webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · Teen
Not enough ratings
19 Chs

2. Meleset

Tap tap tap

Kini Lauren sudah berada di depan kelas Daren. Ya, kemarin Nayra lah yang memberi tahu kelas Daren padanya.

Lauren mendongak ke atas dan menggumamkan nama kelas itu.

"Kelas dua belas IPA tiga"

Lauren beralih menatap pintu kelas yang sudah terbuka. Ia menyembulkan kepalanya menatap ke dalam kelas.

Dengan gerakan perlahan, Lauren masuk ke dalam kelas dan memiringkan senyumnya sembari melihat sebuah kursi yang ia maksud.

Dengan wajah sumringah ia berjongkok di depan kursi itu dan mengeluarkan sesuatu di dalam tasnya.

Dengan kasar ia mengeluarkan isinya ke atas kursi sampai habis. Setelah selesai melakukan hal itu Lauren berdiri dan menatap kursi tersebut dengan intens.

"Gue yang bakal ketawa lebar ngeliat lo kak" gumam Lauren berlari keluar dan membuang benda itu di tempat sampah.

Ia berjalan ke dalam kelasnya dengan wajah yang sumringah dan meletakkan tasnya di atas meja.

Ia menopang dagunya dengan telapak tangannya. Sesekali ia tersenyum geli dan tertawa kecil.

Hingga Bella yang baru saja masuk kedalam kelasnya mengangkat satu alisnya. Ia mendekati Lauren dan menepuk pundaknya pelan.

"Lo kenapa Lau? Kesurupan?" Tanya Bella meletakkan tasnya di atas meja.

Sedangkan Lauren yang di tepuk pun tersadar. Ia menggeleng gelengkan kepalanya dan beralih menatap Bella bingung.

"Apa?" Tanya Lauren yang malah membuat Bella mendengus.

"Lo abis kesurupan?" Tanya Bella lagi.

Lauren yang mendengarnya pun membelalakkan matanya tak percaya.

"Sembarangan lo! Amit amit gue kesurupan" balas Lauren.

"Lagian pake senyum senyum sendiri. Gila lo" ledek Bella.

"Dih! Sirik aja lo" hardik Lauren kembali menopang dagunya di telapak tangannya.

"Lo kenapa senyam senyum gitu?" Tanya Bella sembari memakan cemilannya.

Sedangkan Lauren yang mendengarnya beralih menatap Bella dan tersenyum aneh pada Bella. Ia menggelengkan kepalanya dan kembali menatap lurus.

Bella yang melihatnya pun bergidik ngeri. Ia berdiri menjauh dari Lauren dan duduk di kursi guru.

"Lau! Muka lo jangan di serem seremin" ujar Bella.

"Apasih sirik aja" kesal Lauren.

Sedetik kemudian Bella memicingkan maniknya dan menatap kedua gadis yang baru datang itu dengan tajam.

"Jangan teriak teriak! Berisik" sinis Bella yang membuat keduanya menatap Bella kesal.

"I don't care" balas Nayra mendudukkan tubuhnya di samping Freya yang sudah lebih dulu duduk.

"Alah bahasa inggris aja belom bener" hardik Freya sembari memasangkan earphone di kedua telinganya.

Nayra yang mendengarnya pun mendelik kesal dan memgalihkan pandangannya ke arah Lauren yang tengah tersenyum.

"Woi senyum senyum sendiri! Kesambet lo?" Seru Nayra yang membuat Lauren menatapnya tajam.

"Berisik" ketus Lauren.

"Kenapa lo Lau? Bahagia bener kayaknya" ujar Nayra.

Mendengar hal itu Lauren kembali tersenyum aneh dan menggelengkan kepalanya.

🌹🌹🌹

"Ren, kemaren gue denger lo ngerjain temennya Freya ya?" Tanya seorang cowok dengan rambut hitam lebatnya.

Daren yang mendengarnya pun menoleh pada cowok itu dan mengangguk pelan.

"Tau darimana lo?" Tanya Daren sembari memakan permen lolipopnya.

"Yaelah Ren! Si Elan kan pacarnya Freya ya pasti tau lah" balas cowok dengan gigi kelincinya.

"Gue lupa" balas Daren dengan santai.

Sedangkan cowok yang lebih tinggi darinya mendelik kesal dan menoyor kepala belakang Daren.

"Masih muda aja udah lupa apalagi kalo tua" kesal cowok itu yang membuat Daren mendelik.

"Gue juga manusia kali bisa lupa. Lagian juga tuaan lo daripada gue kan Sean?" Goda Daren yang membuat Sean kesal.

"Tua berapa bulan juga. Bangga banget lo" balas Sean.

