1 PART 1 "NOT ME” Abhi pov

Akhirnya setelah satu bulan lebih aku tak melihatnya, gadisku akan kembali dari perjalanan bisnisnya.

"Halo sayang, kau dimana sekarang apakah kau ingin aku menjemputmu nanti saat kau tiba di Indonesia" ucapaku pada Riana.

"Aku masih di London saat ini Abhi, kau tak perlu menjemputku. Aku bersama temanku. Setelah sampai aku akan menemuimu. Jadi jangan menelponku setiap satu jam sekali. Bersabarlah sedikit kau hanya perlu menungguku tidak lebih dari satu hari. Setelah itu aku pastikan aku tidak akan pernah pergi darimu. apakah itu semua cukup tuan Abhi" ucap Riana di seberang sana.

"Baiklah aku akan menunggumu Mrs. Dalton, apakah sekarang aku harus memanggilmu Mrs. BENYAMINE "ucapku

"Aku bukan istrimu Abhi" ucapnya

"Bukannya, bukan akan tetapi belum. Dan secepatnya aku akan mengubah namamu dengan nama belakang keluargaku Riana" ucapku

"Baiklah baiklah, aku sudahi dulu telfonnya Abhi. Sebentar lagi pesawatku akan take off" ucapnya

"Baiklah i love you" ucapku akan tetapi aku tidak mendapatkan jawaban darinya.

Kenapa Riana belum juga sampai bukankah ini sudah lebih dari 18 jam. Bukankah seharunya dia ada di sini. Tapi mengapa Riana belum juga mengabariku.

"Hallo Riana" ucapku

"Ini ayah Abhi" ucap orang di seberang telepon

"Ahh ayah,, ada apa" ucapku

"Cepatlah kau ke ruang UGD, Riana" belum sempat ayah selesai berbicara . Aku sudah memutuskan sambungan telepon. Riana apa yang terjadi padanya.

Langkah kakiku semakin cepat menyusuri lorong rumah sakit. Menuju UGD apa yang terjadi dengan gadis ku.

"kau sudah disini" ucap ayah saat melihatku.

"Bagaimana keadaannya apakah lukanya parah" tanyaku pada ayah

"Bunda sedang menanganinya. Tunggulah dia akan baik baik saja" ucap ayah

"Bagaimana semua ini bisa terjadi" kini padanganku beralih pada sosok gadis yang mengenakan baju penuh darah. Siapa gadis itu, untuk apa dia berada di sini. Apakah semua ini karena dia.

"Apakah karena dirimu semua ini terjadi" ucapku yang kini berada di hadapannya. Gadis itu sama sekali tidak merespons ucapanku dia hanya diam dan menundukkan kepalanya.

"Tenanglah Abhi ini rumah sakit" ucap ayah

"Bagaimana aku bisa tenang jika Riana calon istriku tengah berjuang untuk nyawanya dan semua ini karna gadis bodoh ini" ucapku pada ayah.

"Dan.."sebelum aku memaki gadis itu aku lihat bunda keluar dari ruang operasi.

"Bunda, bagaimana Riana apakah dia baik baik saja" ucapku pada bunda. Tapi tidak ada jawaban dari bunda. Aku yang tidak sabar menunggu jawaban bunda. Langsung menuju ruangan dimana Riana berada.

"TIADAKK...bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku mohon Riana bangunlah. Bukankah kita akan melangsungkan pernikahan akhir bulan ini. Tapi mengapa kau meninggalkanku sendiri seperti ini. Aku mohon bangunlah.." ucapku pada tubuh Riana yang pucat pasih.

"ikhlaskan dia Abhi" ucap bunda yang kini berada di sampingku.

"tidak aku mohon, mohon padamu bunda. Bangunkan Riana untukku."

"maafkan bunda Abhi, bunda tidak bisa"

"Bukankah bunda sering kali menyelamatkan nyawa orang. Tapi kenapa, kenapa tidak dengan gadis yang aku cintai" ucapku.

"Bunda hananyalah seorang dokter. Bukan tuhan yang bisa menentukan hidup matinya seseorang" ucap bunda.

"Tidak, tidak aku yakin Riana masih hidup. Dia hanya tertidur. Lihatlah bunda bukankan dia sangat cantik. Oh tuhan kenapa wajahnya begitu pucat, apakah dia kedinginan" ucapku dan memeluk tubuh Riana

"Kendalikan dirimu Abhi, Riana sudah tiada " ucap ayah

"tidak,,, tidak aku tidak mau, aku mau Riana kembali"

****

Jassmine pov

Bodoh bagaimana bisa aku seperti itu. Sehingga menyebabkan semua ini terjadi. Aku mohon selamatkan gadis itu tuhan. Jika saja aku dapat membawanya dengan cepat mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.

Dari kejauhan aku mendengar derup langkah kaki seseorang.

