5 Paling Sempurna

"Apa lah gue ini sampe kegigit lidah gue kepikiran tuh cowok, sue lah! Tapi gue penasaran, mau ngapain dia datengin gue besok? Kalau mau ajak gue ribut sih ogah amat gue nemuinnya, tapi kita lihat deh nanti gimana. Semoga tidak seperti yang gue, pikirkan." dumel Olga, ia meletakkan cemilannya kembali di piringnya.

Setelah delapan jam kerja sampai ketiduran sebentar di sofa yang ada dalam ruangan kerjanya, Olga merapihkan meja nya, baju dan make up nya.

Olga melirik ke arah jam dinding, "Sudah jam setengah tujuh udah waktunya pulang nih, semoga mobil jemputan gak ninggalin orang cantik." Olga meraih tas nya, ia mengunci ruang kerjanya dan berjalan cepat ke luar takut ketinggalan mobil antar jemputnya.

Nathan sudah berada di restaurant untuk sarapan pagi dan dia belum ada tidur dari semalam, dia duduk di kursi yang menghadap ke luar seraya menikmati sandwich dan kopi sebagai menu sarapannya. Dari kejauhan dia melihat cewek yang jalannya cepat ke arah parkiran.

"Sepertinya aku tidak asing dengan wajah itu, kok wajahnya seperti Si Cewek Galak di mess atau aku salah lihat? Tapi bener ah aku gak salah lihat, mata aku kan masih bagus gak minus!" Nathan mengucek-ngucek pelan kedua matanya, ia melihat ke arah cewek yang dikuncir kuda dengan setelan baju kerja nya. Blazer abu-abu, rok sepan di bawah lutut berwarna magenta tua dan tank top magenta muda yang dia selaraskan dengan sepatu high heels hitam tujuh centi.

Nathan takut salah orang karena baru pertama kali bertemu dengan Olga dengan wajah naturalnya tanpa polesan make up sedikit pun, alias polos. Dia perhatikan cewek dengan riasan make up natural itu dengan teliti sampai cewek itu lewat di depannya. Hanya dibatasi kaca tidak tembus pandang dari luar tapi hanya dari dalam, seketika Olga berhenti untuk bercermin merapihkan baju, rambut dan riasannya.

"Masih rapih baju gue, rambut gue, make up gue dan gue cantik sekali." gumam Olga, ia manyun-manyunin bibirnya mengedip-ngedipkan matanya dan ala-ala mencium.

Olga tidak tahu kalo disebrang kaca ada orang-orang dan Nathan yang sedang perhatikan dia seraya tersenyum lebar melihat gelagatnya.

"Bener itu Si Cewek Galak, dia lucu sekali dan sangat cantik. Pantas saja temannya bilang kalo ketemu dia saat kerja pasti akan suka karena dia sangat cantik dan itu, FAKTA! Apakah aku harus hampiri, dia? Tapi sepertinya dia sedang, terburu-buru." batin Nathan, pandangan matanya tidak lepas dari Olga sedikit pun. Detak jantungnya bergemuruh seperti deburan ombak.

"Eh, ngapa gue malah ngaca di sini? Kan gue harus kejar mobil jemputan biar gak ketinggalan balik ke mess, dasar cewek! Suka lupa kalo udah liat kaca, hadeh!" Olga tepok jidat, ia melirik jam tangan yang ada di tangan kanannya dan berlari kecil ke tempat mobil jemputan standby.

Nathan sampai pindah duduknya dari kursi tengah ke kursi paling pinggir dekat kaca agar bisa melihat Olga walau pun hanya punggung nya yang bisa dilihatnya, dia pandangi sampai menghilang di ujung jalan.