Sedangkan Daren yang mendengarnya menggedikkan bahu dan memasuki kelasnya.

Saat hendak duduk di kursinya ia mengerutkan dahi saat melihat sesuatu yang lengket berada di kursinya.

Ia memiringkan senyumnya kala ia tau siapa yang melakukan hal ini padanya. Dengan gerakan santai ia mengganti kursinya dengan kursi siswa lain.

"Loh kenapa diganti Ren?" Tanya cowok bergigi kelinci itu.

"Alvin! Bantuin gue tuker nih bangku sama punya Sam" perintah Daren pada Alvin yang langsung di angguki oleh Alvin.

"Ngapain di ganti?" Tanya Elan mendudukkan tubuhnya di kursi.

Daren menurunkan kursi itu di depan Elan dan menunjuk sesuatu yang ada di atas kursinya.

"Lo tau ini apa?" Tanya Daren.

Elan memperhatikannya dengan seksama dan mengangguk pelan.

"Makanya mau gue ganti" jelas Daren.

Mendengar hal itu Elan memiringkan senyumnya dan berhigh 'five' pada Daren.

"Mau ngerjain Sam?" Tebak Elan.

Daren yang mendengarnya tertawa pelan dan mengangguk.

"Lo selalu tau jalan pikiran gue"

"Nih Ren kursinya" ujar Alvin memberikan kursi Sam pada Daren.

Daren yang mendengarnya pun mengangguk dan mengambil alih kursi Sam dan meletakkannya di kursi tempatnya.

"Biar gue yang taro kursi lo ke tempat Sam" ujar Sean mengambil alih kursi Daren dan menempatkannya di tempat duduk Sam.

"Tinggal liat kelanjutannya" gumam Sean yang masih dapat di dengar oleh ketiganya.

"Dia udah permaluin kita di depan semua orang! Sekarang giliran kita yang permaluin dia di depan semua orang" ujar seseorang dari luar yang membuat keempatnya menoleh ke arah pintu.

"Astaga Alex! Gue kira siapa" kaget Alvin yang membuat Alex terkekeh.

"Ren! Kasih lebih banyak" ujar seseorang melempar benda itu pada Daren.

"Udah gue duga lo selalu bawa ini Sag" gumam Daren pada Saga.

Ia berlari di atas meja dan menghentikan langkahnya saat sudah berada di depan kursi itu.

Dengan senyum liciknya, ia menuangkan semua isi dadi benda itu dan membuangnya asal.

Ia kembali berlari dan menghampiri teman temannya.

"Licik juga otak lo Ren" ujar cowok dengan senyum lebarnya.

"Lo kayak gak tau Daren aja Leo" ujar Alex.

"Woi duduk duduk. Ada Sam" bisik Sean yang membuat keenam temannya berkumpul di tempat Daren dan berpura pura tertawa.

"Anjir udah di dudukin aja" bisik Leo yang membuat Elan hampir tertawa.

"Tinggal tungguin dia berdiri aja Leo" balas Saga yang diangguki oleh Leo.

Trrrinngg trrrinngg

"Wah makin banyak orang makin seru nih" gumam Alvin yang membuat keenamnya tertawa pelan.

"Udah udah balik sana" suruh Saga.

Sudah setengah jam pembelajran di mulai. Sudah setengah jam pula ketujuh cowok itu menunggu balas dendam.

"Sam! Silahkan kedepan dan jawab pertanyaannya" suruh guru itu yang membuat ketujuhnya menatap penasaran pada Sam.

Sedangkan Sam yang di panggil pun hendak berdiri sebelum ia menunduk saat ia tak dapat berdiri.

Ia mencoba beberapa kali untuk berdiri. Tapi nihil, ia tak bisa berdiri sama sekali.

"Sam ayo kedepan" perintah guru yang membuat Sam sedikit panik dan menyentak kasar kursi itu yang membuat ia dapat berdiri.

Tapi dahinya berkerut saat teman temannya tertawa keras sembari menatapnya aneh.

Tak terkecuali ketujuh cowok famous itu. Mereka tertawa terbahak bahak hingga

Hingga Sam yang melihatnya pun geram. Ia kembali duduk di tempatnya dan menyapu pandangannya tajam ke arah siswa siswa yang menertawakannya.

Saat mereka menyadari akan hal itu, seketika ruangan tersebut menjadi hening kecuali ketujuh cowok yang masih tertawa keras.

"KALIAN! JANGAN BERISIK" teriak sang guru yang membuat ketujuhnya meredakan tawanya dan sesekali melirik Sam.

Sedangkan Sam kini memandang lurus kedepan sesekali melirik ke arah ketujuh cowok itu dengan penuh dendam.

