webnovel

Chapter 1. Tragedi Kantin

wa Adzkia Shina Humaira.Panggil saja dengan Shina.Gadis itu melangkah gontai menuju ke kantin.Seperti biasanya dia akan membeli makanan ringan untuk mengisi perutnya yang lapar.lapar.Samar-samar dia mendengar suara bisikan dari adik-adik kelasnya di kantin.Hm..,sepertinya mereka sedang membicarakan acara perpisahan nanti atau paling nggak ya siapa yang bakalan jadi king and queen-nya.

"Kak Shina sebentar lagi lulus,kita mau kasih dia apa,ya?"

"Oh iya,ya.Kok aku gak kepikiran,sih?".

"Ya sudah,gak usah bingung.Nanti kita ke mall aja".

"Oke".

Dia tersenyum tipis.Tidak menyangka kalau adik-adik kelasnya sampai repot-repot begitu.

Dia memang tak banyak menghafal siapa mereka yang sering kasih hadiah di lokernya.Baginya hal itu terlalu berat untuk dia hafalkan satu persatu dari mereka, dari pada menghafal rumus-rumus matematika.

Seseorang datang menghampirinya, menyapanya.

"Hai" sapa cowok itu.

"Eh,hai" Dia membalasnya dengan rasa canggung.

Ada yang perlu kalian tahu bahwa Shina jarang berkomunikasi dengan orang lain apalagi lawan jenis.

Shina mengira cowok itu hanya sekedar menyapa seperti yang lainnya,tapi dugaannya salah.Cowok itu justru berbicara serius padanya.

"Oh,ya.Besok prom night lo bareng sama siapa?"tanya cowok setelah duduk di hadapan Shina.

Shina hanya menggeleng sebagai ganti jawaban 'tidak tahu'.

"Ya sudah,kalo gitu bareng gue aja.Gue yang jemput lo"katanya tanpa meminta persetujuan Shina terlebih dahulu.

Setelah berkata seperti itu cowok itu pergi entah kemana.

"Siapa cowok itu?"batin Shina dalam hati.

Seolah tahu apa yang Shina pikirkan, cowok itu kembali menoleh ke arah Shina dan,

"Gue Michael.Salken,ya" ujarnya memperkenalkan diri.

Shina cukup tersenyum tipis untuk menanggapinya.

"Dia tahu aku sedang mikirin apa?"tanya Shina dalam hati.

"Gue tahu kok"sahut Michael

Deg!.

.

.

.

Sebenarnya Shina tidak terlalu peduli dengan orang lain.Entah kenapa dia ingin tahu bagaimana sikap cowok itu.Dia tidak mungkin hanya iya-iya saja di ajak cowok tadi ke acara prom night.Dia harus memastikan bahwa cowok tadi,Michael cowok baik-baik.

Akhirnya tanpa hahihu, dia mengikuti cowok itu di belakng.Dia menuju ke taman belakang, memasang headset di telinganya, mendengarkan musik.Bukan pergi ke roof top sekolah untuk rokok seperti murid kebanyakan.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Michael.

Spontan, Shina langsung kaget.Dia tidak menyangka kalau cowok itu tahu Shina mengikutinya.

"Eh?Enggak kok.Gue cuma pengen aja kesini, cari angin".Shina hanya ngeles saja.

"Gak pinter banget sih lo kalo ngeles.Belajar dulu, makanya" ejek Michael.

"Dan perlu lo tahu, gue cowok baik-baik.Gak seperti yang lo kira.Jadi santai aja" lanjut Michael.

"Lo cenayang, ya?" tanya Shina seperti menebak.

Michael hanya mengendikkan bahunya.

Shina menghela napas.

"Oke, sorry udah ngira lo yang gak-gak.Gue gak bakalan ngilangin lagi, deh.Gue ke kelas dulu"

Michael beranjak dari duduknya.

"Gue anter.Bahaya kalo cewek cantik jalan sendiri" ujar Michael.

Shina langsung pergi tanpa menghiraukan perkataan Michael tadi.

Belum sampai di kelas, Shina di halangi oleh preman sekolah.

"Minggir gak lo?" geram Shina.

"Sellow dong cantik"

Shina mundur ke belakang saat premam sekolah itu mendekat.

"Jangan ganggu dia!" tegas Michael.

"Emang lo siapanya?" tanya preman sekolah itu.

"Gue pacarnya" jawab Michael.

Shina melotot.

Preman sekolah itu langsung adu otot dengan Michael.Tentu saja yang menang adalah Michael.

"Lo ganggu dia lagi, bakalan lebih dari ini" ancam Michael.

