webnovel

MEMBAWA KEMBALI

"Kamu melupakan aturan ku sayang." Ucapan Kenan disertai dengan gerakan tangannya yang meremas dada Zanna keras. Zanna menutup matanya dan menahan erangannya.

"Please, don't...."

Kenan tetap menempelkan tubuhnya di tubuh Zanna meski Zanna berusaha memberontak. Tangannya semakin turun menjalar dari pipi ke rahang dan kini tangan Kenan sudah berada di atas perut rata Zanna. Nafas Zanna semakin tersengal, hanya dengan sentuhan tangan Kenan, Zanna sudah tersesat ke dalam pusara gairah yang diciptakan oleh Kenan. Pria itu selalu bisa membuat Zanna hilang kendali hanya dengan sentuhan-sentuhan ringan jemarinya.

"Tubuhmu tidak setuju dengan bibirmu, Sayang." Bisik Kenan pelan, Zanna memejamkan matanya. Zanna menggigit bibirnya kuat. "Shit!" Batin Zanna mengumpat. Tubuhnya selalu menerima dengan baik sentuhan Kenan disaat bibirnya berusaha berkata "tidak."

"Jangan menahannya, sayang. Milikku bisa terluka karena mu." Kenan membelai bibir Zanna yang Zanna gunakan untuk menahan desahannya. Bibir itu terlihat merah karena Zanna menggigitnya keras untuk menahan desahannya keluar.

"Tubuhmu tau siapa pemiliknya, Sayang. Jangan kamu pungkiri itu. Tubuh ini akan selamanya menjadi milikku. You're mine."

Penutup dada Zanna kini sudah jatuh di bawah kaki Zanna tanpa dia sadari. Kenan terlalu lihai memperdaya tubuh Zanna. Kenan semakin menyeringai saat Zanna tidak lagi menolak sentuhannya, Zanna sudah kembali terperangkap ke dalam sarang seorang Kenan.

"Ini hanya untukku." Bibir Kenan kini mengganti tangannya untuk mengeksplore tubuh indah Zanna. Zanna akhirnya mendesah, lirih tapi cukup terdengar ditelinga Kenan. Lidah Kenan terus menyusuri rahang dan turun ke leher dan ketika bibirnya sampai di dada Zanna dia berhenti sebentar dan menatap ke mata Zanna.

"Aku akan membuat kamu tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya , Sayang. Bersiaplah untuk menerima hukuman mu." Tubuh Zanna semakin turun dan kini dia terlentang di ranjang dengan Kenan yang sudah berada diatasnya.

Kenan menghisap dada Zanna dengan rakus, pria itu tidak memberi sedikitpun ruang untuk kulit putih Zanna tanpa tanda. Rata dengan tanda merah, bahkan sekarang mulai merambat ke leher, di sana Kenan juga memberi tanda kepemilikannya untuk seorang Zanna. Zanna yang terhanyut dengan gairah sudah tidak lagi perduli dengan apa yang dilakukan oleh Kenan, yang dia inginkan hanya menikmati semua yang diberikan Kenan untuknya saat ini.

Kenan melepaskan pakaian bagian bawah tubuh Zanna, menarik kain yang digunakan untuk menutupi pinggangnya dan menarik dua tali yang mengikat bikini Zanna. Kini Zanna sudah polos, tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya dan terbuka di bawah Kenan yang masih menggunakan pakaian lengkap.

Melihat Zanna yang pasrah membuat Kenan mati-matian menahan gairah yang sejak tadi berkobar. Zanna terus menggeliat di bawah Kenan. Kenan mulai memasukkan jarinya ke dalam tubuh Zanna sambil lidahnya juga mengeksplore nya. Lidah Kenan terus bergerak di inti Zanna membuat Zanna semakin frustasi.

Zanna bergerak semakin gelisah menikmati semua perlakuan Kenan dan saat Zanna hampir mendapatkan klimaksnya, Kenan berhenti.

"What are you doing?" Protes Zanna sambil menatap tajam Kenan. Kenan yang memang sedang memberi pelajaran kepada Zanna hanya tersenyum miring sambil memasukkan kembali jari tangannya di dalam Zanna. Lagi dan lagi Zanna melenguh dan mendesah, kini terdengar cukup keras di telinga Kenan.

Zanna menggerakkan pinggangnya berusaha mencari kenikmatannya sendiri tetapi bukan Kenan namanya jika membiarkan Zanna memegang kendali atas permainannya.

