. Zanna tidak heran jika pria yang beberapa hari ini berada di dekatnya itu sibuk, Zanna sudah mengenal Kenan cukup lama.

Tiga tahun bersama dengan Kenan saat kuliah membuat Zanna cukup mengenal seluk beluk keluarga Kenan, termasuk aset yang dimiliki oleh keluarganya.

Selama menjadi kekasih Kenan, Zanna tidak memiliki teman selain Fika dan Sella. Pertemanan Zanna dan Kedua temannya mereka jalin secara diam-diam. Kenan terlalu posesif kepada Zanna sampai suatu saat Zanna tau alasan dibalik sifat posesif Kenan kepada Zanna, dan itu adalah alasan utama Zanna untuk meninggalkan Kenan. Pergi sejauh dan sebisa mungkin.

Angin yang menerpa wajahnya membuat Zanna kembali mengingat masa-masa mereka bersama. Kisah percintaan yang Zanna alami seperti dongeng Cinderella. seorang gadis yang biasa saja mendapatkan cinta seorang pangeran. Sungguh kisah cinta yang cukup menarik.

Saat Kenan menyatakan cinta kepada Zanna, dunia Zanna seakan terbang. Zanna terhanyut dengan cinta yang ditawarkan Kenan untuk nya, bahkan sampai peringatan Fika tidak dihiraukan oleh Zanna. Dimata Zanna saat itu hanya ada Kenan, yang lain hanya bayangan semu yang sama sekali tidak penting.

"Benarkah kamu mencintaiku?" Tanya Kenan kepada Zanna saat mereka duduk di ruang tamu apartemen Kenan. Zanna mengangguk dengan cepat, senyumnya tidak pernah hilang dari wajah bulat nya kala itu.

Melihat jawaban Zanna yang menganggukkan kepalanya membuat Kenan tersenyum senang. Tangan Kenan meraih pipi Zanna dan semakin lama jarak mereka berdua semakin dekat. Zanna merasakan bibir Kynan kini sudah berada di atas bibir Zanna yang tipis. Kenan menciumnya, ciuman itu semakin lama semakin rakus dan menggebu.

Flasback

"Balas ciumanku."

"Aku, aku tidak tau caranya." Suara Zanna terdengar gemetar, dia takut melakukan kesalahan.

"Ikuti gerakan ku!" Kenan kembali menempelkan bibirnya di atas bibir Zanna. Zanna berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Kenan kepadanya sampai ciuman itu mulai berubah menjadi ciuman yang dipenuhi dengan nafsu.

Kenan menghentikan ciumannya dan menatap mata Zanna mengintimidasi.

"Kamu benar-benar mencintai ku?" pertanyaan Kenan langsung dijawab dengan senyuman dan anggukan kepada Zanna. Gadis itu terlihat sangat bahagia.

"Maukah kamu memberikan kebahagiaan itu?"

"Pasti!"

Kenan berdiri setelah mendengar jawaban Zanna, senyumnya tercetak jelas di wajah tampannya.

"Minumlah! Aku membuatkan minuman spesial untuk kamu."

Zanna mengambil gelas yang ada ditangan Kenan dan langsung meminumnya sampai habis.

***

Keringat dingin terlihat jelas mengucur di dahi Zanna. Zanna merasa sedikit tidak nyaman dengan tubuhnya, panas dan jantung berdegup sedikit kencang. Zanna juga menggesek-gesekkan pahanya semakin lama semakin cepat.

"Ada apa dengan tubuh ku ini? Kenapa terasa panas sekali disini?" tanya Zanna pada dirinya sendiri. Zanna mengucir rambutnya lebih tinggi agar bisa sedikit mengurangi rasa tidak nyaman dalam tubuhnya.

"Kiran, kamu kenapa? Kamu perlu mandi?" Tanya Kenan saat duduk di sofa samping Zanna. Zanna menggeleng, dia rasa dia tidak perlu mandi. Tapi saat tangan Kenan mengusap wajah nya yang penuh dengan keringat, Zanna merasakan sesuatu yang berbeda. Gelenyar aneh yang belum pernah Zanna rasakan membuatnya mendesah pelan. Sentuhan Kenan membuat tubuh Zanna semakin bergetar. Zanna melenguh, mendesah, menginginkan lebih.

"Kamu suka ini?" Tanya Kenan setelah dia mengecup leher panjang Zanna. Zanna mengangguk, Zanna menginginkan sentuhan yang lebih pada tubuhnya.

"Iya, lagi!"

"Lagi?" Zanna mengangguk cepat saat pertanyaan Kenan kembali di dengar telinganya. Tangan Kenan membuka kancing baju Zanna dengan perlahan. Bibirnya terus mengecup leher Zanna dan memberikan tanda di sana.

"Apah ini? Ada apa dengan tubuh ku?"

"Ini yang dinamakan gairah, Kiran sayang. Aku akan memperlakukanmu selembut mungkin. Dan kamu harus mengingatnya seumur hidupmu."

Kenan mulai membuka celana Zanna. Zanna yang sudah terpengaruh obat perangsang yang sengaja diberikan oleh Kenan di dalam minumannya tidak menolak sama sekali, bahkan Zanna sangat menikmati apa yang dilakukan oleh Kenan pada tubuh nya.

Tubuh Zanna menggeliat dan desahan dari bibirnya semakin jelas terdengar. Kenan terus memberi rangsangan pada tubuh Zanna, membuat Zanna siap untuk dirinya.

Berada di depan milik Zanna, Kenan menatap wajah Zanna yang sudah diselimuti gairah. Senyum kepuasan tercetak jelas di wajah Kenan. Kenan semakin berani, lidah dan bibirnya sudah menjelajahi daerah pribadi Zanna dengan rakus. Pria itu berusaha sekuat mungkin untuk membuat Zanna benar-benar siap untuk menerimanya di dalam tubuhnya.

Sampai suara teriakan Zanna terdengar bersamaan dengan cairan yang membasahi sofa tempat mereka duduk.

Kenan memposisikan miliknya di depan milik Zanna dengan cepat. Tanpa menunggu Zanna tenang, Kenan memasuki Zanna dengan sedikit keras tanpa perduli dengan Zanna. Teriakan kesakitan dari bibir Zanna tidak membuat Kenan menghentikan gerakannya.

avataravatar
Next chapter