webnovel

What's wrong ?

"Angkat ayolah....angkat tolong" gumam seseorang dengan khawatir yang sedang menghubungi orang lain.

Entah sekian kalinya ia menelfon seseorang, dan yang menjawab hanya suara operator dari ponselnya.

"Duh gimana ini, apa lebih baik aku....ah tidak lebih baik aku disini saja" Gumamnya tak jelas, karna dia sangat khawatir.

"Lan tenangin diri lu dulu" Usul Awan dengan memegang pundak Erlan.

"Gimana bisa tenang, Erlan takut terjadi sesuatu wan" ucap Erlan dengan mengacak rambutnya frustasi.

"Lan really said Awan calm yourself down first, surely your grandmother is fine" Ucap Ken dengan menatap Erlan.

Keheningan menyelimuti mereka bertiga, tapi tak lama kemudian ponsel Erlan berdering menandakan ada seseorang yang menelfonnya.

"Kamu dimana ?" Kata seseorang laki-laki dengan nada menahan kesal.

"Pa, Erlan la.....gi dirumah sa...kit" Jawab Erlan dengan ragu-ragu.

"KENAPA KAMU DI SANA HAHH?!!" Bentak ayah Erlan.

"Nenek pa...."

"KAMU APAKAN NENEK KAMU ERLAN?!!!"

Sahabat Erlan yang ada di situ kaget akan bentakan dari ayah Erlan sendiri. Mereka hanya menatap Erlan dengan seolah bertanya, Erlan lu gak papa kan ? Erlan hanya menjawab dengan senyuman.

"JAWAB PAPA NENEK KAMU KENAPA ERLAN?!!!"

"Erlan cuma tau, waktu Erlan pulang nenek udah gak sadar terus tangan nenek banyak darahnya pa" Jelas Erlan.

"BOHONG KAMU, PAPA SAMA KELUARGA MAU KE SITU!!!"

Dan setelah bentakan terakhir dari ayahnya, telfonpun dimatikan sepihak oleh ayahnya. Erlan hanya bisa pasrah atas semua keadaan ini, mau ngelawan pun gak ada gunanya itu pikir Erlan.

•••••••••••••••••

Seseorang perempuan termenung di kursi taman rumah sakit, ia melihat sekeliling tidak ada siapapun yang ia kenal. Dia berfikir untuk apa aku disini ? Mungkin jika dia tidak ada di sini, nyawanya pasti sudah tidak tertolong.

Sebenarnya dia sendiri di sini akibat keracunan makanan, ya bisa di bilang makanan itu iya bawa saat pulang sekolah dan ada teman satu sekolahnya yang kasih ke dia.

Saat sedang asik termenung dia di Magetan dengan suara seseorang laki-laki, yang memiliki tubuh tinggi serta senyum yang manis.

"Emm...permisi boleh saya duduk di sini ?" Tanyanya dengan senyum.

"Oh boleh silahkan"

Laki-laki tersebut duduk dan mereka sama-sama tetrmenung dengan pkiran mereka masing-masing.

"Ngomong-ngomong namanya siapa ?" Tanya laki-laki tersebut memecah keheningan.

"Arna, kamu sendiri ?" Tanya Arna dengan mengulurkan tangannya.

"Erlan" Jawab Erlan dengan membalas uluran tangan Arna.

"Btw Erlan kok bisa ada di rumah sakit kenapa ?" Tanya Arna dengan memalingkan wajah menatap Erlan.

"Nenek Erlan sakit na" Jawabnya dengan menunduk.

"Ehh...sorry kalu itu privasi Erlan" Maaf Arna.

"Gak papa, kan Arna gak tau. Kalu Arna sendiri kenapa ada disini ?" Tanya Erlan dengan mengkat kepalanya dan menghadap ke Arna.

"Arna keracunan makanan dari temen Arna" Jawab Arna dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kok bis..."

"ARNA GW CARIIN, EH TERNYATA DI SINI" teriak seseorang laki-laki dengan pipi bakpau mendekat ke arah Arna dan Erlan.

"Loh bang Erlan kenapa di sini ?" Tanya laki-laki tersebut, dengan wajah bingungnya.

"Oh abang di sini, lagi nunggu nenek ngit" jawab Erlan yang di akhiri dengan senyumnya.

"Arna lu napa bisa di sini sama bang Erlan ?" Bingung laki-laki yang bisa di panggil langit,menatap mereka berdua secara bergantian.

"Jadi tadi Arna....."

"Maaf, Erlan pergi dulu ya ada urusan, see you Arna and Langit" ucap Erlan berdiri dari duduk ya dan dia berjalan meninggalkan taman.

"SEE YOU TOO" teriak Arna dan Langit bersama.

