webnovel

AWAL MULA !

Dekorasi pesta tampak sangat sakral sesuai dengan acaranya. Pesta pernikahan Tiana akan dihadiri para rekan kerja di kantornya.

"Hai Tiana! Cantik sekali," ucap salah satu temannya, ia sebaya dengan Tiana bahkan hampir menangis begitu memuji teman sekantornya itu yang amat cantik dengan balutan gaun berwarna gold membalut tubuh indahnya.

"Aaaah, Keisha thankyou sudah datang!" balas Tiana dengan pelukan juga, ia berusaha menengadah kan matanya agar air matanya tidak jatuh karena terharu.

Suami Tiana sedang menyapa teman-temannya, sehingga ia bisa dengan leluasa berbicara dengan Keisha sahabatnya.

"Eh, Alexander belum datang?" tanya Keisha.

"Aku juga menunggu nya dari tadi, dia juga belum mengirimiku pesan sedari siang," tutur Tiana, menjelaskan kenapa salah satu temannya itu belum datang.

Keisha mendekatkan mulutnya ke telinga Tiana. "Sut, jangan-jangan dia benar-benar depresi kamu tinggal nikah. Kamu tahu sendiri kan dia terus mengajakmu berkencan."

Ucapan Keisha langsung membuat tangan Tiana refleks mengikut tubuh gadis itu. "Sut, jangan begitu aku sudah menikah, lagi pula aku dan Alexander sudah berteman bertahun-tahun kami hanya teman dan akan tetap menjadi teman, ucapan dia hanya bercanda." jelas Tiana.

Keisha hanya tertawa sembari mengangguk paham, namun hati kecilnya tau pasti Alexander benar-benar jatuh cinta pada Tiana. Namun melihat sahabatnya itu tersenyum bahagia di hari pernikahan nya, membuat Keisha berhenti berspekulasi dan ikut bahagia atas pilihan Tiana.

Pintu aula terbuka lebar, pertanda seseorang memasuki ruangan pesta resepsi itu. Langkah tegap dengan tubuh atletis di balut jas berwarna hitam, membuat semua pasang mata menatapnya begitupun pemilik pesta.

"Bukankah itu Alexander, serius dia pakai baju begitu? orang-orang bisa salah mengira bahwa dia adalah pengantin prianya!" Keisha membelalakkan matanya, berbeda dengan Tiana yang menyunggingkan senyum indahnya, tamu yang ia tunggu akhirnya datang.

Langkahnya yang menghipnotis semua pasang mata, dengan senyuman indah di sudut bibirnya membuat Tiana seperti menyambut pengantin pria. Alexander adalah teman baik Tiana sedari ia baru masuk bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang media itu.

Dua yang tak bisa di satukan, dan dua yang sudah menjadi satu paket! Begitulah para karyawan lain memuji kinerja Tiana dan Alexander.

"Hi Tia! Cantik sesuai bayanganku!" puji Alexander begitu memandang Tiana yang berdiri dengan gaun gold.

"Kamu juga rapih banget hari ini, mana pasangannya?" tanya Tiana.

"Aku tidak ada pasangan, sudah ku bilang aku hanya ingin kamu! tapi kamu malah menikah dengan orang lain."

Ucapan Alexander membuat Keisha diam tanpa kata. Dia sungguh menggelengkan kepalanya karena melihat Alexander tetap gigih mengungkapkan perasaannya pada Tiana yang kini sudah di pinang orang lain.

"Jangan begitu, suamiku akan menonjok mu jika dia mendengar!" Tiana sangat ramah menjawab ucapan Alexander. Gadis itu tetap menganggap Alexander sebagai rekan kerja terbaiknya.

Suami Tania datang menghampiri mereka. "Lex, Keis! Kenalin Jordan, suamiku!" Tiana dengan senang hati memperkenalkan lelaki yang baru saja resmi menyandang status suaminya itu.

"Hai, Alexander!" Alexander menyodorkan tangannya.

Jordan dengan ramah membalas. "Jordan!"

Pesta itu berlangsung ramai dan lancar. Tiana juga sibuk menyapa teman-teman Jordan.

Keisha dan Alexander berada di pojok aula tempat resepsi itu. "Lex! Gadis itu akhirnya menikah, aku sebenarnya ingin sekali memeluknya dan menangis sekarang, dia sangat baik dan aku harap Tiana akan bahagia."

