13 Sejuta Makna

"Masih rapih gak, make up aku?" Flower mengambil tas make up nya di dalam tas Gucci nya, ia buka bedak dan bercermin. "Masih rapih kok, tinggal poles dikit lagi." ia memakai bedak make up forever nya yang lumayan mahal itu tipis-tipis lalu lipstik warna pink nya. "Oke dah cantik, perfect! Eh, ngapain juga aku malah touch up mau ketemu dia? Seperti nya sudah hilang akal, aku!" gumamnya, ia geleng-geleng dan merapihkan kembali tas make up nya ke dalam tas nya.

Tok! Tok! Tok!

Flower menoleh ke arah pintu, "Cepet juga mereka, ke sini nya!" gumam nya. "Masuk!" ucap nya lantang.

"Bapak tunggu dulu ya di sini, saya masuk duluan." perintah kepala securiti, Nathan anggukkan kepala nya.

Ceklek...

"Permisi, mih." ia menutup kembali pintu nya dan berjalan ke arah Olga.

"Bagaimana mih, apa nanti saya dan pak Zoel harus keluar atau tetap di sini?" tanya nya, Olga beranjak dari kursi kantor nya.

"Soal itu, nanti tolong bapak sama pak Zoel tetap di sini saja sampai selesai urusan nya. Silahkan bawa dia masuk, jangan buang-buang waktu!" perintah nya, ia berjalan ke sofa.

"Baik, mih!" ia berbalik badan ke arah pintu.

"Takut juga aku kalo ditinggal berdua sama dia di sini, tuh cowok seperti nya seiko!" batin nya, ia dudukkan bobot nya di sofa.

Huft! Hela nafas nya berat.

Dada nya berdetak kencang begitu juga dengan Nathan, Flower mencoba tetap bersikap tenang menutupi kegugupan nya.

Ceklek...

Kepala securiti membuka pintu, "Silahkan masuk, pak!" Nathan langsung menerobos masuk dan duduk di sofa samping Olga tanpa permisi lagi, ia tersenyum tipis dengan sejuta makna.

Olga mengerling malas, "Gak sopan nih orang, gak permisi lagi! Terus what the maksud nya itu senyuman nya, ngeri-ngeri sedap tuh senyum!" batin nya, ia tak membalas senyum Nathan dan memasang wajah datar.

Kepala securiti dan kepala waitres restoran masih berdiri menunggu dipersilahkan duduk oleh Olga.

"Silahkan duduk, bapak-bapak." pinta Olga pada kepala securiti dan waitres restoran, mereka berdua anggukkan kepala nya dan duduk di sofa sebrang.

"Kok dia gak bales senyum aku sih, emang senyum aku gak bikin wajah aku tambah ganteng?" batin Nathan, ia merasa diabaikan oleh wanita yang telah membuat nya jatuh cinta.

"Senyum dong, biar tambah cantik!" celetuk Nathan, ia menaik turunkan sebelah alis nya.

Kepala securiti dan waitres saling melirik dan melirik ke arah Olga dan Nathan dengan mimik wajah bingung.

Flower melirik ke arah Nathan, "Terima kasih untuk pujian nya, kita langsung saja pada inti permasalahan nya tolong jangan buang-buang waktu saya karena saya sangat sibuk dengan pekerjaan saya dan di sini bukan tempat untuk bersantai." tegas Olga tanpa jeda, Nathan malah tertawa kecil mendengar kata-kata Olga.

"Ha-ha-ha saya suka gaya anda, tapi maaf kalo saya udah buang-buang waktu anda yang sangat berharga untuk anda. Mungkin!" ia menghentikan kata-kata nya, kedua pupil mata nya membesar melihat Olga.

"Hee ... Kenapa dia, malah ketawa? Emang gak salah lah ya aku bilang dia sudah hilang akal alias edan! Tercipta dari apa ini manusia satu, terus kenapa dia ngeliatin nya begitu sih? Bener-bener aneh nih orang, satu!" batin Olga, raut wajah nya penuh dengan tanda tanya.

"Oh pasti nya dong waktu saya sangat berharga, jadi jangan buang-buang waktu saya! Dan tolong segera ganti rugi kerusakan yang sudah anda buat, di restoran!" tegas Olga sekali lagi, ia menaikkan alis nya sebelah juga.

