1 1. Prolog

This is Naruto fanfiction, a Narusasu story. Boys love, Yaoi, etc. Happy reading.

)))))(((((

Aku memandangimu yang terbaring di ranjangku dengan mata terpejam dalam ketidak sadaranmu. Helaian rambut pirangmu terasa begitu lembut di tanganku saat aku membelainya. Wajah maskulin dengan rahang tegasmu begitu tampan. Hidungmu mancung dengan bentuk yang indah. Dan bibirmu yang seksi itu.. Aku tidak tahan untuk segera mengecupnya dan melumatnya dengan penuh hasrat dan kerinduan.

Ya. Aku sangat rindu.. Aku sudah sangat lama merindukanmu, Naruto. Sangat Rindu. Begitu rindu hingga aku bahkan tidak bisa menunggu hari berganti untuk bisa memelukmu, satu-satunya orang yang begitu aku cintai sejak bertahun – tahun yang lalu.

Tapi sekarang kau ada di sini.. ada dalam kekuasaanku. Dan aku tidak akan pernah melepaskanmu, Naruto.. Kau adalah milikku sampai kapan pun.

Mataku melebar, takjub melihat tubuhmu saat tanganku menyingkap kemejamu. Dada yang bidang terhampar di depan mataku. Aku segera membelainya dan sedikit terkejut dengan kehalusan kulit berwarna kecoklatan yang membalut tubuhmu. Tanganku membelai tubuh berotot padatmu, lalu mencium dan menjilatmu untuk memenuhi rasa laparku. Aku sudah tidak sabar untuk melepaskan semua penutupmu, membuat tubuhmu polos bagaikan bayi.

Aku terbeliak kagum melihat keindahan tubuhmu di hadapanku. Wajah yang tampan dipadu dengan tubuh berotot terlatih tanpa gelambir lemak sedikit pun. Tubuhmu bagaikan patung maha karya pahatan seniman realisme yang sempurna.

Aku berdiri di atas lututku dengan kedua kakiku mengapit tubuh seksi berkulit kecoklatanmu yang begitu menggoda. Aku menunduk lalu membelai wajah tampanmu dengan tanganku, merasakan kehalusan kulit wajahmu di telapak tanganku. Aku membelai bibirmu lalu menciummu. Kau mulai bereaksi saat aku melumat bibirmu yang selama ini hanya bisa aku cium di dalam mimpiku saja. Tapi hal itu tidak menghentikanku yang sedang menikmati manisnya bibirmu yang membuatku bagaikan terkena candu.

" Nghhh... " Kau mendesah saat aku menjilat dan menghisap lehermu.

Aku terus menciumi leher kokohmu, menjilat dan menghisapnya, meninggalkan lebih banyak jejak kemerahan di kulit cream kecoklatanmu.

" Mmhh... engh.. " Kau terus mengerang dan mendesah dalam ketidak sadaranmu saat aku terus menciumi dada dan perutmu dan terus turun ke kejantananmu.

Aku menyeringai senang saat penis besarmu itu sudah terlihat tegang karena belaian dan ciumanku. Atau karena obat perangsang yang aku campurkan di minumanmu tadi? Aku tidak tau dan aku tidak peduli.

Aku sangat bersyukur kepada Tuhan yang masih memberi kesempatan kepada pendosa sepertiku untuk bertemu denganmu, Naruto. Kau datang pada saat pelangganku yang puas menyiksaku setelah mencumbu tubuhku membuangku. Ketika tubuh telanjangku yang penuh luka terkapar di gang sempit dan kotor di samping hotel itulah, kau yang kebetulan lewat agar lebih cepat sampai ke kampus tempat mengajarmu menemukanku dan menolongku lalu mengantarku ke apartemenku. Kau benar-benar baik hati. Kau tetap naif dan sepolos malaikat seperti dulu, Naruto.

Kalian mungkin akan memakiku sebagai orang yang tidak tahu diri karena aku meracuni Naruto, orang yang telah menolongku tapi aku tidak peduli. Yang aku pedulikan adalah aku bisa membuat Naruto menjadi milikku saat ini juga. Aku tidak peduli cara yang aku gunakan. Segala macam perbuatan dosa akan aku lakukan asalkan aku bisa menjadikanmu sebagai milikku, Naruto.

Aku menyentuh tubuhmu yang sedang tidak sadar dengan tanganku, merasakan permukaan kulit kecoklatanmu yang begitu halus. Aku mencium bibirmu dengan mulutku untuk mencicipi rasa manis dan kelembutan bibirmu sampai aku puas. Aku menindih tubuh sempurnamu dengan tubuhku untuk merasakan kehangatan tubuhmu. Aku memasukkan kejantananmu ke mulutku, menjilat dan menghisapmu, menggodamu hingga kau akhirnya mendesah, terlena dengan kenikmatan. Aku tersenyum puas melihat kejantananmu akhirnya bangkit, berdiri tegak untukku.

" Naruto.. "

Mulutku mendesahkan namamu. Perasaan bersalah memenuhi tubuhku bersamaan dengan nikmat yang kurasakan saat aku mencium dan mengecap manis bibirmu, juga memeluk tubuhmu.