Tatapan Alexander lurus pada Tiana, menatap gadis itu yang sedang tertawa lepas karena membahas sesuatu.

"Cantik, dia sangat cantik!" mulut Alexander reflek mengucapkan kata-kata itu, Keisha menatap wajah lelaki di sampingnya.

Keisha menepuk pundak Alexander. "Lex, waktunya sadar dia sekarang istri orang!" Keisha mengucapkan nya dengan nada mengejek.

Alexander menoleh pada temannya itu. "Tapi ketika dia bersedih dia akan mencari kita!" Alexander mengedipkan satu matanya setelah menyelesaikan kata kata itu, kemudian ia berlalu meninggalkan Keisha.

"Sungguh anda laki-laki yang teguh pendirian, tampan punya pekerjaan pula! Tapi sayang jatuh cinta hanya pada Tiana." Keisha menggelengkan kepalanya.

Alexander pulang ke rumahnya, tanpa di sadari orang lain pria itu keluar dari area aula resepsi menggunakan mobil mewah.

Gerbang sebuah mansion berlatar rerumputan hijau yang di jaga dua pengawal bertubuh kekar itu langsung terbuka, begitu Alexander membunyikan klakson nya.

Dari gerbang utama ke depan rumahnya membutuhkan waktu sekitar 3 menit mengendarai mobil itu, karena harus melewati area pacuan kuda dan juga lapangan golf yang termasuk fasilitas rumah itu.

Mobil mewah dengan warna hitam pekat yang berkilau itu berhenti di depan bangunan persegi panjang yang dipenuhi kaca-kaca yang menjulang tinggi, dengan pintu besar berukuran 10 meter.

Alexander dengan langkah biasa memasuki rumah itu tanpa mencabut kunci mobil, keamanan lengkap di rumah itu jelas sangat mempuni!

"Selamat malam Tuan muda, apakah anda mau makan dulu? makanan akan di siapkan dalam 5 menit!" ucap seorang pelayan yang langsung menyapa Alexander begitu tiba.

"Tidak, aku akan langsung istirahat saja!" jawab Alexander dan ia membuka jas yang dikenakannya, dan hanya meninggalkan kemeja putih yang melekat di tubuh indahnya setelah menanggalkan jas itu di atas kursi.

Pria itu langsung menapaki anak tangga yang meliuk menuju lantai dua, sembari tangannya menyentuh kaca penyangga tangga sampai ia tiba di atas.

"Bukankah Tuan Alex sangat tampan Mina?" ucap seorang pelayan berusia 20 tahunan.

"Sut, jangan sembarangan memuji ataupun berbicara seperti itu. Tuan muda sangat sensitif dan tidak pernah berbicara dengan orang-orang seperti kita." Pelayan yang berani berbicara pada Alexander hanya ibu paruh baya ini, ia sudah bekerja hampir 15 tahun di mansion mewah itu menjaga Alexander juga sedari ia berusia 10 tahun.

Wanita paruh baya bernama Tris itu memegang kendali atas apapun yang di lakukan semua pekerja disana, sementara orang tua Alexander berada di rumah lain.

Pesta usai sangat malam, membuat Tiana amat mengantuk dan ia pulang untuk pertama kalinya membawa seorang lelaki yang ia sebut suami ke rumahnya. Rumah bergaya klasik minimalis itu dibeli Tiana tepat satu tahun lalu, pekerjaan nya yang memadai membuatnya mampu membeli rumah.

Tiana tidak memiliki siapapun, ia hanya sebatang kara setelah seluruh keluarganya meninggal dalam kecelakaan.

"Ti, aku langsung mandi dan tidur ya! Cape banget nih." celetuk lelaki yang baru dinikahi nya itu

Mendengar ucapannya, Tiana hanya mengangguk merasa itu wajar karena acara hari ini cukup menguras tenaga.

Mereka pun tidur di ranjang yang sama, namun menghadap ke arah yang berbeda. Lelah membuat sekujur tubuh mereka lemas dan membuatnya tidur pulas di atas ranjang.

Tidak ada adegan pemanis apapun di hari pertama pernikahan mereka.

Seperti hari-hari pada umumnya, terlelap dengan sendirinya tanpa talk on pillow.

Next chapter