webnovel

2

"Bukankah bapak bilang kita sama-sama manusia,bapak makan nasi aku juga. Bapak mengecamku jadi kenapa aku tidak boleh?"mereka beradu tatapan

"Hah,lihatlah anak ini. Apa ini yang diajarkan ibu mu? Melawan pada orang yang lebih tua,ha?!"

"Aku malah mau menanyakan pada bapak. Anda yang baru saja mengajari kami begitu. Jadi,apa jawabannya?"

"Apa?!"bentaknya. suara pria itu menggelegar mungkin terdengar sampai kelas lainya

"Hah...kalian orang tua selalu membawa orang tua lainnya. Ibu ku bilang,tanyakan apa yang tidak kau mengerti pada gurumu. Tentu saja itu yang sedang ku lakukan sekarang,tapi bagaimana dengan bapak? Apa yang dikatakan orang tua mu? Anggap saja begini,jika bapak membawa anjing ke sekolah bukankah kepala sekolah akan marah? Karna itu kita harus tau tempat,bukan?"sebisa mungkin Ayuna menyaring kata-katanya

"Bukankah kau sudah keterlaluan?"Ikut Mengmeng

"Cari muka juga harus tau kapan waktunya"peringati Ayuna

"Kau...kau murid yang membangkang! Ibumu saja tidak pernah terlihat ataupun datang kesekolah!"pekiknya berapi-api

"Membangkang? Bukankah tugas murid adalah bertanya? Bapak selalu mengatakan itu saat Mengmeng tidak bisa menjawab,oh bukan...mungkin aku salah ingat,bukan bapak tapi ibu-ku yang mengatakannya. Padahal Maru lebih pintar disemua mata pelajaran,hanya dijam belajarmu saja dia dibilang bodoh. Kenapa? Apa karena ibunya tidak memberimu kue dari dari Jerman atau jam dari Paris? Sekarang ini aku sedang bertanya tanpa disuruh tapi bapak tidak menjawab satupun. Bapak bilang,kenapa dia pintar dan kami tidak. Bukan karna kami bodoh,bukan karna kami malas dan bukan juga karna menyerah. Bapak pernah berpikir tidak? Lingkungan kami berbeda,orang-orang disekeliling kami berbeda. Uang,rumah...! Bahkan wajah kami berbeda. Kenapa? Padahal kami sama-sama manusia. Karna takdir! Orang disekelilingnya...seperti bapak,padahal bapak juga adalah orang disekeliling kamu tapi mengapa perlakuannya berbeda? Tentu saja karna takdir,benarkan?"dari ucapannya itu Maru mendelik kaget. Sibodoh ini,menggali kuburanpun membawa namaku

Tanpa ada jeda mereka saling menyambung

"Omong kosong! Tidak ada takdir. Apapun bisa dirubah jika kau berusaha,itu karna kau yang tidak memiliki masa depan. Kau menyalahkan takdir,kau pemalas,bodoh dan tidak punya sopan santun. Anak yang tidka berguna!"cercanya,bagaimanapun bicaranya tetap menunjukkan kebiasaan seorang guru

"Karena itu"potongnya "Cobalah rubah sikapmu pada ku! Takdir bisa dirubah,benarkan? Cobalah rubah penilaianmu padaku. Dengan begitu takdir ku akan berubah. Bapak bicara begini untuk membantu ku kan,atau aku salah mengerti niat baik bapak?"singgungnya. jika aku terus mengatakan kami,mereka akan mulai menggila.Benak Ayuna

"Kau...! ak,aku...kenapa harus aku? Yang punya masalah itu kau"tegasnya diakhir

"Kenapa,tidak bisa kan? Ah...karena inilah takdir ku sulit berubah. Jangan bilang aku tidak berusaha ya. Kalau begitu,kenapa harus aku? Yang punya masalah itu kau...pak!"tekankan Ayuna

"Bocah tengik!"amuknya

Ayuna tersenyum "Lihat. Bapak begini bukannya karna punya masalah denganku"

Brak! Guru itu membanting buku ditangannya "Kau yang keluar atau aku!?"ancamnya berteriak

Dia menggertak siapa,anjing? "Silahkan"Ayuna bersikap selayaknya memperlakukan tamu yang akan keluar

Tampak sudah wajah guru itu muram merah karena amarah "Ketua kelas! Seret bocah ini keluar!"