Shina sampai di kelas dengan selamat.

"Thanks ya, udah nyelametin gue" ucap Shina.

"Sama-sana" balas Michael.

Shina berbalik, tapi langsung di cekal oleh Michael.

"Kenapa tadi lo ngaku jadi paar gue?" tanya Shina.

"Karena gue suka sama lo" batin Michael.

"Biar dia tidak ganggu lo.Dia tidak berani cari mati ke gue.Makanya gue ngaku jadi pacar lo, biar lo gak di ganggu sama yang lain" jawab Michael.

"Makasih.Tapi gak perlu.Gue bisa jaga diri" ketus Shina.

.

.

.

Kring...!

Bel pulang berbunyi nyaring seantero sekolah.Banyak siswa-siswi yang berjalan ke parkiran, ke gerbang sekolah, ada juga yang menuju ke tempat tongkrongan.

Shina berjalan menuju ke halte yang cukup jauh dari sekolahnya.Dia ingin berlama-lama terlebih dahulu disini.Dia merasa bosen kalau di rumah.

Ditambah lagi orang yang mengasuhnya sekarang_entah gimana ceritanya,mereka jadi atheis.Padahal di Indonesia menggunakan dasar pancasila dengan sila pertamanya yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa".

Ya....semoga Allah membukakan pintu hatinya.Amin....

Sudah lama Shina hanya berdiri disini.Tidak ada taksi satupun angkutan umum yang lewat.

Sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat didepanku.Shina terkejut saat tahu bahwa yang menyetir mobil itu adalah Michael,

orang yang tadi menyapanya di kantin.

"Buruan,masuk" perintahnya.

Karena hari sudah mau gelap akhirnya Shina menurut saja.Dia duduk di kursi penumpang.

Kurang lebih seperempat jam,mereka sampai di rumah kediaman pamannya Shina.

"Makasih,ya"ucap Shina berterimakasih.

"Sama-sama" balas Michael,setelah itu ia pergi dan pulang ke rumahnya.

.

.

.

Shina's POV:

Aku sudah tidak kuat lagi berada disini.Bagiku,ini terlalu menyiksa.

Aku akhirnya menelepon umi,semoga saja umi tidak lagi sibuk seperti kemarin-kemarin.

Aku :"assalamualaikum,umi."

Ummi:"waalaikumsalam,putriku.Ada apa kamu nelpon nak?"

Aku:"Mi,Shina mau tinggal di apartement sendiri saja boleh,ya?"

Umi:"Emang kenapa ?"

Aku:"Shina sudah gak kuat untuk tinggal disini,mi"

Umi:"Iya sudah gak apa-apa kamu tinggal di apartement yang dulu aja.Tapi kamu bisa jaga diri,kan di sana??".

Aku:"Iya mi.Shina bisa jaga diri,kok".

Umi:"Yasudah,umi tutup dulu ya.Assalamualaikum"

Aku:"Waalaikumsalam".

Tutt.....tutt...

Aku langsung beres-beres.Beruntung sekali barangku tidak banyak seperti

cewek kebanyakan.

Setelah itu aku langsung pesan taksi.

Aku turun ke bawah sambil membawa barang-baragku.Aku terkejut saat tahu bahwa supir taksinya itu Michael.

"Taksi yang tadi udah gue bayar.Ayo,masuk"ujarnya saat mendapati ku dengan ekspresi terkejut.

Karena gak ingin buang- buang waktu aku langsung menerima tawarannya.

Sesampainya di tempat tujuan,Michael membantuku unyuk membereskan barang- barang yang tadi ku bawa.

"Makasih,ya udah mau bantuin gue"ucapku.

"Sama- sama" balasnya.

Ia meminum kopi buatan ku tadi.

"Gue balik dulu,ya.Kalo ada apa- apa jangan sungkan-sungkan buat telpon gue" pamit Michael.

"Iya,hati-hati"balasku.

Aku berbaring diatas kasur queen size-ku.Aku mencoba untuk memejamkan mata.Tanpa sadar aku memikirkan seseorang yang aku rindukan setelah kedua orang tuaku.Bagaimana kabarnya di sana?.Apa dia baik-baik saja?

Aku menghela napas panjang.Tidak ada jawaban yang terlontar.Tentunya,karena aku bertanya pada diriku sendiri.

Sampai kapan ini harus berakhir?.

Aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan berdo'a setelah wudhu, aku membaca wirid sebelum tidur.Sekali lagi aku mencoba untuk memejamkan mataku.Aku membaca do'a sebelum tidur.Tak lama kemudian mataku benar-benar terpejam.Masuk ke dalam dunia mimpi.

.

.

.