webnovel

Bab 442 pria polos

kami menemukan sebuah rumah kosong dan memutuskan untuk beristirahat di sana, lalu melanjutkan perjalanan besok.

di rumah itu ada dua kamar dan satu ruang tamu.

"Robert.. aku akan mandi, kamu tunggu di sini" Rei segera melepaskan tangannya yg tiba tiba membuat ku sedih. "apa Rei tidak mau memegang tangan ku lagi."

"bukan seperti itu" Rei sedikit panik dan bingung, lalu kembali memegang tangan ku.

"tapi aku harus mandi dan kamu tidak bisa ikut bersama ku?"

"kenapa? apa Rei tidak ingin bersama ku lagi?"

Rei menjadi lebih panik dan segera menatap semua orang untuk membantu menjelaskan.

"apa kamu tahu apa itu mandi?" tanya kohta dan aku segera mengangkat bahu ku sambil berkata. "tidak tahu, tapi jika Rei mandi aku juga ikut mandi."

mereka semua terkejut dan wajah Rei kembali memerah.

"pria dan wanita tidak bisa mandi bersama?" kata saya sambil menatap ku dengan tegas.

"kenapa?" tanya ku dengan polos dan akhirnya saya juga mulai kebingungan. "tidak boleh maka tidak boleh, kamu harus mandi sendiri atau bersama kohta dan pria lainnya."

"aku tidak suka bersama yg lain, aku hanya ingin bersama Rei. jika Rei tidak suka lagi bersama ku maka aku akan pergi." wajah Rei semakin memerah dan terlihat semakin panik.

"apa kamu tidak pernah mandi?, apa kamu tidak makan?, apa saja yg kamu lakukan selama ini?" tanya Shizuka dengan rasa penasaran yg terlihat dari wajahnya.

"aku hanya berjalan, aku tidak tahu apa itu mandi atau makan yg kalian katakan." jawaban santai ku membuat semua orang terkejut.

"berapa hari kamu berjalan? apa kamu tidak pernah berhenti?" shizuka kembali bertanya.

"berjalan adalah berjalan, apa itu hari?" expresi semua orangan menjadi semakin rumit.

"saat matahari berganti dengan bulan dan sekali lagi berganti dengan cahaya matahari." jelas Shizuka.

"maksudmu terang dan gelap?"

"ya ya seperti itu.." Shizuka terlihat bersemangat dan aku menunjukan expresi berpikir sesaat sebelum berkata. "saat aku membuka mata, itu sudah gelap."

"tempat itu sangat tinggi dan dingin, tidak ada apa apa di sekitarku."

"tapi aku melihat banyak cahaya berkelap kelip di bawah, jadi aku hanya berjalan ke arah cahaya."

"gelap tiba tiba berubah terang dan terus berganti, tapi aku lupa menghitung nya."

penjelaskan ku semakin membuat mereka tercengang, Rei juga tiba tiba mencengkram tangan ku semakin erat.

"apa kamu tidak lapar?"

"apa itu lapar?"

"apa perutmu tidak sakit?"

"apa itu sakit?"

semua orang saling memandang dengan tatapan bingung.

"Robert sepertinya benar-benar melupakan semuanya, dia hanya mengandalkan instingnya." kohta kembali memberikan hipotesisnya dengan tatapan serius sambil memperbaiki kaca matanya.

Rei menatapku dengan expresi rumit dan di tiba tiba menggigit bibir bagian bawahnya sebelum berkata. "ayo kita mandi bersama."

"baiklah" aku memberi anggukan polos padanya, tapi semua orang menatap Rei dengan heran.

"Rei... dia hanya berpura pura agar bisa mandi bersama mu." Takashi berusaha menghentikan Rei, tapi Rei segera menatapnya dengan mata mengancam. "kenapa kamu selalu curiga pada Robert, dia tidak pernah melakukan hal yg buruk pada mu dan semua orang. dia hanya ingin bersama ku dan aku juga tidak keberatan, jadi kenapa kamu selalu menentangnya? apa kamu cemburu pada nya?"