"Dia benar-benar makhluk Tuhan yang paling sempurna dan aku sangat jatuh cinta, padanya! Dia pasti baru balik kerja karena temannya bilang dia sedang dapat shift malam, ternyata seperti itu pakaiannya jika dia kerja. Yang aku tahu, itu setelan untuk yang jabatannya tinggi di perusahaan mau pun perhotelan. Pantas dia galak, dia tegas, dia dipanggil Mamih sama teman-temannya rupanya ini salah satu, sebabnya! Kalo dia jabatannya tinggi pasti gajinya besar, apalagi ini hotel go Internasional. Tapi kenapa dia tinggalnya di mess, kenapa tidak ambil rumah atau apartemen saja? Interesting, lady! Nanti sore saja aku ke mess, dia pasti butuh istirahat karena baru pulang kerja jadi aku pun bisa tidur, kejap. Aku sampai tak bisa tidur terbayang-bayang wajah cantiknya, galaknya dan kelucuannya." Nathan tersenyum tipis, ia menyeruput kopinya.

"Untung masih ada mobil jemputannya lima menit lagi berangkat, tapi masih ada bangku yang kosong gak kalo penuh semua, gimana? Gue harus nunggu lagi sampe dua jam, capedeh!" Olga berjalan cepat ke arah mobil jemputan yang sudah berjejer sesuai rutenya masing-masing.

"Masih ada bangku yang, kosong?" tanya Olga pada semua yang ada di mobil ketika memeriksa ke dalam mobil jemputan lewat kacanya, ia lirik kanan kiri.

"Masih Bu tapi di belakang, biar saya aja yang pindah ke belakang. Masa atasan saya yang di belakang, gak sopan!" jawab salah satu bawahannya, ia langsung pindah ke belakang. Olga tersenyum tipis.

"Kamu baik sekali terima kasih ya," pegawainya anggukkan kepalanya, Olga masuk dan duduk di kursi depan.

"Sama-sama, bu." mereka berdua saling melemparkan senyum.

Olga melepaskan high heels nya, kakinya terasa lumayan pegel karena harus berlari kecil mengejar mobil jemputan agar tidak ketinggalan, jika ketinggalan dia harus menunggu lagi sampai dua jam dan itu sangat melelahkan. Sedangkan mata Nathan mulai terasa ngantuk dia kembali ke kamarnya.

"What's up, bro? Aku balik hotel eh, macem obat nyamuk aku kemaren tunggu kau, tuh!" Nathan rebahkan badannya di singgasana peraduannya seraya angkat telepon dari temannya, David.

"Sorry, bro ... Kau juga tidak mau aku kenalkan sama temannya cewek ku, jadi bingung aku! Terus rencana hari ini mau, ke mana? Ayo aku antar aku bawa mobil deh, anggap saja permintaan maaf aku karena kemaren sudah buat kau macam obat nyamuk, he-he-he." mereka berdua cekikikan.

"Bah! Tapi aku senang lah kemaren jadi obat nyamuk, biar pun diledekin macam sapi ompong bengong-bengong saja sorang di depan sama orang-orang yang di mess, sebelahnya." ucap Nathan dengan semangatnya, David merasa bingung dengan Nathan.

"Kau tuh aneh dibilang macam sapi ompong sama obat nyamuk kok seneng, curiga aku tuh sama kau! What's going on bro, are you oke?" David mengerutkan dahinya, Nathan tertawa terbahak-bahak.

"Ha-ha-ha ... I'm oke bro I'm very oke, and I found someone is beautiful a woman on there and I'm falling in love with her, deeply! She's very different, unique and interesting lady!" jelas Nathan dengan mata yang berbinar-binar.

"Wow ... You're so lucky man, bro! Pantas saja kau malah senang biar pun dibilang macam sapi ompong dan obat nyamuk, ternyata kau menemukan seseorang yang bisa membuat kau jatuh cinta, di sana. Ku pikir kau akan merajuk, ehs! Jadi kau mau ke sana lagi ya, mau ku antar? Aku penasaran sama cewek yang bisa bikin kau falling in love, secantik apa dia?" celoteh David, ia mengerlingkan matanya.

"Aku belom tidur, bah! Gara-gara kepikiran cewek itu terus, nanti aku telepon kau kalo aku bangun tidur, oke bro! Dan kau pasti akan suka juga sama dia kalo kau tengok dia, i'm guaranteed! Aku tidur bro, see you." Nathan menutup teleponnya.

avataravatar
Next chapter