Setelah kepergian Erlan dimulailah aksi julit seseorang Langit Mahendra. Jangan bilang cowo gak bisa julit, itulah kata langit kalu ada yang bilang cowo kok suka julit, pasti dia akan Jawa seperti itu.

Bahkan pernah dia di hukum di sekolah karena kepergok guru lagi kuliting guru sendiri. Alhasil kena bk.

"Eh...na lu ngpelet bang Erlan ya, kok bisa dia deket ama lu ?" Tanya langit dengan memicingkan matanya.

"Pelet apaan Arna gak pernah tu pake gituan!!"

"Santuy na, gw nanya doang. Soalnya dia itu terbilang orang yang jarang dekat dengan wanita tau"

"Udah lah Arna cepet mau balik ke ruangan ana dah" ucap Arna seraya berjalan meninggalkan langit yang duduk sendiri dengan menatap kepergiannya.

•••••••••••••••••

PLAKKKKK

Suara tamparan seseorang yang mengenai pipinya menggema di ruangan inap rumah sakit. Ntah lah tiba-tiba iya datang dan terkena tamparan itu yang di berikan oleh sang ayah.

"PUAS KAMU ERLAN BUAT NENEK KAMU MENINGGAL HAHH?!!" Bentakan itu serasa menggema, Erlan yang di bentak seakan tiba-telinganya berdenging.

"A...pa ?" Ucap Erlan dengan memandang mata ayahnya dengan berkaca-kaca dan dia tidak percaya akan hal itu.

Namun tiba-tiba ayahnya memukul wajahnya dengan keras sampai ia terjatuh ke lantai dan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah. Sakit sudah pasti, Erlan hanya bisa mencoba berdiri namun dirinya kehilangan keseimbangan. Pada akhirnya ia jatuh terduduk lagi, ayah Erlan hanya melihat anaknya yang kesakitan memegang wajahnya.

"Erlan... Erlan drama terus kamu kerjaannya, sampai pura-pura tidak membunuh nenekmu yang merawat dari kecil" seolah tak percaya bahwa anaknya ini berani membunuh ibu kandung ayahnya sendiri.

"Bu...kan..Er...lan...yah...uhuk..uhukk" ucap Erlan terbata-bata dengan di akhiri batuk.

Mengapa mereka semua tidak mau menolong Erlan di saat dia di hajar habis oleh ayahnya ? Itulah yang dipikirkan Erlan, saat memandang keluarganya yang juga ikut memandang Erlan.

Tiba-tiba ayah Erlan menarik paksa kerah baju Erlan dan mengakibatkan Erlan berdiri secara tiba-tiba. Jangan lupakan tatapan kesat di sertai marah dari seseorang Ayah pasti sangat seram.

"Bisa berjalan ?!!" Tanya ayah Erlan dengan menekan di setiap katanya.

"Bisa yah" Jawab Erlan dengan menunduk.

"Ok ikut ayah cepat" ucap ayahnya lalu berjalan keluar.

Tanpa bantahan Erlan mengikuti jalan ayahnya dari belakang dan sekarang mereka berdua sampai di parkiran rumah sakit.

"Masuk!!!" Perintah ayahnya dengan membuka pintu mobilnya

Lagi-lagi Erlan hanya menurut dan masuk kedalam mobil itu. Setelah ia masuk ayahnya pun ikut masuk dan duduk di belakang kemudi mobil.

Mobil berjalan sedang, dan di kehengingan mobil, Erlan hanya menatap keluar mobil. Sebenarnya ia sedang memikirkan sesuatu, apakah benar neneknya telah meninggalkan dia untuk selamanya ? Jika benar maka Erlan belum sepat melihat neneknya untuk terakhir kali.

Tanpa sadar ternyata mobil berhenti di depan rumahnya sendiri bukan rumah neneknya. Ia melihat ayahnya keluar dari mobil dan diapun ikut keluar dari mobil tersebut.

"Ayo masuk jangan di luar"

Ia masuk kerumah, tapi ketika berjalan ingin masuk kedalam kamarnya dia di panggil oleh ayahnya.

BUGGGGG

Suara tinjuan yang mendarat dibagian perut yang dilayangkan Ayahnya, dan itu membuat Erlan tersungkur. Tapi tak hanya itu saja bahkan ayahnya memukulnya dengan membabi buta tanpa rasa kasihan kepada Erlan. Padahal kondisi Erlan sendiri kurang sehat.

Merasa puas akan apa yang dilakukannya ayah Erlan pergi meninggalkan Erlan. Erlan hanya melihat kepergian ayahnya, dan tiba-tiba dia merasa mual dan dengan hati-hati dia berdiri.

Erlan berlari ke arah kamar mandi, setelah itu iya batuk dan memutahkan darah yang bisa di bilang lumayan banyak.

"Sebenarnya apa kesalaha Erlan ?" Itulah yang di pikiran dirinya.