"kau sudah disini" ucap Dokter Vero pada pria yang baru saja datang.

"Bagaimana keadaannya apakah lukanya parah" tanya pria itu pada dokter Vero, siapa pria itu apakah dia kekasih gadis yang berada di dalam sana.

"Bunda sedang menanganinya. Tunggulah dia akan baik-baik saja" ucap Dokter Vero

"Bagaimana semua ini bisa terjadi" aku mendengar langkah kaki menuju kearahku. Oh tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang

"Apakah karna dirimu, semua ini bisa terjadi" ucapku yang kini berada di hadapannya. Aku sama sekali tidak merespons ucapannya aku hanya diam dan menundukkan kepalaku.

"Tenanglah Abhi ini rumah sakit" ucap Dokter Vero

"Bagaimana aku bisa tenang jika Riana calon istriku tengah berjuang untuk nyawanya dan semua ini karna gadis bodoh ini" terkutuklah kau Jasmine. Ucapku pada diriku sendiri.

"Dan,, "sebelum pria itu memakiku, ucapannya terhenti saat dokter Ariana keluar dati ruang operasi.

"Bunda, bagaimana keadaan Riana apakah dia baik-baik saja" ucap pria pada Dokter Ariana

"TIADAKK, bagaimana semua ini bisa terjadi. Aku mohon Riana bangunlah. Bukankah kita akan melangsungkan pernikahan akhir bulan ini. Tapi mengapa kau meninggalkanku sendiri seperti ini. Aku mohon bangunlah" teriak pria itu. Apa yang terjadi di dalam sana. Apakah gadis itu tidak bisa bertahan.

Apa yang harus aku lakukan sekarang. Haruskah aku masuk dan meminta maaf atas kesalahanku.

"sebaiknya kau pergi" ucap dokter Vero padaku.

"Tapi aku ingin meminta maaf pada anak dokter terlebih pada gadis itu" ucapku

"Aku tahu semua ini bukan salahmu, akan aku sampaikan permintaan maafmu pada Abhi dan juga mendiang Riana. Lebih baik kau pergi sekarang, sebelum Abhi datang dan melakukan hal yang tidak di inginkan kepadamu" ucap dokter Vero.

"tapi..."

"apa yang di ucapkan suamiku benar, lebih baik kau kembali kerja Jasmine." Ucap dokter Ariana.

Dengan berat hati dan rasa bersalah aku meninggalkan ruangan itu.

"Maafkan aku karna tidak membawamu tepat waktu sehingga semua ini terjadi. Aku mohon maafkan aku" ucapku lirih

Seorang pria dengan seragam lengkap dokternya duduk dengan angkuhnya di meja kerjanya. Tidak ada kesan bahagia yang tersirat dari wajahnya. Semua itu karna kepergian sang kekasih satu bulan lalu. Kehidupan pria itu berubah. tidak ada lagi senyuman yang mengiasi wajahnya. Membuat siapa pun yang berada di sekitarnya tidak berani untuk menyapanya.

" kau sudah mendapatkan identitas gadis itu" ucapnya pada seorang pria yang baru saja memasuki ruangannya.

"Sudah tuan, gadis itu bernama Jasmine dia adalah seorang dokter. "Ucap pria itu.

"Dokter?" Tanyanya.

"Iya tuan, menurut data yang saya dapat gadis ini adalah salah satu dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit tuan Vero yang ada di Kalimantan. dan baru beberapa bulan yang lalu di pindah tugaskan untuk menjadi dokter di rumah sakit ini" ucap pria itu seraya memberikan data-data dan beberapa lembar foto pada tuannya.

"Benarkah, bagus jika seperti itu" ucap Abhi seraya menatap foto yang di berikan diktetif yang dia perkerjakan.

"Panggilkan Dokter Jasmine untuk menemui saya di ruangan saya" ucap Abhi pada seseorang di seberang telepon.

Di sisi lain seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang operasi setelah melaksakan tugasnya menjadi dokter bedah jantung di rumah sakit ini.

"Dokter Jasmine" panggil seorang suster dan berjalan mendekat kearahnya.

"Ya " ucapnya ramah.

"Saya baru saja di beritahu oleh bagian resepsionis, untuk memberitahu dokter jika dokter disuruh menemui dokter Abhi di ruanganya" ucap suster Nia

"Dokter Abhi" ucapnya sedikit bingung karna dia belum tahu semua dokter yang ada di rumah sakit ini mengingat baru dua bulan Jasmine bekerja di rumah sakit ini.

"Ah iya dokter, jika dokter tidak mengetahuinya ruangan dokter Abhi ada di lantai 14 gedung ini. " ucapnya

"Ah terima kasih sus, " ucapnya dan segera menuju lantai 14 dimana ruangan dokter Abhi berada.