Takashi langsung terdiam dan aku hanya menundukkan kepalaku dengan wajah bersalah.

melihat wajah bersalah ku, Rei segera berkata. "ini bukan salah mu" Rei segera menarik ku untuk bergegas ke kamar mandi. "aku akan mengajari mu cara mandi."

"baiklah." jawabku dengan polos dan semua orang hanya bisa menatap kami berdua yg menuju ke kamar mandi.

***

Rei semakin tersipu malu saat melihat bentuk tubuh ku yg indah terutama belalai gajah yg melambai di selangkangan ku.

Rei membayangkan bagaimana jika benda itu mulai menegang, seberapa panjang kira kira benda itu.

semakin Rei membayangkan semakin memerah wajahnya.

tapi dia segera menepis pikiran jorok nya dan segara mengajari ku untuk mandi.

kami berdua berdiri di bawah pancuran shower dan Rei mulai membersihkan seluruh tubuhku dengan sabun mandi.

"biar aku melakukannya untuk mu" kata ku pada Rei dan dia segera mengangguk dengan expresi malu.

tangan ku mulai membersihkan tubuh Rei dari kaki hingga ke bagian atas tubuhnya.

tubuh Rei terus menerus bergetar setiap tangan ku menggosok kulit halusnya.

desahan kecil keluar dari mulutnya saat aku sedikit meremas payu daranya.

lalu aku membalik tubuh Rei untuk menggosok punggungnya, tapi saat itu sabun mandi tiba tiba tergelincir dan jatuh di depan Rei.

"maaf... ini sangat licin." kata ku dengan nada sedih.

"tidak apa apa, biar aku ambil." Rei segera membungkuk untuk mengambil sabun di depannya.

melihat lubang vagina Rei aku segera membidik nya dan menikam senjata ku ke dalam nya sambil berpura pura membantu.

"biar aku saja..." tubuh ku menempel di punggungnya untuk berpura pura membungkuk mengambil sabun.

"hmmmmfff" tubuh Rei bergetar hebat dan kedua tangannya langsung bersandar pada dinding di depannya.

"apa kamu baik baik saja?" aku bertanya dengan cemas tapi kedua tangan ku mulai meremas dadanya dengan lembut.

"Robert....kamu tidak.... boleh memasukannya...." kata Rei dengan terbata bata.

"maaf Rei... itu tidak sengaja.... aku akan mengeluarkannya..." perlahan aku mengeluarkan senjata ku yg membuat tubuh Rei semakin bergetar.

"Robert...." desah Rei dan aku kembali memasukannya secara perlahan. "Rei... apa yg salah...." nada ku semakin cemas dan tangan ku terus meremas dada Rei.

"hmmmmfff...." tubuh Rei tiba tiba kembali mengejang dan aku perlahan menarik senjata ku lagi dan desahan Rei kembali terdengar. "sssttttt"

"Rei... katakan sesuatu, apa ada yg salah..." aku kembali berkata dengan cemas tapi senjata ku mulai masuk secara perlahan.

"Robert....."

"Rei...." aku menarik tubuh Rei agar bersandar di dadaku sambil terus meremas dadanya.

pinggul ku mulai bergerak maju mundur dengan mantap untuk mulai proses penggalian.

aku melihat wajah terangsang Rei yg bersandar di bahuku dengan tubuh melengking dan segera menciumnya.

waktu berlalu dan kami masih dalam posisi tadi selama lebih dari 30mnt.

"Rei... ada sesuatu yg ingin keluar...."

"hentikan Robert... jangan didalam...." Rei tiba tiba tersadar dan dengan panik ingin melarikan diri dari ku.

tapi aku meremas dadanya untuk menahannya agar tidak lepas dan mulai menggali lebih liar lagi.

"Rei..... ini sangat nikmat... aku tidak bisa berhenti...."