🌹🌹🌹

Kini ketujuh cowok famous itu sudah berada di depan kelas mereka. Mereka saling melontarkan candaan ringan dan sesekali menggoda adik kelas yang lewat di depan mereka.

"Hai dek! Kamu cantik" puji Leo yang membuat adik kelas yang kebetulan lewat itu tersenyum malu pada Leo.

"Tapi sayang bukan tipe kita" lanjut Leo dengan tawa kerasnya yang membuat adik kelas itu mendelik dan pergi meninggalkan ketujuhnya.

"Wah parah lo Yo, anaknya nangis tuh" ledek Alex yang membuat Leo terkekeh.

"Adek Freya sayang deh" goda Alvin saat Freya dan teman temannya lewat depan mereka.

"Jangan di godain Vin, yang punya marah nanti" ujar Saga sembari melirik ke arah Elan yang menatap Alvin nyalang.

Mendengar hal itu Alvin tertawa pelan dan menyatukan kedua telapak tangannya sembari menatap Elan.

"Bercanda bos"

"Itu cewek yang lo kerjain?" Tanya Sean pada Daren yang diangguki oleh Daren.

"Cantik juga tuh cewek" goda Sean yang membuat Daren menatapnya aneh.

"Wooh seksi juga tuh anak baru" gumam Alex dengan sengaja.

"Mata lo jaga anjir" balas Sean yang membuat Alex terkekeh.

Sedangkan Daren hanya menghiraukan pembicaraan keduanya. Ia melangkah dan berdiri di depan Lauren guna menghalang jalan Lauren.

Melihat hal itu Lauren menghentikan langkahnya dan menatap Daren dengan senyum paksanya.

"Udah selesai ngerjain gue?" Bisik Daren yang membuat Lauren membelalakkan matanya.

Lauren mengerjap. Ia menatap manik Daren dengan tatapan polos sebelum ia menggeleng dan menaikkan alisnya sebelah.

"Siapa yang ngerjain kak Daren? Aku gak ngerjain" elak Lauren mengalihkan pandangannya menghindari tatapan santai Daren.

"Gue gak pernah meleset nuduh orang!" Balas Daren bersedekap dada.

Nayra yang melihat perdebatan itu pun berjalan di depan Lauren dan menatap Daren dengan senyum canggungnya.

"Maaf kak! Kita mau lewat" ujar Nayra yang membuat Daren menatapnya datar.

Ia beralih menatap Lauren dan meraih pergelangan tangan Lauren. Daren menariknya menuju kelasnya dan mendudukkannya di kursi yang tadi sudah di ganti olehnya.

Daren menatap Lauren yang tengah menatap ke arah sekitar. Ia mendudukkan tubuhnya di atas meja dan menunjuk ke arah Sam yang tengah duduk di kursi miliknya.

"Lo pinter kalau mau ngerjain! Tapi sayang lo bego karena milih gue yang mau lo kerjain" ujar Daren dengan senyum liciknya.

Sedangkan Lauren mengerutkan dahinya bingung dan menatap ke arah Sam yang masih duduk di tempatnya.

"Maksudnya?"

Daren terkekeh pelan dan mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.

"Ini lem punya lo kan?" Tanya Daren yang membuat Lauren membelalakkan matanya.

"Lo gak bisa ngerjain gue! Karena yang kena bukan gue tapi Sam" jelas Daren melempar lem itu ke sembarang arah.

"S-sam?" Daren mengangguk pelan.

"Gue berterima kasih sama lo! Gue bisa permaluin Sam depan banyak orang" lanjut Daren yang membuat Lauren menggigit bibir bawahnya.

"Ren!" Panggil Elan mendekati Daren dan Lauren.

Daren yang mendengarnya pun menatap Elan dan menaikkan alisnya sebelah.

"Freya minta gue buat jemput nih anak! Lo gak mau di jambakin sama Freya kan Ren?!" Ancam Elan yang membuat Daren menggeleng pelan.

Ia kembali mengingat kala surainya di jambak oleh Freya hanya karena menumpahkan minuman kesayangannya.

"Lo boleh pergi" ujar Daren meninggalkan keduanya di kelas.

Lauren yang mendengarnya pun menghela nafasnya lega dan beralih menatap Elan dengan canggung.

"Santai! Gue Elan pacarnya Freya" sapa Elan yang diangguki oleh Lauren.

"Aku Lauren" balas Lauren dengan senyum khasnya.

Elan mengangguk dan mengajak Lauren keluar dari kelas.

"Lau lo gak papa?" Tanya Freya mendekati Lauren.

