PROLOG

Disini Ia Sekarang Di Ruangan Tertutup Dan Tersembunyi, Hanya Ada Dirinya Ditemani Seseorang Yang Tepat Bersebrangan Dihadapan Nya Sekarang,Pemisahnya Hanya Lah Sebuah Meja Kayu Yang Tampak Sudah Usang Itu. Dibantu Dengan Penerangan Seadanya Dari Bohlam Lampu, Agar Ia Bisa Melihat Jelas Pria Bertubuh Besar DihadapanNya Ini.

"Sebelum Nya Paman Ucap Kan,Selamat Buat kamu, Sudah Menyelesaikan Pendidikan Mu Dengan Lancar Tanpa Hambatan. Paman Benar benar Bangga Atas Apa Yang Sudah Kamu Hasilkan Dari Perbuatan Otak Cerdik Mu itu. Nah Sekarang Paman Harap Kamu Bisa Kembali Fokus Pada Pekerjaan Mu sekarang. Paman Mau Memberikan Mu, Sebuah Job Yang Tidak Sembarang Orang Bisa MenyelasaikanNya Dengan Tuntas. Bagaimana Jeje? Paman harap Kamu Menyetujuinya." Jelas Seorang Pria Bertubuh Besar Yang Kerap Dipanggil Paman Olehnya. Ia Menatap Serius Lawan BicaraNya.

Terdengar Helaan Nafas Berat Dari Nya

"Paman, KeponakanMu Ini Baru Saja Menyelesaikan Studi PanjangNya Selama Beberapa Tahun Terakhir ini, Ayolah beri Aku Keringanan Sedikit Sebelum Melanjutkan Pekerjaan Ku Itu." Ujarnya Sambil Menatap Kesal "Paman" Nya itu.

Setelah Mendengar Penuturan Dari "KeponakanNya" Itu, Ia Hanya Mengangkat Sebelah Alis Nya,Bingung.

"Jeje,Paman Tau,Kamu Pasti Lelah Setiap Hari Hanya Ditemani Kertas Kertas Berisikan Berbagai Macam Huruf-huruf tak jelas itu. Tapi Tugas Yang Paman Berikan Kali Ini,Berbeda Dari Tugas-tugas Sebelumnya, Yang Berhasil Kamu Tuntaskan. Jujur,Menurut Paman,Cuman Orang-orang tertentu Yang Ber-IQ Diatas Rata-rata Yang Mampu Menuntaskan Tugas Kali Ini. Dan Paman Tau Orang Yang Cocok Untuk-"

DiSaat PamanNya Sedang Menjelaskan Panjang x Lebar, KeponakanNya Ini Justru Memotong PerkataanNya.

"Udah Deh Paman Ga Usah Bertele-tele Lagi,Langsung To The Point Aja, Jeje Mau Dengar Inti Tugas Kali Ini EmangNya Apa? Sampai Semua Orang Turun Tangan, Termasuk Paman Ck." TanyaNya Heran Kepada Paman Nya Itu.

Ia Hanya Bisa Menghela Nafas Sabar,Hirup Lalu Hembuskan Melalui Mulut.

"Oke, Dengarkan Ini Baik Baik,Tugas Kali Ini Cukup Berat,Masuk Sekolah,Cari Pelaku Utama,Kumpulkan Bukti Terkait,Lalu Tangkap." Tegas Nya.

Bisa Ia lihat Lawan Bicaranya,Mengerutkan Alis, Bingung. Ada sesuatu yang janggal Menurutnya.

"Tunggu Dulu Paman,Apa Kaitan Nya Ini Dengan Sekolah?Apa Jangan-Jangan. . ." Tanya Nya,Seraya Menyipitkan Mata Curiga Pada PamanNya Yang Satu Ini.

PamanNya Hanya Bisa Menggaruk Pelipis,Sambil Tersenyum Canggung Atas Penuturan KeponakanNya Itu.

"Ya Kamu Benar Jeje, Makanya Paman Butuh Sekali BantuanMu Kali Ini, Jika Paman Masuk Sekolah Dengan Umur Yang Sudah Kelewat Tua Ini,Bisa-Bisa Paman Mu Ini Dicurigai. Sekolah Ini Juga Jauh Sekali Berbeda Dari Sekolah Pada UmumNya." Tutur PamanNya.

"Oke, Sekarang Aku Tau Apa Penyebab Semua Orang Turun Tangan, EmangNya Sekolah Apaan Sih Paman? Sampai Berpotensi Besar Seperti Itu." Tanya Nya Kembali.

"Teladan Indonesia,Pasti Kamu Sudah Cukup Tau Tentang Sekolah yang Satu Itu."

Ia Langsung Melotot Kaget Setelah Mendengar 2 Kata Pertama PamanNya Itu.

"APA?! PAMAN GILA? ITU SEKOLAH YANG DIISI DENGAN BERBAGAI MACAM MURID GAK WARAS PAMAN!" PekikNya Sambil Menggeleng Pelan Tak Percaya Akan LokasiNya Kali Ini.

"Aduh,Gak perlu Teriak Juga Kali. Kayaknya,Kamu Enggak Dapat Info Yang Lebih Akurat Ya,Mengenai Sekolah Itu. Tapi,Kalau Soal Siswa Nya Yang Gak Pada Waras,Pernyataan Itu Hampir Benar Sih. Gak Waras Karena IQ Nya Mereka Udah Jauh Banget Dari Orang Pada UmumNya. Belum Lagi Nih Ya, Kamu Bakal Menghadapi 5 Orang Paling Gila Tapi Sangat Berarti Di Teladan Indonesia." Tegas PamanNya.

"Tapi Paman,Kali Ini Aku Gak Perlu Nyamar-nyamar Segala Jadi Fake nerd Atau Apalah Itu, Supaya Bisa Masuk Di Crazy School Itu Kan?".

"HEH,Kamu Pikir Ini Sekolah Nya Orang Kutu Buku. Kamu Cukup Apa Adanya Masuk Disana,Paman Akan Segera Daftarkan Kamu Kesana, Dan Paman Harap IQ Mu Itu Masih Berfungsi Untuk Menjawab Tes Untuk Masuk Teladan Indonesia Nanti. Paman akan Urus Semua Perlengkapan Sekolah Untukmu Disana. Paman Juga Berharap Tugas Kali Ini Bisa Berjalan Dengan Lancar,Paman Percayakan semua PadaMu Jeje." Ujarnya Sambil Menatap Intens KeponakanNya Itu.

"Hmm... Baiklah Paman, Aku Akan berusaha Semampuku." BalasNya.

••••