"Dia cantik dan imut sekali kalo lagi marah, jantung aku udah kaya pacuan kuda lihat dia!" batin Nathan, ia tersenyum tipis lagi.

"Ye ... Dia malah senyum tadi ketawa, mau nya apa sih nih orang? Dasar, orang aneh!" Olga mengerutkan dahi nya.

"Tenang Mamih Olga cantik yang galak, saya pasti akan bayar semua kerugian nya. Asal mamih mau penuhi syarat saya, satu lagi!" pinta Nathan sekali lagi.

"Anda sudah minta syarat untuk bertemu saya dan sudah saya penuhi, terus sekarang anda ajukan syarat lagi. Apakah anda sudah kehilangan akal, ya?" suara Olga sudah mulai meninggi, ia geram dengan kelakuan Nathan. Tatapan mata nya sinis.

"Emang saya sudah hilang akal dan anda yang membuat saya, kehilangan akal!" timpal nya secepat kilat.

"Lah, kenapa anda menyalah kan saya? Saya tidak kenal anda ya dan baru sekali saya bertemu anda, jangan mengada-ada ya anda!" Olga tersenyum sinis.

Kepala securiti dan waitres sudah bersiap-siap untuk membekuk Nathan jika dia bersikap kurang ajar pada manager nya, tinggal menunggu aba-aba saja dari Olga.

"Ya itu salah anda, kenapa anda membuat jantung saya berdetak kencang? Dan syarat saya satu lagi, anda harus berkencan dengan saya besok!" Nathan melipat kedua tangan nya di dada nya seraya menyandarkan punggung nya ke sofa.

Uhuk! Uhuk! Uhuk!

Zoel batuk mendengar persyaratan Nathan sedangkan Olga dan kepala securiti tercengang.

Zoel beranjak dari sofa, "Jangan main-main ya anda dengan manager kami, persyaratan macem apa itu? Kalo anda gila, bukan di sini tempat nya!" gertak nya seraya menunjuk ke arah nya, Nathan tertawa terbahak-bahak.

Kepala securiti langsung beranjak dan memegangi tangan Zoel.

Olga menyuruh nya tenang dan duduk kembali dengan menaik turunkan sebelah tangan nya, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dan dengan isyarat mata ke arah Zoel. Dia melirik ke arah Olga dan mengepalkan kedua tangan nya, lalu duduk kembali ke sofa nya disusul kepala securiti.

"Si*l!" gumam nya. "Kalau bukan karena mamih udah kubantai nih orang, udah mau pecah kepala ku gara-gara nih tamu *su satu!" batin nya, ia mendengkus kesal.

"Kalau menghadapi orang gila kita harus jadi gila juga kalo gak bisa gila sebelum waktu nya, lebih gaswat mamen!" batin Olga, ia menarik nafas dalam-dalam.

Huft! Hela nafas nya berat.

"Oke saya setuju dengan syarat anda itu, tapi hanya sehari ya. Silahkan anda membayar semua ganti rugi nya sekarang, jika tidak anda bayar sekarang saya akan membatalkan persetujuan syarat anda! Bagaimana, deal?" Olga mengulurkan tangan kanan ke arah nya.

"Dia balikin aku dengan kasih syarat juga, damn! Siapa takut, kamu jual aku beli!" batin nya, Nathan mengulurkan dan meraih tangan nya untuk bersalaman tanda deal.

"Sudah selesai ya urusan nya, silahkan anda ikut kepala securiti dan waitres restoran keluar dan membayar ganti rugi nya, saya masih sibuk terima kasih!" Olga beranjak dari duduk nya, ia mengangkat tangan nya sebelah menunjuk ke arah pintu mempersilahkan Nathan keluar dari ruangan kerja nya.

"Bisa-bisa nya dia usir aku dari ruangan nya, aku kan masih mau berbincang dan melihat nya. Kenapa dia sangat dingin, dasar cewek cantik yang galak dan berhati es!" gumam Nathan, ia beranjak dan merapihkan rambut dan baju nya.

"Baik saya akan bayar tapi inget urusan kita belum selesai, saya akan kembali lagi ke sini untuk menagih janji anda! Ingat itu, i'm watching you!" Nathan menunjuk kedua mata nya dengan jari telunjuk dan tengah nya lalu menunjuk kan nya juga pada nya berulang kali, Olga tersenyum tipis dan menelan ludah. Senyum terpaksa!

avataravatar
Next chapter