"Robert..... hmmmmffffff" Rei segera menutup mulutnya dengan tubuh yg melengking saat cairan ku mulai memenuhi rahim Rei.

perlahan tubuh Rei mulai melemas sambil berkata dengan terengah engah. "mulai sekarang kamu tidak boleh meninggalkan ku."

"aku tidak akan pernah meninggalkan Rei." aku mencabut senjata ku dan cairan putih susu segera meluncur keluar dari selangkangannya.

lalu aku membalik tubuh Rei dan langsung memeluk pinggangnya sambil berkata. "aku ingin melakukannya lagi, tadi benar benar sangat menyenangkan."

"ya..." bisik Rei dengan malu malu dan aku segera mencium bibirnya, menekannya ke dinding dan membawa kedua kakinya ke pinggangku, lalu mulai menggali lubangnya dengan liar.

karena waktu mandi kami yg begitu lama, semua orang akhirnya menjadi cemas dan mulai menunggu di depan kamar mandi.

tapi mereka segera mendengar desahan Rei yg membuat tubuh mereka merinding.

mereka yg awalnya ingin mendobrak segera menghentikan niat mereka.

karena dari suara itu mereka tahu bahwa Rei sangat menikmatinya dan malah meminta Robert untuk bermain lebih liar.

Takashi benar benar menunjukan expresi marah sambil mengepal erat kedua tangannya.

matanya tertuju pada pintu kamar mandi seakan ingin segera menghancurkannya berkeping keping.

hingga tiga jam berlalu dan kami akhirnya keluar dari kamar mandi.

Rei terlihat berseri seri dengan senyum bahagia yg membuatnya benar benar mempesona.

aura dewasa dan feminim terpancar dari dirinya.

tentu saja itu juga berkat aku yg secaa diam diam memasangkan sistem cabang padanya dan meningkatkan semua atribut dan levelnya hingga ke super grade c.

hal ini membuat tubuh Rei menjadi semakin proposional, wajahnya menjadi semakin cantik dan kulitnya semakin halus.

"Rei kenapa kamu melakukan itu dengan Robert?" Takashi segera berteriak marah melampiaskan semua emosi nya pada kami.

semua orang bisa melihat kecemburuan dari wajah Takashi.

"jangan salahkan Rei, itu semua salah ku karena benda panjang ku tidak sengaja masuk ke lubangnya. tapi rasanya sangat enek dan Rei juga menyukainya, jadi tidak ada yg salah. kamu bisa mencobanya dengan Seiko atau yg lain, itu benar benar menyenangkan dan tidak akan menyakiti siapapun." jawaban santai ku membuat semua orang terdiam dengan mulut terbuka lebar.

tapi emosi Takashi benar benar berada di puncaknya. "kamu bajingan... kamu sengaja mengatakan itu untuk mengejek ku..."

Takashi segera menerjang ke arah ku dengan niat untuk memberikan pukulan pada ku, tapi Rei dengan cepat menghadang di depan ku sambil merentangkan kedua tangannya. "hentikan Takashi"

tiba tiba perisai transparan terbentuk di depan Rei yg membuat wajah Takashi berbenturan dengan penghalang tersebut.

sama seperti membentur tembok baja yg kuat, Takashi tiba tiba terhuyung kebelakang dan akhirnya jatuh kelantai dengan hidung patah yg mengeluarkan darah serta gigi depan yg hancur.

hening....

segera keheningan terjadi di ruangan.

semua orang menatap Rei dengan expresi penuh kejutan.

Rei juga terlihat bingung dan panik, lalu perisai transparan mulai runtuh dan hancur seperti kaca.

Rei langsung menatapku dengan wajah cemas dan panik. "Robert apa yg terjadi?"

aku segera menggaruk kepala dengan expresi yg tidak tahu apa apa. "aku juga tidak tahu, mungkin karena kamu ingin melindungi ku sama seperti saat aku juga ingin melindungi mu. coba ingat perasaan saat kamu ingin melindungi ku tadi, siapa tahu itu akan berhasil."

