webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · Teen
Not enough ratings
19 Chs

5. Cercaan

Lauren hanya memandang lurus kedepan saat ia melewati lorong sekolah. Banyak siswi siswi yang meliriknya sinis dan berbicara hal menyakitkan yang di tujukan oleh Lauren.

"Dasar kecentilan"

"Demi apa kak Daren rangkul dia kemarin?"

"Bukannya dia jauh dari tipe ideal Daren?"

Dan masih banyak lagi cercaan yang di tujukan oleh Lauren. Lauren hanya diam dan terus melangkah dengan cepat menuju kelasnya.

Ia memasuki kelasnya dengan langkah pelan. Ia berjalan ke arah teman temannya yang tengah bercanda ria.

Sampai Bella menoleh ke arah Lauren dan tersenyum hangat.

"Lau sini" ajak Bella yang diangguki oleh Lauren dengan senyumnya.

Tapi senyumnya luntur begitu saja saat seorang siswi berbicara pedas padanya.

"Eh tukang caper dateng" sindir siswi itu dengan wajah tak bersahabat.

Mendengar hal itu Nayra langsung berdiri dan menggebrak meja hingga membuat mereka semua diam.

"Eh Sarah mulut lo di jaga dong! Yang ada itu lo yang suka caper sama kakak kelas. Gue tau lo suka sama Kak Daren tapi mulut lo gak usah nyerocos dong" kesal Nayra yang membuat Sarah mendelik.

"Gue gak ngomong sama lo Nay" balas Sarah yang membuat Nayra mengepalkan tangannya.

"Lo emang gak ngomong sama gue tapi dengan lo sindir sahabat gue sama aja lo nyindir gue!" Bentak Nayra yang membuat Sarah diam.

Bella yang merasa menang pun ikut berdiri dan menatap satu persatu temannya.

"Gue gak mau ada yang nyindir Lauren lagi. Apalagi lo Sarah" tunjuk Bella.

Dengan senyum miring Freya ikut berdiri dan menatap datar teman temannya itu.

"Dan kalo sampe ada yang nyindir Lauren lagi abis kalian sama kita" ancam Freya.

Lauren yang melihat kejadian itu pun menghela dan mengode ketiga temannya untuk kembali duduk. Seakan tau tatapan Lauren, ketiganya langsung duduk. Bella langsung menarik tangan Lauren untuk duduk di sampingnya.

"Jangan di dengerin" ujar Freya.

"Gue juga gak dengerin kok. Kalian jangan gitu lah, kasian temen temen kita" ujar Lauren yang membuat ketiganya menggeleng.

"Enggak Lau, mereka udah keterlaluan dan udah ngomong tanpa tau seluk beluk kejadian yang sebenernya" ujar Bella.

"Iya! Gue gak mau lo di cerca seenaknya" kesal Nayra uag membuat Lauren mendengus.

"Yaudah yaudah. Tapi inget jangan kayak gitu lagi" peringat Lauren.

"Tergantung" jawab Freya seadanya.

Mendengar hal itu Lauren terkekeh pelan, "Nyebelin lo"

🌹🌹🌹

Lauren bersama ketiga temannya berjalan ke arah kantin dengan candaan mereka. Ya, jam istirahat baru saja berbunyi dan Nayra dengan cepat menarik ketiganya ke arah kantin.

Banyak pasang mata yang menatap keempatnya. Lebih tepatnya menatap Lauren dengan tak bersahabat.

Lauren sadar akan hal itu tetapi ia menghiraukan semua tatapan tak bersahabat itu dan berusaha untuk tertawa bersama ketiga sahabatnya.

Mereka memasuki area kantin dan mendudukkan tubuh mereka di kursi kantin di pojok kanan.

"Mau pesen apaan? Biar gue yang pesenin" ujar Lauren.

"Nasi goreng aja deh, disamain Lau " ujar Bella yang diangguki oleh Lauren.

Lauren berjalan ke arah gerobak nasi goreng yang tak jauh dari pandangan matanya.

"Mang Jono nasi gorengnya empat sama jus jeruknya juga empat" ujar Lauren.

"Sebentar ya dek" jawab mang Jono.

Saat Lauren sedang menunggu, ia terperanjat kaget saat seseorang datang dengan gebrakannya.

"Woi mang es jeruknya tujuh" teriak tertahan dari orang itu.

Lauren yang kaget pun mendongak dan menatap orang itu dengan kesal. Ia memundurkan langkahnya saat melihat orang itu tengah menyibak rambutnya ke belakang.

"Kak Daren bisa pelan pelan gak?!" Kesal Lauren pada Daren.

Daren yang merasa terpanggil pun menundukkan kepalanya menatap manik Lauren.

"Ada masalah?" Tanya Daren balik.

"Ada! Kakak udah bikin kuping aku sakit" keluh Lauren.

Mendengar hal itu Daren bersedekap dada dan menatap Lauren remeh.

"Bukan urusan gue" balas Daren dengan nada datar.

Daren meluruskan pandangannya, "Mang anter ke tempat biasa"

Mendengar hal itu Lauren langsung meluruskan pandangannya.

