1 1. Setelah pernikahan

Hari ini adalah hari paling bahagia untuk semua orang yang hadir dalam pernikahan Choi Kyra dan Yuhn Taehyung, yang di gelar di salah satu hotel mewah.

Taehyung menarik Kyra untuk lebih dekat dengannya, saat beberapa tamu memberi selamat pada mereka. Senyuman yang terlihat begitu di paksakan, sungguh membuat hati seorang Kyra teriris.

Sebenarnya, pernikahan ini tidak pernah diinginkan oleh mereka berdua. Taehyung yang menginginkan menikah dengan kekasihnya, harus mengalah demi Ibunya yang bersikeras menikahkan dia dengan Kyra. Ibu Taehyung, sejak awal memang tidak menyukai kekasih Taehyung yang sering menghamburkan anak keduanya itu.

Sementara Kyra, ia hanya menerima pilihan dari orang tuanya karena begitu menyayangi mereka. Dia rela untuk tidak melanjutkan kuliahnya, hanya demi menikah dengan seorang Taehyung. Pernikahan ini, murni paksaan.

"Tersenyumlah!" Taehyung mencengkram bahu Kyra.

Mungkin, jika dilihat dari jauh mereka tampak sangat serasi. Tetapi jujur, Kyra sangat tersiksa berdiri di samping Taehyung. Karena sedari tadi, lelaki itu terus mencengkram bahunya, mengatakan jika mereka harus cepat menyelesaikan sandiwara ini.

Musik dansa di putar, sebuah kejutan bagi mereka berdua, karena rencana ini tidak pernah di tulis dalam list pernikahan. Rupanya Ibu Taehyung yang menyiapkan ini semua.

"Taehyung, ajak istrimu untuk berdansa."

Mau tidak mau, Taehyung melakukannya. Di bawah hingar bingar lampu, dan suara tepuk tangan untuk menyambut mereka berdua yang berjalan perlahan di tengah lantai dansa, Taehyung mengulurkan tangannya pada Kyra, memintanya untuk berdansa, walau itu terpaksa.

***

Seumur hidup, baru kali ini Kyra merasa begitu sakit hati. Saat sarapan yang telah ia buat susah payah, di buang begitu saja oleh Taehyung. Ini masih terlalu pagi, untuk menyulut emosi seseorang. Walau pun sebenarnya ia ingin marah, tetapi Kyra tahu itu sangat kurang ajar.

"Lain kali, kau tanya dulu apa yang ingin aku makan." Ucap Taehyung, dengan suara dingin.

Kyra menunduk, menatap lantai di bawah, tangannya memainkan bajunya. Taehyung menghela nafas, melihat bagaimana Kyra yang takut padanya, membuat Taehyung benar-benar kehilangan napsu makan.

"Aku berangkat, sekarang!"

"Oppa?"

Taehyung berhenti, menatap tidak suka karena Kyra berani memanggilnya dengan sebutan 'Oppa'. Di kesepakatan mereka, setelah pulang dari pesta pernikahan semalam, Kyra hanya boleh memanggilnya 'Oppa' saat bertemu dengan orang tua mereka.

"Maaf, ak--"

"Ada apa?"

Kyra menghela nafas, "Maaf mengacaukan pagimu, kedepannya aku akan mencoba lebih baik, lagi."

"Bukan salahmu."

Taehyung benar-benar pergi, meninggalkan Kyra di rumah besar yang menjadi hadiah pernikahan dari Ibu dan Ayah Taehyung.

***

Dua minggu, setelah pernikahan mereka.

Kyra tetap saja salah dalam segala hal, di mata seorang Taehyung. Kali ini ia melakukan hal yang lebih fatal, dari pada menghidangkan sarapan tanpa bertanya dahulu pada Taehyung.

Lelaki dengan balutan sweeter hijau tosca itu, membanting piring berisikan nasi dan lauk pauk yang sudah di hidangkan Kyra sejak satu jam yang lalu.

"Sudah ku katakan, aku alergi pada bawang bombay!" Kesal Taehyung, ia berlalu meninggalkan Kyra di meja makan.

Kyra benar-benar merasa sangat bersalah, karena ia dapat melihat bagaimana Taehyung sangat tersiksa dengan tubuhnya yang sekarang gatal-gatal.

"Aku salah lagi?" Kyra tersenyum kecut.

Karena ia berpikir harus minta maaf, akhirnya Kyra mengambil obat alergi yang ada di kotak obat dan segelas air putih, lalu ia taruh di atas nampan.

Baru saja ingin mengetuk pintu kamar Taehyung yang terbuka sedikit, Kyra menghentikan tangannya. Ia mendengar percakapan Taehyung dengan seseorang di telfon, yang membuat hati Kyra terasa begitu sakit.

"Chagiya, dia sungguh tidak becus memasak, dan mengurus segala pekerjaan rumah. Aku benar-benar sangat muak, tetapi mau bagaimana lagi, Ibu menginginkan seorang anak darinya."

"Aku tahu, aku juga tidak mau melakukannya bersama dia. Kamu tenang saja, Chagiya. Aku akan segera mengurusnya, dan kita akan menikah."

Tangan Kyra bergetar, ia tidak percaya dengan apa yang Taehyung katakan. Nampan yang Kyra bawa, terjatuh ke lantai, suara gelas yang pecah menimbulkan suara keras yang membuat Taehyung langsung keluar dari kamarnya.

"Kau menguping?" Tanya Taehyung.

Kyra mendongak, hanya demi melihat bagaimana mata Taehyung yang menunjukkan tatapan marah dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Aku--"

"Sejak kapan kau ada di sini?" Bentak Taehyung.