"Permisi" ucapnya saat memasuki ruangan yang dia cari sebelumnya.

"Silakan masuk nona, tuan Abhi sudah menunggu nona sejak tadi" ucap seorang pria berjas hitam yang menyambut kedatangan Jasmine.

"Tuan gadis itu sudah ada di sini" ucap pria itu pada sosok pria yang ada di balik kursi.

"Selamat datang nona Jasmine, ah saya lupa dokter Jasmine" ucap Abhi seraya membalikkan kursinya menghadap kearah gadis yang sejak tadi penasaran dengan pria yang berada di balik kursi . Dan betapa terkejutnya gadis itu saat mengetahui siapa sosok pria yang berada di baliknya. Seakan semua pertanyaan terjawab sudah.

Siapa dokter Abhi?

Untuk apa dia mencariku?

"Abhiseka Shamous Benyamine "ucap gadis itu merutuki kebodohannya bagaimana bisa dia tidak mengetahui siapa orang yang memanggilnya. Dan membawanya kelubang buaya seperti saat ini.

"Kenapa, apakah kau terkejut mengetahui jika aku yang memanggilmu, apakah jika kau tahu, aku yang memanggilmu kau tidak akan datang kemari" ucapnya pada Jasmine. Sedangkan yang di tanya hanya diam menundukkan kepalanya.

"Kenapa hanya diam jawab aku, " teriak Abhi dengan menggebrak meja yang ada di hadapannya. Jasmine yang mendengar itu terkejut dan menatap kearah Abhi.

"Maaf tuan," hanya itu kata yang keluar dari mulutnya.

"Maaf,, maaf apakah kata maaf mu itu dapat membuatnya kembali hidup" ucap Abhi dan menatap tajam kearah Jasmine.

"Harus saya katakan berapa kali kepada tuan jika bukan saya yang melakukan semua itu, bukan saya yang membunuh kekasih tuan" ucapnya Jasmine berusaha membela diri karna pada kenyataannya memang bukan dia yang membunuh kekasih Abhi.

"Kau memang tidak membunuhnya tapi kau penyebab kematiannya" balas Abhi.

"Apa yang harus saya lakukan, agar tuan percaya jika saya tidak membunuh kekasih tuan, atau setidaknya agar tuan memaafkan saya" ucap Jasmine.

"Kau ingin aku memaafkanmu, "ucap Abhi

"Ya apa pun akan saya lakukan agar tuan memaafkan saya" ucapnya penuh keyakinan. Jujur Jasmine mulai jengah dengan semua ini. Dengan semua tuduhan yang tidak dia lakukan.

" kau yakin apa pun" ucap Abhi

"Ya" ucapnya kini sedikit ragu saat melihat tatapan Abhi padanya. Apakah keputusan yang dia ambil kali ini benar. Apakah dengan melakukan semua ini Abhi benar benar akan memaafkannya.

"Baiklah jika seperti itu maumu, aku mungkin akan memaafkanmu jika kau mau menikah denganku" ucapnya.

"Menikah, " ucapnya lagi seakan dia salah mendengar apa yang diucapkan oleh Abhi.

"Ya menikah, kau sudah membuat calon pengantinku meninggal dan kau harus menggantikan posisi itu." Ucap Abhi.

" tapi tuan, kenapa harus menikah dengan tuan" ucapnya

"Bukankah kau sudah menyanggupi apa pun yang aku inginkan, tanpa terkecuali." Ucap Abhi pada Jasmine.

"Baiklah jika kau tidak ingin menikah denganku tidak masalah. Itu bukan suatu hal yang besar. Aku bisa mencari gadis mana pun untuk aku nikahi" ucapnya

"Benarkah" ucap Jasmine sedikit lega.

"Ya kau tidak perlu melakukan itu, tapi jangan harap apotek ayahmu masih dapat beroperasi. " ucap Abhi dengan senyuman yang menghiasi wajahnya sedangkan Jasmine sebaliknya, Dia tidak habis pikir mengapa dia bisa berurusan dengan laki laki ini. Dosa apa yang telah di lakukan di masa lalu sehingga dia harus mendapatkan semua ini.

"Aku mohon cukup aku, jangan keluargaku. Baiklah, baiklah.. saya akan menikah dengan tuan. Tapi saya mohon jangan usik ketenangan keluarga saya" ucap Jasmine.

"Gadis baik, sekarang kembalilah ke ruanganmu. Bekerjalah dengan baik agar tidak ada nyawa yang kau hilangkan lagi" ucap Abhi pada Jasmine. Mendengar itu Jasmine langsung keluar dari ruangan Abhi.

"Selamat datang Jasmine, dan katakan selamat tinggal pada kebahagiaan." Ucap Abhi tersenyum menatap ke arah Jasmine

TBC

JANGAN LUPA VOMENT

avataravatar