webnovel

Leo : Aunt and Uncle, enjoy our rides

Fitur jam pada smart-watch milik Leo beserta yang lainnya telah menunjukkan pukul (9.30 AM), satu jam setengah telah berlalu semenjak rombongan tiga orang tersebut menerima hadiah [Drill].

Kini rombongan tiga orang tersebut telah berubah menjadi empat orang dengan satu remaja lelaki dan tiga lainnya berkelamin perempuan, yakni Leo, Irene, Siasandra beserta Anna.

Ke-empatnya saat ini berada salah ruangan yang pernah menjadi kamar tidur bersama mereka tentunya sebelum kedatangan rombongan Anna, apalagi jika bukan ruangan di gubuk sederhana tentunya kan??

Gubuk sederhana buatan Leo beserta Zhang Gui pada dasarnya tidak mengalami banyak perubahan pada eksterior-nya maupun interior, mungkin perbedaan paling banyak ialah penambahan dari kursi-kursi dengan lapisan empuk yang terbuat dari kulit babi hutan sih?? Lagipula dalam rangka untuk membangun ruang tunggu yang nyaman jelas harus di mulai dari dasar bukan??

Yup, kalian tidak salah mendengarnya gubuk sederhana buatan kedua makhluk tersebut kini telah berubah menjadi ruangan tunggu para pengunjung sekaligus tempat dimana para tamu datang ke pulau jiwa. Mustahil kan Leo menggunakan salah satu kamar di GCA yang nyatanya hanya berukuran beberapa meter kubik sebagai ruangan tunggu??

Terlalu sempit juga, jadi gubuk sederhana inilah yang menjadi ruangan tunggu teruntuk para pengunjung sedangkan GCA telah menjadi tempat tinggal para staff serta karyawan di pulau berhantu.

"Bersiaplah semuanya, kali ini kita akan menyambut pengunjung pertama kita di pulau berhantu ini... Mari kita berikan mereka pengalaman horror yang tidak terlupakan"Leo berseru menggunakan media telepon smart-watchnya, sebab saat ini Leo tengah terhubung dengan para staff yang ada di pulau jiwa ini.

Mungkin kalian bisa menyebut tindakan ini sebagai ucapan motivasi?? Apapun itu Leo memang sengaja melakukannya sebab, ada beberapa staff yang memang keberadaan sengaja tidak Leo munculkan di mari.

Contohnya seperti Ayu, Zhang Gui, Ruwet, Gen serta Zing'er tentunya. Yang pertama jelas tidak bisa dipindahkan sebab ia bertugas dalam rangka memberikan pengalaman horror sedangkan yang kedua tengah berada di sisi lain pulau saat ini.

Dan bagaimana dengan tiga terakhir apalagi jika bukan menjaga keamanan pulau berhantu ini, lagipula mereka bertiga merupakan yang paling fleksibel dalam bertarung serta menekan hantu-hantu umum yang terkadang-kadang bertingkah agak liar juga??

"Siap / Oke / Serahkan padaku" Berbagai seruan yang penuh dengan antusiasme-pun terdengar oleh Leo bahkan tiga staff yang berada di samping Leo-pun tak kalah antusias dengan staff lapangan juga, membuat Leo tersenyum lebar seketika.

.

.

.

.

.

[BIP... TING..]

Ketukan lonceng ringan terdengar oleh seluruh makhluk yang tinggal di pulau jiwa termasuk Leo beserta para staff juga tentunya, lonceng ini merupakan sinyal kalau pengunjung yang mereka tunggu-tunggu sedari satu jam setengah telah tiba.

"Wow, jadi inikah lingkungan pulau jiwa-mu itu Leo??" Sebuah pertanyaan dengan nada suara yang bisa dikatakan telah lama sekali tidak terdengar oleh telinga milik Leo beserta Irene, adapun siapa sosok yang melayangkan pertanyaan tersebut tak lain ialah Silvia.

Sosok yang menjadi keberadaan penting untuk kedua remaja manusia berbeda jenis kelamin tersebut, "Selamat datang Silvia, Paman dan juga Bibi" Ucap Leo memberikan salam sederhana kepada keluarga Chang tersebut.

"Leo bukan?? Kamu tumbuh cukup besar ya, padahal seingat bibi.. Kamu tidak setinggi ini kan??" Layaknya seorang Ibu mengucapkan kata-kata kepada anak semata wayangnya, mungkin itulah kata-kata yang cocok untuk menunjukkan sikap ramah dari Bibi Aurora.

"Uhmm, terlahir kita berjumpa itu dua tahun yang lalu Bibi Aurora.. Wajar saja jika aku bertambah tinggi" Timpal Leo memberikan sebuah senyuman ramah kepada Ibu teman baiknya tersebut, Paman Luke jelas melihat tindakan Leo sekilas dan memberikan sebuah anggukan puas yang entah apa maknanya??

"Ehemm, jadi Leo.. Bagaimana jika kamu memberikan kami sekeluarga ini pengalaman terhadap wahana milikmu, Irene pernah berkata kalau wahana milikmu telah siap dibangun bukan??" Paman Luke berdehem menarik perhatian dari Leo yang saat itu tengah berbincang ria dengan istrinya, tentu saja Paman Luke tidak merasa cemburu terhadap tindakan dari remaja lelaki tersebut lagipula jauh di dalam lubuk hatinya Luke telah menganggap Leo sebagai calon menantu juga.