Lauren tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Gue gak papa"

Freya beralih menatap Daren tajam. Ia menendang tulang kering Daren keras yang membuat Daren mengaduh dan menatap Freya kesal.

"Awas lo bawa bawa Lauren lagi kak" ancam Freya yang membuat Bella menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf kak! Freya emang gitu orangnya. Kita permisi kak" sesal Bella dan beralih menatap Freya dengan kesal.

"Kasar bener cewek lo Lan" desis Daren yang membuat Freya mendelik tak suka.

Ia menarik Nayra, Bella dan Lauren pergi dari hadapan ketujuhnya. Dirasa sudah jauh keenamnya tertawa keras melihat Daren yang kesakitan.

"Udah gue bilang Ren jangan macem macem sama Freya" ujar Elan dengan tawanya.

"Tulangnya Daren auto patah tuh" ledek Leo yang membuat Daren kesal.

"Pulang langsung periksa ke dokter ya Ren" ejek Alvin dengan tangannya yang membentuk angka dua.

"Bangsat banget cewek lo Lan" umpat Daren yang membuat keenamnya terkekeh.

"Bangsat kayak gitu juga cewek gue Ren!" Balas Elan.

Disaat ketujuhnya asik tertawa, tiba tiba saja seseorang menarik kerah seragam Daren yang membuat Daren mau tak mau harus berdiri.

"Maksud lo apa hah?!" Bentak cowok itu pada Daren.

Daren yang di bentak pun menepis kasar tangan cowok itu dan memiringkan senyumnya.

"Lo ngomong sama gue Sam?" Ledek Daren yang mengundang tawa keenamnya.

Sedangkan Sam mengepalkan tangannya dan menatap Daren nyalang.

"Puas lo permaluin gue? Lo yang naro lem itu ke kursi gue kan?!" Tuduh Sam yang membuat Daren terkekeh.

"Kalo lo udah tau kenapa nanya lagi?!" Tanya balik Saga dari arah belakang.

Sam beralih menatap Saga tajam, "Gue gak ngomong sama lo"

Sam kembali menatap Daren penuh dendam. Tanpa aba aba ia memukul wajah Daren kuat.

Daren yang mendapat serangan mendadak dari Sam pun terhuyung dan mengusap darah yang keluar dari ujung bibirnya.

Ia berdiri dan tertawa pelan sembari menatap Sam remeh.

"Lo fikir pukulan lo yang gak ada apa apanya itu bisa bikin wajah gue rusak? Enggak!" Sargah Daren.

"Lo main main sama gue?!" Bentak Sam lagi pada Daren.

"Lo yang permaluin kita semua Sam! Jadi adil kalo kita permaluin lo juga" ujar Alex ikut berdiri di samping Daren.

"Awas lo semua" desis Sam menatap ketujuhnya nyalang sebelum ia pergi meninggalkan mereka.

🌹🌹🌹

Disisi lain, Lauren berdecak kesal dan menekuk wajahnya dengan kesal.

Nayra yang melihat perubahan wajah Lauren pun menyerit dan menepuk pundak Lauren.

"Lo kenapa Lau?" Tanya Nayra.

"Kenapa sih gue meleset ke orang lain!!" Kesal Lauren menghentak hentakkan kakinya.

Bella yang juga melihatnya ikut menyeritkan dahinya.

"Apanya yang meleset?" Tanya Bella.

Lauren menatapnya kesal, "Gue gagal ketawain kak Daren"

"Gagal? Maksud lo?" Tanya Freya bingung.

"Tadi pagi itu gue naro lem ke kursi kak Daren tapi malah salah sasaran" kesal Lauren yang malah membuat ketiganya terkejut.

Dengan cepat Bella memukul lengan Lauren pelan. Ia menatap Lauren dengan kesal.

"Jadi maksudnya lo ngerjain kak Daren?" Tebak Bella yang diangguki oleh Lauren.

"Yaampun Lau, kak Daren gak gampang buat di kerjain! Lagian ngapain sih lo nyari gara gara sama kak Daren?!" Kesal Nayra menoyor dahi Lauren.

"Nay kemaren dia udah ngerjain gue dua kali. Makanya gue mau bales tuh cowok nyebelin"

"Mereka bertujuh itu geng besar Lau. Gue berani kayak tadi aja karena gue pacarnya kak Elan" jelas Freya yang membuat Lauren terdiam.

"Lagian juga gue udah pernah bilang sama lo supaya gak deket deket sama dia" lanjut Freya.

Mendengar hal itu Lauren berdecak kesal. Ia menatap ketiga temannya jengah.

"Ck iya iya"

"Yaudah kita balik ke kelas aja deh" ujar Bella yang diangguki oleh ketiganya.