webnovel

STORY OF DANIEL

Impian terindah untuk bertemu kedua orang tuanya setelah lulus dari kuliah, harus berganti menjadi momen menyedihkan dalam hidupnya. Di usianya yang baru saja menginjak 21 tahun, dirinya harus menjadi saksi biksu melihat jasad kedua orang tuanya yang telah tewas tak bernyawa. Berhasilkah Daniel mengungkap siapa pembunuh kedua orang tuanya? Yuk ikuti kisah cerita Author ecek ecek ini he..he.

Arby_YingJun · Urban
Not enough ratings
7 Chs

PENGUMUMAN UJIAN

Di siang hari yang sangat cerah, di sebuah Sekolah tinggi ternama di London. Terlihat banyak sekali para siswa yang saling berdesak desakan. Mereka berebut ingin menjadi yang terdepan melihat hasil pengumuman yang selama ini mereka tunggu dan sangat di nantikan.

Tidak terkecuali Daniel, seorang lelaki yang memang memiliki sifat dasar pendiam dan pemalu.

Dirinya tak ikut berdesak desakan bersama teman lainya untuk melihat hasil pengumam kelulusanya.

"Hai Daniel, kenapa kau diam saja?" tanya Isabel yang baru saja datang menghampirinya.

Daniel tersenyum memandang ke arah Isabel dan langsung menundukan kepalanya merasa malu.

"Mungkin nanti saja setelah mereka selesai." jawab Daniel sambil memandang ke arah kerumunan.

Isabel mengikuti arah kemana Daniel memandang dan kemudian menganggukan kepalanya.

"Baiklah, jika begitu aku juga akan menunggu mereka selesai." ucap Isabel.

Daniel tersenyum senang, karena hanya Isabel lah teman sekaligus sahabat yang sangat dekat dengan dirinya.

"Daniel, sambil menunggu mereka selesai. Bagaimana kalau kita ke kantin dulu." ajak Isabel sambil menautkan tanganya pada tangan Daniel.

Daniel sedikit terkejut, tapi Daniel menganggap itu hanya perasaanya saja tak lebih dari apa pun.

Sepanjang perjalanan ke kantin. Isabel terus melangkah sambil menggandeng Daniel. Hingga bagi orang yang yang tidak tahu, pasti menyangka mereka berpacaran.

Sesampai di kantin, mereka berdua duduk berhadap hadapan.

"Kau tunggu disini sebentar, biar kali ini aku saja yang memesankan makananya." Isabel bangun dari duduk dan melangkah menghampiri pelayan kantin.

"Tolong aku pesan satu burger dan kentang crispynya." pinta Isabel pada pelayan tersebut.

"Baik, Non. Untuk minumnya?" tanya si pelayan tersebut pada Isabel.

"Untuk minumnya, aku pesan Jus al pukat dan jeruk, Oke." ucap Isabel sambil mengangkat jempol pada si pelayan.

"Oke, Non. Silahkan anda tunggu sebentar." jawab si pelayan sambil membalas mengangkat jempolnya pada Isabel.

"Maaf aku malah merepotkanmu saja." ucap Daniel pada Isabel yang kini telah duduk kembali di hadapanya.

Isabel memegang tangan Daniel sambil tersenyum memandang ke arah wajahnya.

"Sudahlah, ini tak sebanding dengan kau yang selalu membantuku dalam belajar di universitas ini." jawab Isabel.

Hingga tak berselang lama, datanglah si pelayan membawa makanan yang telah di pesan Isabel sebelumnya.

"Cepat kau habiskan Daniel, setelah itu kita kembali papan mading untuk melihat hasil pengumuman kita." ucap Isabel yang di balas senyuman yang menyejukan hati oleh Daniel.

Mereka berdua terlihat nikmat dalam menyantap makananya masing masing. Dan setelah selesai Isabel langsung membayar semua bill dan meninggalkan kantin tersebut bersama Daniel.

"Jantungku terasa deg degan Isabel." ucap Daniel yang tiba tiba menghentikan langkahnya menjadi di belakang Isabel.

Isabel berbalik ke arah Daniel dan menghampirinya.

"Memangnya, apa yang kau takutkan?" tanya Isabel yang heran pada Daniel.

"Aku takut tidak lulus, dan mengecewakan kedua orang tuaku." Daniel tertunduk.

"Sudahlah, aku yakin kau pasti lulus. Kau akan anak pintar dan selalu mendapatkan Rangking di kelas." puji Isabel.

"Ha..ha..ha, kau terlalu berlebihan Isabel." jawab Daniel yang kembali malu.

"Ayo," ajak Isabel sambil menggenggam tangan Daniel dan membawanya ke arah papan mading pengumuman.