"Mang jangan di anterin! Nanti anaknya keenakan lagi" sinis Lauren yang membuat Daren menatap Lauren dingin.

Sedabgkan Mang Jono menatap ke arah Lauren dan Daren dengan bingung.

"Ini yang mana yang bener ya?" Tanya Mang Jono.

"Anter tempat biasa" suruh Daren.

"Jangan mang. Biarin aja dia bawa sendiri!" Sargah Lauren menatap Daren sombong.

Mendengar hal itu Daren memiringkan senyumnya.

"Gede juga nyali lo!" Ledek Daren.

"Buat apa aku takut sama kakak kelas nyebelin kayak kak Daren!" Ujar Lauren.

"Aha! Lo gak tau cara main gue Lauren" gumam Daren.

Lauren yang mendengarnya pun bercakak pinggang dan menatap sinis Daren yang lebih tinggi darinya.

"Kakak kira aku takut sama kakak?! Enggak" bentak tertahan dari Lauren.

Mendengar bentakan dari Lauren pun membuat seisi kantin terdiam dan menatap keduanya dengan tatapan yang beragam.

Apalagi ketiga teman Lauren dan keenam teman Daren yang sangat serius menatap keduanya.

"Lo tau sesuatu?" Tanya Daren.

"Apa?!" Kesal Lauren.

"Lo itu gak tau diri Lauren!" Lanjut Daren dan melangkah pergi dari hadapan Lauren.

Mendengar hal itu Lauren mengepalkan tangannya dan menatap punggung Daren kesal.

Dengan cepat ia berjongkok guna mengambil botol air yang sudah kosong dan langsung melemparkan botol itu pada Daren.

Sesaat Lauren tersenyum puas karena botol itu tepat mengenai punggung Daren tapi sedetik kemudian senyumnya luntur saat Daren berbalik dan melangkah padanya.

"Apa?!" Tantang Lauren saat Daren sudah berada di depannya.

Tanpa banyak bicara Daren langsung mengangkat tubuh Lauren seperti karung beras dan membawanya pergi dari kantin.

Sedangkan Lauren yang mendapatkan perlakuan Daren langsung saja memberontak.

"Lepas kak! Nanti ketauan guru gimana?!" Kesal Lauren yang di hiraukan oleh Daren.

Cukup lama Daren menggendongnya, kini Daren menurunkan tubuh Lauren di tengah lapangan.

Lauren mendelik kesal pada Daren dan membenarkan rambut serta seragamnya.

Ia menyapu pandangannya ke segala arah. Ia menggigit bibirnya saat banyak sekali yang melihat ke arah dirinya dan Daren.

Ia kembali menatap Daren yang juga menatapnya santai.

"Ngapain sih kak?!" Bisik Lauren dengan nada kesal.

"Bilang suka sama gue" bisik Daren yang membuat Lauren membelalakkan matanya.

Ia menggeleng kuat, "Gak mau! Kakak kira aku kayak cewek cewek itu?!"

"Bilang suka sama gue atau lo bakal gue permaluin lo di depan semua orang" ancam Daren.

Mendengar hal itu Lauren menggigit bibirnya kuat sembari menatap siswa siswi yang masih memperhatikan mereka.

"Aku gak mau kak" bisik Lauren.

"Teriak sekarang Lauren" bisik Daren menekan kata katanya.

"AKU SUKA SAMA KAK DAREN" teriak Lauren dengan spontan. Sedetik kemudian ia menutup mulutnya dengan mata yang berkaca kaca.

Ia menatap siswa siswi yang terkejut dengan perkataannya. Banyak yang menatapnya dengan tatapan sinis dan tak bersahabat.

Sedangkan Daren yang mendengarnya pun tersenyum puas. Ia bersedekap dada sembari menatap Lauren yang juga terkejut.

Lauren beralih menatap Daten yang tengah tersenyum puas. Ia menurunkan tangannya dari mulutnya dan menatap Daren dengan air matanta yang sudah terjatuh.

"Aku benci kak Daren" gumam Lauren pada Daren dan langsung berlari keluar dari kerumunan itu.

Mendengar suara Lauren yang bergetar hebat, ia terdiam. Ia menatap siswa siswi yang masih berada di sekitarnya.

"LIAT APA? BUBAR!" Gertak Daren dengan wajah dinginnya.

Ia langsung meninggalkan area lapangan. Tapi langkahnya terhenti karena Freya berada di hadapannya.

Plakk

Daren memegang pipinya yang merah akibat tamparan dari Freya. Ia menatap Freya datar.

"Tega lo kak sama Lauren! Lo permaluin dia seenak lo" bentak Freya.

"Minggir!" Ujar Daren tak mau tau.

Mendengar hal itu Freya menatap sinis Daren sebelum pergi dari hadapan Daren.

Sedangkan Daren langsung berjalan cepat ke arah taman belakang. Ia mendudukkan tubuhnya di atas rumput dan memejamkan matanya.

Ia memegangi dadanya yang bergetar hebat saat mendengar suara Lauren tadi. Kepalanya masih terus teringat dengan kata kata Lauren yang mengatakan suka padanya.

"Gue kenapa sih?!"