Ayuna hanya tersenyum karna berhasil mempecundangi guru itu. Sementara Kai yang sedari awal menyaksikan itu ikut tercengang. Sorot mata yang cerdik itu dan sikap seperti harimau betina..."Ternyata aku telah ditipu? Aku,Kai Xin telah ditipu?!"bengongnya syok

Setelah am istirahat ke-dua berakhir dalam 5 menit lagi,Ayuna berencana membolos. Ia menyimpan bukunya dan menyandang tas

"Apa kau bolos karna takut akan dipanggil ke kantor?"hadang Raya

"Jika kau melakukan ituu setelah membawa namaku kasusumu akan bertambah karna ketahuan membolos"sambung Maru yang datang ke mejanya

"Hah,yang benar saja. Apa dia berani setelah mengatai muridnya begitu? Jika iya maka aku akan melakukan yang lebih daripada itu! Eheheh,jika aku tidak membawa namamu tadi bagaimana aku bisa menyerang dengan berani? Tidak ada yang bisa dibanggakan dari murid dari 3 terbawah"melasnya

"Kau cukup tau diri"kata Maru. Merekapun sepakat menyerah untuk menahan anak yang berpikiran sederhana ini

Ayuna memanjat pagar belakang sekolah,dengan senyum gembira ia melompat kebawah. Saat ia berbalik setelah mengambil tasnya,sudah menunggu seorang pria disana yang mencegatnya. Dengan pose menyandar dan kaki yang menghalangi jalannya "Yo,nona pemanjat"katanya

Ayuna sedikit terlonjak "Astaga...oh,kau. Apa yang kau lakukan disini? Bukankah kita akan menonton film jam 7 malam nanti?"katanya pada pria yang tampak kebingungan itu

Bagus. Bukan hanya menipu ku,kau juga salah mengenali ku sebagai pria lain? "Apa kita membuat janji untuk menonton film sebelumnya?"senyumnya menekan berusaha menahan

Ayuna berpikir lagi "Bukan? Apa menonton balapan ya..ah,bukan. Apa yang mengajak makan malam besok"gumamnya terhanyut

Kai yang menahan kekesalannya sudah berada diambang batas sekarang. Apa ini,kenapa aku bisa salah mengenali gadis player ini sebagai gadis polos? Bukankah ini penghinaan bagi pangeran roman sepertiku?! "Kelihatannya kau sibuk ya. Kau tidak sungguan melupakan ku kan?"senyumnya kaku

Ayuna tertawa mendapati ekspresi pria itu "Tentu saja tidak,melihat target menunjukkan title aslinya bagaimana bisa aku tidak menggodanya"kedipnya

"Title? Apa maksudmu?"katanya berpura-pura tidak menegrti. Kenapa aku bisa terjebak oleh player ini,sial!

"Ku beritahu satu rahasia. Jika kau memutuskan untuk menjadi player,selamanya kau akan terus berpura-pura. Jadi ingatlah apapun yang kau lakukan jangan tunjukkan dirimu yang asli"lalu ia menatap dengan senyum mencibir "Ya sudahlah. Melihatmu berubah begitu cepat,kau pasti sudah tau akan permainan ku. Atau...apa kau melihat keributan tadi?"tebaknya

"Ku sarankan kau jangan kuliah dijurusan psikolog,akan mengerikan jika akhirnya kau jadi cenayang"sanggahnya

Cenayang? Dengan suara pak tua yang seperti itu aku takut semua orang akan tuli. Ayuna bersiul "Benar sekali. Aku juga berpikiran sama. Sudah dulu ya,jika kau ingin aku bisa menjadi Laoshi-mu"katanya berlari seraya berjalan mundur sambil mengisyaratkan telepon dengan ibu jari dan kelingkingnya