Kyra yang sibuk mengambil pecahan kaca dari gelas, tidak menjawab. Ia juga tidak berani menatap Taehyung kembali, karena jika sekali saja ia berkedip, maka cairan bening yang terbendung di matanya akan jatuh.

"Kenapa kau tidak menjawabku?" Tanya Taehyung, lagi. Sekarang ia menarik rambut panjang Kyra hingga wanita itu mendongak.

"Taehyung, lepaskan!" Pekik Kyra.

"Ku tanya, sejak kapan kau ada di depan kamarku?"

"Sejak kau mengatakan bahwa aku tidak becus melakukan apa pun." Teriak Kyra, tarikan pada rambut Kyra semakin kuat.

"Sekarang, kau berani membentakku ya?" Taehyung memaksa Kyra berdiri.

Menyeretnya masuk ke dalam kamar, dan membawanya menuju kamar mandi. Tidak tanggung-tanggung, Taehyung menyiram Kyra dengan air dingin.

Ini kali pertama, Taehyung bertindak keterlaluan. "Maafkan, aku!" Isak Kyra.

"Maaf, maaf. Mau sampai kapan kau mengatakan maaf, kata maafmu itu, tidak akan pernah merubah keadaan." Sentak Taehyung.

"Jangan lakukan ini, padaku!" Kyra memohon.

"Seharusnya aku memang menolak pernikahan ini, karena kau sangat tidak berguna!"

Taehyung menutup pintu dengan membanting, meninggalkan Kyra di kamar mandi dengan kondisi yang basah kuyup.

Wanita itu beringsut, menyandarkan punggungnya pada tembok. Tubuhnya mengigil, dengan deru napas yang tidak teratur. Sekuat mungkin, Kyra mencoba untuk tidak mengingat masa lalunya. Ia menutup kedua telinganya dengan tangan yang bergetar hebat.

Serangan panik, menyerangnya kembali.

***

Pagi hari, Taehyung menikmati secangkir kopi yang telah tersedia di meja makan, lengkap dengan lauk pauk yang tampak menggugah selera. Namun, kali ini ia tidak ditemani Kyra. Wanita itu sudah pergi pagi-pagi sekali, untuk menghadiri undangan Ibu Taehyung ke tempat berlatih Yoga.

Taehyung sudah tahu tentang hal itu, karena Ibunya sendiri. Kyra sengaja tidak memberitahunya, entah hanya perasaan Taehyung atau apa, sejak kejadin kemarin malam, Kyra tidak banyak bicara padanya.

Sepuluh menit, Taehyung larut dalam lamunan. Saat tiba-tiba bel rumahnya terdengar, siapa yang bertamu sepagi ini? Atau mungkin Kyra sudah pulang.

"Sedang mencari siapa?" Tanya Taehyung, setelah ia membuka pintu dan menemukan seorang perempuan berdiri membelakanginya.

"Chagiya?"

Taehyung sampai memundurkan langkahnya, karena tidak menyangka jika dirinya akan di peluk setelahnya. Ia mengusap belakang kepala seorang wanita yang kini masih setia berada di pelukannya.

"Kau pulang secepat ini, Chagiya?" Taehyung mencium puncak kepala sang wanita, itu adalah kekasih Taehyung.

Wanita cantik dengan rambut panjang yang terurai itu, baru saja pulang dari Paris, setelah menyelesaikan study. Tanpa basa-basi, Taehyung mempersilakan kekasihnya untuk masuk ke dalam rumah.

"Chagiya, aku merindukanmu!"

"Aku juga."

Wanita itu berkeliling ruang tamu, saat menunggu Taehyung yang sedang mengambilkan minuman di dapur. Tepat saat wanita itu berbalik, ia menemukan Kyra yang berdiri di depan pintu.

"Kau?" Tunjuk Kyra.

Taehyung datang, membawa nampan berisikan minuman itunya dan juga kekasihnya. Wanitanya yang sudah tahu, hanya tersenyum.

"Jihyun."

Kyra menjabat tangan Jihyun, lalu menoleh pada Taehyung untuk meminta penjelasan.

"Ini Jihyun, kekasihku."

Kyra terdiam sejenak, sebelum ia tersadar bahwa marah justru akan memperburuk keadaan. Jadilah, Kyra hanya tersenyum tipis.

"Kyra."

Kyra berlalu begitu saja, setelah memperkenalkan dirinya. Untuk apa pula ia berlama-lama berdiri di antara mereka berdua, itu akan terlihat begitu jelas bahwa dia adalah penghancur hubungan dua seseorang yang saling mencintai.

Baru saja ingin naik ke lantai atas, suara Taehyung menghentikan langkah Kyra.

"Siapkan aku makan malam, aku akan pergi bersama Jihyun. Saat aku pulang, makanan itu harus sudah di hidangkan!"

Kyra memejamkan mata, sebenarnya ia ini apa? Istri atau pembantu?

Taehyung benar-benar pergi bersama Jihyun. Kyra bisa melihat mereka berdua yang keluar dari rumah dari jendela kamarnya. Interaksi antara mereka berdua, jelas berbeda dengan apa yang dilakukan Taehyung padanya. Setiap hari, Kyra selalu diperlakukan kasar oleh Taehyung, sementara Jihyun, masuk ke dalam mobil saja, harus dibukakan pintu oleh Taehyung dahulu.

Kyra menghela nafas, tersenyum miris melihat pemandangan itu. Begitu beruntungnya seorang Jihyun, dicintai Taehyung dengan tulus.

~~~To be Continue~~

avataravatar
Next chapter