"Fuck!!" Zanna berteriak marah. Menatap nyalang ke arah Kenan. Saat Zanna mulai beranjak dari ranjangnya Kenan kembali memperangkapnya lagi.

"You know my rules, sayang."

"Please. I can't hold it again. Aku menginginkan semuanya sekarang."

"Kamu tau apa yang harus kamu katakan , Sayang. Beg it!"

"Please.... Please..... gift it to me, PLEASE!"

"Good girl. As you wish, sayang." Kenan memasukkan jari-jarinya kembali kedalam milik Zanna. Zanna melayang, kocokan Kenan di miliknya membuatnya semakin liar. Kenan kini meraba bagian belakang Zanna, Zanna tersentak saat bagian belakangnya dimasuki satu jari Kenan sedangkan lidah Kenan bergerilya di pusat tubuhnya dengan ganas. Kenan menggigit-gigit kecil milik Zanna dengan brutal membuat Zanna yang sudah dipengaruhi dengan gairah yang membara pasrah dan membiarkan apa yang dilakukan Kenan pada tubuhnya.

Sesuatu yang sudah tidak bisa bertahan di tempatnya membuat Zanna terus menggerakkan pinggulnya berlawanan dengan gerakan tangan Kenan. Tangan Zanna kini menekan kepala Kenan agar tetap berada dibawahnya, mengobrak-abrik tubuh Zanna dengan ganas dan brutal. Zanna benar-benar merasa akan hancur setelah ini.

Teriakan Zanna terdengar keras dari dalam kamar saat Zanna mendapatkan pelepasannya yang sangat hebat. Pria yang tersenyum licik di atasnya itulah yang bisa memberikan kenikmatan di tubuh Zanna selama ini dan tidak dengan pria lain. Zanna selalu mendapatkan kepuasan yang benar-benar bisa menghancurkan tubuhnya dari pria licik itu.

"How do you feel?"

"Always... amazing!" Jawaban Zanna ditengah nafasnya yang masih menggebu membuat senyum Kenan terbit. Pria itu memang selalu tampan di mata Zanna apalagi dengan senyuman yang menghiasi wajahnya terlihat sempurna.

"Kamu milikku, Sayang. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi lagi. Kamu membuat aku marah dengan tiba-tiba menghilang. Lima tahun Kiran. Lima tahun aku mencari mu. Keluargamu benar-benar hebat bisa menyembunyikan mu dariku dan keluargaku. Keluarga Narendra." Zanna tidak menjawab Kenan. Zanna masih mengatur nafasnya setelah klimaks paling indah yang dia dapat dan tidak lagi menghiraukan ocehan Kenan.

Kenan menciumi Zanna kembali, kini ciumannya hanya ciuman singkat tanpa di sertai nafsu dan kemarahan.

"Kamu pilih, kamu ikut ke kamarku atau kamu tetap disini dengan resiko teman-temanmu melihat percintaan panas kita?" Tanya Kenan memberi pilihan yang diberikannya untuk Zanna dan kedua pilihan itu tidak ada yang menguntungkannya sama sekali bagi Zanna. Keduanya sama-sama akan dihajar habis oleh pria dingin itu.

"Kenapa harus memilih?"

"Aku tau apa yang ada dipikiran mu, Sayang. Dan kamu harus tau, aku tidak akan memberikan kelonggaran sedikitpun kepada kamu." Kenan menghadap ke arah Zanna yang masih tergolek lemas, pria itu belum memasuki Zanna dengan miliknya tapi Zanna sudah terlihat sangat kelelahan.

"Memang apa yang ada dipikiran ku? Jangan mulai sok tau."

"Bukan sok tau, tapi aku sudah mempelajari semua karakter kamu beberapa hari ini."

"Kamu menguntit aku selama ini?" Zanna bangkit dari tidurnya saat mendengar ucapan Kenan yang menguntitnya.

"Seperti yang kamu pikir, bagaimana aku bisa menemukan kamu disini jika aku tidak mengikuti kamu? Dengan tiba-tiba mengajukan cuti di kantor?"

"Di kantor? Kamu juga tau kantor tempatku bekerja?" Zanna melongo saat Kenan menganggukkan kepalanya disertai dengan senyuman iblis nya yang cukup membuat ngeri yang melihat.

Next chapter