Kai menyengal tawa tak percaya "Apa-apaan dia. Apa semua orang tau tentang title itu atau hanya player saja?"

```````````````````````````

Jam olahraga hari ini digabungkan dengan kelas lain. Jam olahraga yang harusnya menyenangkan meski tak ada bedanya bagi Ayuna itu,berubah menjadi medan perang

"Kau?!"kaget Ayuna melihat manusia didepannya

"Burung unta penipu?"balasnya pula

Sementara Maru dan Raya yang menyaksikan dipinggir lapangan saling berbicara "Kau lihat mata Ayuna yng hampir keluar itu"kata Raya

"Yah,siapa lagi yang bisa membuatnya begitu selain Tao. Yang harus kita perhatikan bukanlah mereka tetapi gerombolan dibelakangnya. Terkadang aku mengutuk mulut ku ini"kesah Maru

Raya menarik nafas dengan mata membulat "Kau benar! Mereka seperti gerombolan Hilicurls,menyeramkan sekali. Apa kita masuk kedalam dunia lain? Kenapa lapangan ini terasa seperti domain berlevel S!?"menggigit jarinya

"Berhentilah begadang untuk bermain game. Kau sama menyeramkannya dengan mereka"

ucapan mereka tidak salah karena sekarang sedang berlangsung pertandingan antara Tim Ayuna VS Tim Tao!

"Baiklah. Sekarang kedua belah pihak tengah berapi-api. Lapangan Baseball ini akan menjadi medan berdarah,dengan kedua kapten yang saling menunjukkan niat membunuhnya"Raya sebagai pembawa acaranya

"Pilihlah salah satu antara energik atau horor"sela Maru malas meskipun ia tetap mengatakannya

"Tidak perduli. Tugasku kan memeriahkan suasana"semangatnya

"Memeriahkan suasana apanya. Kau mau mereka saling jambak disana?"gumamnya

Mereka berdua bermain dengan penuh energi,taktik dan kelihaian. Tak satupun dari kedua tim ada yang melemah. Mereka malah terlihat kian bersemangat dengan tetesan keringat itu. Terlebih lagi penggemar yang menjadi tim keduanya baik dilapangan maupun dipinggir lapangan,sedangkan diluar lapangan sudah dipenuhi murid satu gedung itu. Tidak terbayang betapa stresnya guru yang ditinggal mengajar dikelas kosong melompong

Kedua kapten itu saling menatap tak bergeming

"Sudahlah. Kau menyerah saja,burung unta penipu"kata Tao remeh dengan bercucuran keringat

"Kau saja yang menyerah,bocah busuk!"balas Ayuna terengah-engah. Sial,beraninya dia menambah-nambah panggilan jelek itu

" Menyerahlah tim burung unta penipuuu!"sorak jiwa penggemar Tim Tao

"Mimpi saja sana tim bocah busukkk!"sahuti jiwa seluruh penggemar Ayuna,mendengar hitungan suara yang 2 kali lipat itu penggemar Tao dari pinggir dan luar lapangan ikut bergabung menyeimbangkan

Aku harap ini tidak pernah berakhir!

Kenapa?

Kau lihat keringat Tao,lihat lihat. Kyaa ini membuat ku gila! Dan Ayuna sungguh menawan!

Kau mendukung yang mana?

Meski aku tidak mengerti,tapi semoga pertandingan ini berlangsung lama. Jika tidak aku bisa mati bosan dikelas si kacamata itu

Astaga,kau benar. Cepat lempar koin ke air mancur

"Yuhuuuu,suasana memanas!"tambah Raya pula

"Akan jadi apa murid di sekolah ini"Maru mendelik pasrah