Setelah lumayan cukup lama dan seksama dalam mencari namanya. Akhirnya Daniel menemukan namanya terpampang dengan keterangan yang menyatakan dirinya lulus.

"Wah, selamat Daniel. Akhirnya kau lulus." ucap Isabel dengan wajah yang terlihat bersedih.

"Kau kenapa Isabel, kenapa wajahmu tidak terlihat senang?" tanya Daniel.

"Daniel, maafkan aku ..., aku ...." ucap Isabel yang membuat Daniel menjadi cemas.

"Jangan pernah mengatakan padaku, jika kau tidak lulus bersamaku." ucap Daniel yang kini mencari nama Isabel dalam papan madingnya.

Daniel dengan teliti dan seksama mencari nama Isabel romance, dengan jari telunjuk dan mata, dia terus mencari dan tak melewatkanya satu pun.

Hingga pada akhirnya, senyuman mengembang pada wajah Daniel. Pandanganya telah menemukan nama Isabel Romance dalam papan pengumuman kelulusanya.

"Isabel, kau ternyata lulus." ucap Daniel yang di respon biasa saja oleh Isabel.

"Kenapa kau terlihat tidak senang, Isabel?" tanya Daniel.

"Sebenarnya aku sudah melihat dan tahu kalau aku telah lulus tapi ..." Isabel kini menunduk sedih di depan Daniel.

Entah keberanian dari mana datangnya, Daniel yang tadinya seorang pemalu. Kini dirinya berani memeluk Isabel.

"Jangan bersedih, ini adalah gerbang pertamamu untuk mencapai kesuksesan." Daniel mengusap punggung Isabel dalam pelukanya.

Isabel melepas pelukan Daniel dan langsung menangkup wajah Daniel dengan kedua tanganya.

"Daniel, apa kau tidak tahu makna dari semua ini?" tanya Isabel sambil menangis sedih.

Daniel terdiam dengan kepala menggeleng tidak mengerti.

"Daniel, kedua orang tuaku menginginkanku untuk melanjutkan pendidikan di Oxford, dan itu artinya kita tidak bisa bertemu kembali." jelas Isabel sambil menangis dalam pelukan Daniel.

"Isabel, aku yakin orang tuamu melakukan semua ini demi kebaikanmu juga." Daniel mencoba memberi pengertian.

Seketika Isabel mendorong Daniel hingga jatuh di hadapanya.

"Daniel, apa kau tidak tahu. Selama ini aku mencintaimu dan aku tidak ingin jauh dari dirimu." ucapan itu spontas lepas dari mulut Isabel.

Daniel sontak kaget mendengar ucapan Isabel yang memang asli dari lubuk hatinya.

"A...ku..aku ..." Daniel terbata.

Daniel berbalik membelakangi Isabel, dirinya terus berperang melawan pikiranya.

"Daniel, jawab aku dengan jujur!" tanya Isabel.

Isabel berlari kecil dan kemudian memeluk Daniel dari belakang.

"Isabel, apa kau tidak malu mencintaiku. Aku hanya seorang lelaki miskin yang hanya sedang beruntung bisa bersekolah disini karena Beasisawa." ucap Daniel yang merasa minder.

Isabel membalikan badan Daniel hingga kini mereka saling berhadapan bertatap muka.

"Dengarkan aku Daniel, Aku mencintaimu bukan karena materimu. Tapi aku mencintaimu karena selama ini aku selalu merasa nyaman jika berada di dekatmu." Isabel mengutarakan isi hatinya.

Daniel memeluk dan mencium kening Isabel dengan penuh perasaan.

"Ikuti aku!" ajak Daniel sambil menggenggam tangan Isabel dan membawa ke belakang gudang sekolah.

"Daniel, mau apa kita kesini?" tanya Isabel.

Daniel berhenti dan menyenderkan Isabel pada dinding gudang sekolah yang memang suasananya selalu sepi.

Tak banyak kata lagi yang keluar dari mulut Daniel. Kini dirinya memberikan first kiss nya pada Isabel dan jelas itu membuat Isabel tercengang dengan bibir yang sudah terbungkam oleh bibir Daniel.

"Aku juga mencintaimu, Isabel." ucap Daniel yang kini kembali menyesap manisnya madu pada mulut Isabel.

Dengan otomatis tangan Isabel memegang tengkuk Daniel dan mengunci agar kedua bibir mereka saling berpagutan.

Kedua insan muda yang sedang di mabuk asmara saling menyesap dan bertukar saliva. Sesekali mereka berhenti sambil menatap mata dan mengambil oksigen untuk meneruskan adegan dewasanya.

DON'T FORGET LIKE AND COMMENT OK.