" Hina..taa.. "

Aku sangat marah saat kau memanggil nama istrimu yang sudah meninggal itu. Ada rasa tidak suka, cemburu dan juga marah saat bibirmu memanggil nama orang lain saat aku yang mencumbumu. Dengan kesal aku memposisikan ujung penis besarmu ke lubangku. Aku memasukkan penis besarmu yang kemudian memenuhi lubangku. Lubangku terasa sangat sakit juga perih tapi aku tidak peduli.

" Arghhhh.. " Aku mengerang saat benda besar dan panjang milkmu memasuki lubangku dengan perlahan. Aku senang merasakan kejantananmu di lubangku. Ah.. Akhirnya kita bisa menyatu, Naruto..

Aku merasa bahagia saat akhirnya bisa menyatu denganmu, Naruto. Apalagi saat melihatmu tiba – tiba membuka matamu dan memperlihatkan mata beriris birumu yang sangat indah. Kau terlihat kaget melihatku.

" Sasuke? Kau! Apa yang.. Ahhh!! "

Aku langsung mengerakkan pinggangku. Aku makin bersemangat saat mendengar desahan nikmat dari mulutmu saat aku memanja penis besarmu dengan lubangku.

" Sasuke.. Hentikan.. Hhh!! "

Aku tidak mempedulikan ucapan penolakanmu, Naruto. Aku akan mengerahkan semua keahlianku dalam memuaskan semua lelaki bejat langgananku untuk membuatmu merasa nikmat. Aku terus menggerakkan pinggangku sambil mencium bibirmu dan juga menyentuh bagian – bagian tubuhmu yang sensitif. Aku tersenyum puas saat berhasil membuatmu klimaks dan memancarkan benihmu di lubangku. Aku bahagia meski hanya mendapatkan sedikit saja bagian dari dirimu.

" Yah.. terus Naruto.. isi lubangku dengan benihmu.. enghhh.. " desahku saat aku merasakan aliran hangat yang memenuhi lubangku dan bahkan hingga mengalir keluar.

" Narutoo.. " Aku mengerang saat aku juga mencapai klimaks menyusulmu. Ahh.. Betapa nikmatnya dosa ini..

Aku sangat bahagia memandangi wajahmu yang memerah dan berkeringat serta sepasang mata birumu yang memandangku sayu.

" Apa yang lakukan padaku.. Sasuke.. " tanyamu.

" Aku? Aku akan membuatmu merasakan kenikmatan yang belum pernah kau rasakan, Naruto.. Aku akan membuatmu sangat nikmat hingga melupakan segalanya.. " bisikku.

" Aku mohon padamu, Sasuke.. Aku mohon lepaskan.. Mmhhh! "

Aku langsung mencium bibirmu dan melumatnya agar kau tidak mengucapkan penolakanmu. Tanganku tidak tinggal diam dan mulai kembali membelai dan menyentuhmu.

Aku sedikit kesal saat melihat kau menahan desahanmu dengan menutup mulutmu rapat dan bahkan menggigit bibirmu hingga berdarah. Sebegitu bencikah kau pada sentuhanku, Naruto? Tapi aku tidak akan menyerah. Aku merasa semakin tertantang untuk menaklukkanmu. Aku mulai menggerakkan kembali pinggangku, memanja penis besarmu yang sudah kembali tegang di dalam lubangku.

" Naruto.. enghh.. Naru.. " Aku terus menyebut namamu.

Aku mengerahkan segenap tenagaku, menggerakkan tubuhku, mencoba menenggelamkanmu ke dalam nikmatnya dosa. Aku sangat berharap.. Sungguh sangat berharap malaikat sepertimu akan jatuh ke lubang gelap dan kotor ini bersamaku, untuk menemaniku selamanya..

" Arghhh!! Sasuke!! "

Aku hampir bersorak saat akhirnya kau kembali klimaks akibat cumbuanku dan hebatnya sambil menyerukan namaku. Apakah akhirnya kau menerimaku, Naruto? Aku merasa hampir melayang karena terlalu bahagia.

Aku memeluk tubuhmu dengan erat, menyandarkan kepalaku di dadamu yang bidang, mendengarkan detak jantungmu yang terdengar bagaikan lullaby bagiku. Seandainya saja waktu bisa berhenti hingga aku bisa memelukmu seperti ini selamanya..

" Sasuke.. "

Yah... Begitu.. Sebut namaku dengan bibirmu itu, Naruto.. Demi Tuhan.. Suaramu adalah suara yang paling ingin aku dengar saat ini.

" Sasuke.. Aku mohon.. "

Mintalah apapun padaku, Naruto.. Sekalipun kau memintaku untuk menjungkir baliKkan isi dunia.. Aku pasti akan bersedia melakukannya..

" Aku mohon padamu.. Sasuke.. "

Katakan apa yang kau ingin aku lakukan, Malaikatku..

" Hentikan semua ini.. Sasuke.. "

???

.

.

.

.

Mau lanjut?

avataravatar
Next chapter