Saat Tim Tao memimpin satu angka, bel pergantian jam pelajaranpun berbunyi. Tentu saja dari pihak Tao bersorak-sorai sedangkan Tim Ayuna berdecih kalah. Tao melihatnya dengan penuh cibiran. Tatapannya saja sudah membuat kesal,jangan sampai dia membuka mulutnya,benak Ayuna

Sementara itu,Kai yang melihat Tao dilapangan mendatanginya "Hei,anak penurut. Apa yang kau lakukan? Biasanya kau akan bolos seperti ku"selanya

Tao mengalihkan pandangan sinis "Jangan samakan aku dengan mu. Aku hanya menunujukkan tempat seseorang"cibirnya beralih lagi pada Ayuna

Kai menoleh pada gadis yang dibelakanginya itu "Cenayang pemanjat?"

Ayuna yang tambah dibuat kesal oleh dua orang pria itu tidak dapat menutup-nutupinya lagi "Cenayang kepalamu. Jangan pikir kau menang kali ini!"tegasnya pada Tao

Tao membalas dengan mata tajamnya itu"Ketika kau tertinggal itu artinya kau kalah,meski hanya satu angka. Bukankah itu jauh lebih menyakitkan?"sendunya kosong

"Oho,ada apa ini? Apa tuan muda yang kaya ini pernah kaya dalam hidupnya? Ya,aku akan menjadi orang pertama yang mengalahkanmu!"tegasnya "Dan kau! Jangan pernah muncul dimanapun aku berada"tunjuknya pada Kai

Kai yang bingung karena mendapat serangan kemarahan tanpa tau masalahnya,sedari tadi hanya menatap menyimak dua orang yang sedang berdialog itu. Ah,sekarang aku tau rasanya jadi figuran. Tapi sorang figuran jugalah peran! Kenapa tiba-tiba dijadikan tempat pelampiasan begini? Benaknya "Sebelum itu,bisa beritahu aku apa yang terjadi? Kenapa cecunguk dan cenayang ini melampiasakan amarahnya padaku?"katanya meminta penjelasan

Mereka berdua mengacuhkannya dan pergi membelakangi pria yang kebingungan itu "Hey,anak penurut!" tetapi tak dihiraukan , Tao melah mengorek-ngorek telinganya "Ce-cenanyang!?"Ayuna mengacungkan jari tengahnya "Ohow. Apa sekarang titlenya bad girl,huh?!"

Saat pulang sekolah Ayuna akan bekerja sift malam di minimarket. Seragam kasir itu tampak luar biasa ketika dikenakannya,dengan rambut lebat bergelombang sebahu itu. Serta wajah natural tanpa coretan lipstik itu,begitu masuk pelanggan akan meras berdosa telah memasuki toko sutra dilantai 2 yang tidak diperuntukkan bagi orang awam. Ditambah senyum dan sorot elegannya itu. Mereka akan benar-benar terbuai juga tergesa,seperti merasa nyaman tapi bukan tempatmu disana. Tapi itu tidak berlaku bagi teman-temannya yang sekarang tengah menjarah disana "Apa yang kalian lakukan disini?"katanya terlihat kesal

"Kami?"sahut Raya yang baru duduk dengan minuman untuk hitungan ke-2 "Tentu saja untuk menemani mu. Sekarang ini banyak preman"sambungnya

"Kalianlah premannya. Letakkan itu. Disini tidak ada pria muda"sanggah Ayuna mengambil minuman itu darinya

"Aa..."melihat minumannya pergi "Huh. Pria muda untuk apa?"tanyanya melipat tangan

"Untuk apa lagi,tentu saja untuk digoda"timpal Maru mengambil kembali dari Ayuna

"Yey!"sorak Raya kesenangan

"Kau yang akan membayarnya!"decak Ayuna

"Tentu saja. Aku yang meminumnya"teguknya kemudian

"Apa!?"pekik Raya

"Oh,aku baru ingat. Kau menyalin PR ku,hitung untuk itu"lanjut Maru

"Apa?!"pekik Ayuna bergantian

"Rasakan"kekeh Raya