Rei sedikit ragu ragu sebelum menutup matanya dan mengingat perasaan yg baru saja dia alami.

segera dia merasakan energi di dalam tubuhnya dan dia menggunakan keinginannya untuk membuat perisai yg bisa melindungi dirinya dan Robert dari energi tersebut.

segera perisai transparan seberti sarang lebah kembali terbentuk yg membungkus kami berdua.

"benar benar berhasil, apa ini sihir? apa aku menjadi penyihir gara gara berhubungan sex dengan mu?" tanya Rei dengan mata berbinar, tapi aku segera menunjukan wajah yg rumit. "aku tidak tahu, apa sex itu sesuatu yg menyenangkan yg kita lakukan tadi?"

"ya... itu di sebut sex" Rei memberikan anggukan penuh semangat pada ku, tapi aku masih tetap dengan wajah bingung. "aku benar benar tidak tahu, bagaimana jika kita melakukan sex lagi? itu sangat menyenangkan."

wajah Rei segera memerah dan dia mencubit dada ku sambil berkata "jangan katakan itu di depan umum."

"baiklah." aku memberinya anggukan, lalu menunjuk ke arah takashi yg berbaring di lantai. "bagaimana dengan Takashi, bisakah kamu menggunakan kekuatan mu. mungkin jika keinginan mu adalah menyembuhkan maka itu bisa menyembuhkan."

Rei terdiam sambil merenung sejenak, setelah itu dia memejamkan matanya dan perlahan mengulurkan tangannya ke arah takashi.

energi hijau langsung menembak ke arah takashi yg membuat wajah Takashi dengan cepat pulih dan perlahan membuka matanya.

"berhasil..." Rei melompat penuh semangat lalu memeluk ku dengan erat dan mencium bibir ku berkali kali.

Shizuka, saya dan Seiko saling memandang sebelum berbisik di antara mereka.

"apa yg terjadi?" Takashi bangun dari lantai dan dengan bingung menatap semua orang sebelum mengarahkan tatapan kesalnya pada ku. "apa yg kamu lakukan pada ku?"

"aku tidak melakukan apa apa." jawabku dengan bingung, tapi segera kohta menarik Takashi keluar dari ruangan sambil berbisik di telinganya.

"Robert... apa kamu mau berhubungan sex dengan ku?" tanya Shizuka dengan expresi menggoda, tapi aku segera menggelengkan kepala ku. "sex dengan Rei sangat enak, aku merasa tidak nyaman dengan mu." jawaban tegas ku membuat Shizuka terkejut dan Rei langsung menunjukan senyum kemenangan di wajahnya.

"ini sudah malam, ayo kita tidur." Rei segara menarik ku ketempat tidur untuk tidur bersama.

tidak ada yg terjadi malam itu, kami hanya tidur dengan saling berpelukan sambil menggoyangkan pinggul kami dengan lembut dan berirama.

hingga pagi menyingsing, kami semua bersiap untuk berangkat.

Shizuka menatap kami berdua dengan tatapan heran sambil berkata. "dari saat aku akan tidur sampai membuka mata kalian masih melakukannya. apa kalian tidak kelelahan?"

"itu sangat enak, Rei juga menyukainya, jadi kenapa harus berhenti? sensasi saat mengeluarkan susu itu benar benar nikmat. Rei juga meminta ku untuk terus memasukan susuku kedalam lubangnya. dia sangat puas dan aku senang membuatnya puas. aku ingin memuaskan Rei selamanya." kata kata ku membuat mereka tidak bisa berkata kata.

jika orang normal mengatakan hal seperti itu mereka pasti akan segera memukulinya, tapi masalahnya pria di depan mereka adalah pria polos yg tidak memiliki ingatan. jadi mereka tidak bisa menyalahkan pria ini karena kata kata vulgarnya.