Meski belum pasti sih siapa pasangan Leo di masa mendatang entah itu anak angkatnya yakni Irene Handono atau justru putri semata wayangnya yakni Silvia Chang, apapun itu Luke hanya bisa menyerahkan hal berbau perasaan ini kepada ketiga anak muda dihadapannya tersebut. Biarkanlah mereka yang menentukan siapa pasangan hidup mereka sama halnya dengan dirinya serta sang istri juga.....

"Paman Luke sangat bersemangat seperti biasanya bukan, tapi sebelum itu paman mari Leo perkenalkan dengan staff-staff yang ada"Menghadapi permintaan atau mungkin pernyataan dari sosok ayah teman baiknya, Leo jelas bersikap cukup santai bahkan ia mengambil inisiatif untuk memperkenalkan pengunjung pertamanya kepada para staff hantu miliknya tersebut.

"Di sisi kanan Irene, 'sosok' berwujud seorang gadis cantik dengan gaun berwarna biru muda itu bernama Siasandra. Dia merupakan staff yang bertanggung jawab untuk mengawasi stok makanan kami semua"Ucap Leo yang memberikan sedikit tekanan kepada kosakata sosok, mencoba memberitahu-kan kepada paman Luke kalau staff-staff miliknya bukanlah seorang manusia.

Adapun apakah keluarga Chang ini memahami maksud perkataannya tersebut, well itu tergantung seberapa tanggap mereka bertiga kan??

"Nama-ku adalah Siasandra salam kenal Paman Luke, Bibi Aurora dan Adik manis"Mengikuti seruan Leo yang memperkenalkan dirinya, Siasandra jelas memberikan sebuah sapaan ramah serta salam etiket layaknya seorang gadis bangsawan mengingat Sia pada dasarnya pernah menjadi salah satu dari mereka.

"Yang berwujud anak-anak ini bernama Anna, tugasnya adalah menjadi pemandu untuk para pengunjung tapi terkadang ia juga bertugas untuk mengawasi diriku" Sambung Leo sambil menyentuh bahu kecil Anna yang memang kebetulan berada di depan dirinya.

Paman Luke mengangguk pelan mendengarkan perkenalan singkat yang dilakukan oleh Leo, meskipun bisa terlihat raut penuh kebingungan di wajahnya ketika mendengar kalau sosok anak berumur lima tahunan ini lah pemandu tour mereka??

"Senang bertemu dengan kalian berdua, adik Anna dan adik Siasandra juga.. Keselamatan keluarga kami akan berada dalam naungan kalian" Ucap Luke memberikan sapaan yang tak kalah ramah kepada kedua staff tersebut.

Tapi lain halnya dengan sisi sang Ayah yang benar-benar tenang dan tidak mengambil pusing dengan kosakata Leo tadi, Silvia sebagai sosok adik angkat dari Irene jelas memberikan tatapan penuh kengerian kepada kedua staff tersebut.

'Glup... Sosok?? Benar saja, nampaknya meski mereka berwujud seperti manusia dan menginjakkan kaki ke tanah.. Mereka tetap saja sesosok hantu, mengerikan sekali!!' Batin Silvia yang saat ini agak menyembunyikan badan mungilnya dibalik sang Ibu.

Leo yang memiliki penglihatan cukup jeli jelas melihat tingkah Silvia yang ketakutan tersebut sehingga tanpa ragu-ragu ia-pun mencoba mengubah topik pembicaraan "Ehemm, baiklah paman Luke dan bibi Aurora.. Bagaimana jika kita mulai tour singkatnya saja??" Ucap Leo yang justru membuat Via semakin ketakutan saja.

.

.

[Pintu masuk No 2]

Menempuh perjalanan yang cukup lama mungkin sekitaran lima menit, kini Leo dan Anna beserta rombongan keluarga Chang-pun telah tiba di pintu masuk desa hantu.

Perlu diketahui pintu masuk ke desa hantu ini terdapat sebanyak tiga buah dengan masing-masing diantara berada di sisi Timur, Selatan serta Utara. Sisi Barat sendiri tidak memiliki pintu keluar mengingat terdapat keberadaan pos penjaga tim keamanan Gen.

"Baiklah Paman, Bibi, Silvia dan juga Irene, Selamat menikmati pengalaman horror kalian semua. Mulai saat ini Anna-lah yang menjadi pemandu tour kalian semua, dan silahkan hubungi tim keamanan jika kalian tersesat nantinya" Layaknya seorang tuan rumah yang ramah serta baik, Leo-pun mengucapkan salam perpisahan kepada rombongan Chang.

"Mari pengunjung-pengunjung sekalian, saya harap tidak ada seseorang yang pingsan di antara kalian berempat.. Bukan begitu Irene??"Selepas kepergian sosok Leo, Anna yang sedari tadi hanya berdiam diri-pun mengucapkan sebuah kalimat peringatan kepada rombongan Chang tersebut.

.

.

.

.

.

TBC