webnovel

Guild Lumiere

"Seperti yang kuduga sebelumnya, di sini juga terdapat Guild Penyihir. Kerja bagus, Sintri. Kau melihat informasi yang berharga buat kita bertiga," kata Cos seraya tersenyum ke Sintri. Sintri melayangkan balik senyum manis ke arah Cos.

Di samping secarik kertas berisi informasi tentang guild itu juga terdapat peta wilayah Kota Nakasam. Tan mengamati peta tersebut dan mengingatnya untuk sampai ke guild Lumiere.

"Guild Lumiere berada di tengah kota. Jalan ini mudah untuk diingat," ujar Tan Metri.

"Apa kau yakin kita akan bekerja sebagai petualang di Guild Penyihir? Sedangkan Cos sendiri tak punya ES (Energi Sihir) seperti kita berdua, Tan?" tanya Sintri yang bingung.

"Tak apa, Sin. Meski aku tak punya ES sekali pun, aku akan tetap bersama kalian berdua dan melindungi kalian karena hanya kalian berdua orang paling berharga yang sekarang kupunya," ucap Gonocos.

"Baguslah kalau begitu, lagi pula dengan begitu kita bisa tinggal di guild yang beratap. Kita juga bisa makan makanan enak kalau punya banyak uang. Ayo kita berangkat sekarang!" ajak Tan Metri.

Sintri dan Gonocos membenarkan perkataan Tan Metri. Mereka bertiga pun segera berjalan ke arah Guild Lumiere berada. Tan sudah mengingat jalan menuju ke sana. Hanya berbekal surat misterius yang kebal akan sihir, serta pakaian yang kini mereka kenakan, mereka bertiga bertekad kuat untuk menemukan si pemilik surat itu yang mereka duga adalah orang tua mereka.

Hari pun berganti gelap tepat saat Sintri, Gonocos, dan Tan Metri berdiri di depan pintu masuk Guild Lumiere. Guild Lumiere tidak begitu besar. Dari luar saja sudah terlihat kalau bangunan itu tampak seperti rumah warga biasa. Namun yang membedakan yakni tampilan tembok luarnya berwarna-warni, 2 menara di atas atap yang berada di pinggir bangunan itu dibuat tinggi dan lonjong di pucuknya, pucuk yang lonjong itu berwarna kuning keemasan bagaikan sebuah lampu yang menyala terang. Dari samping kanan ke kiri menara lampu juga terdapat sebuah kain hitam yang membentang dengan bertuliskan 'Lumiere' yang berwarna kuning keemasan juga.

"Wahh! jadi ini yang namanya guild itu. Kerenn!" ungkap Gonocos yang merasa takjub dengan bangunan guild Lumiere.

"A-apa benar tidak apa-apa kalau kita mendaftarkan diri sebagai petualang di guild ini? Aku merasa di dalamnya terdapat banyak orang kuat dan lebih hebat dari kita. Aku takut..." ujar Sintri.

"Cih! Jangan takut begitu kau, Si Rambut Putih Cengeng!" ejek Tan Metri.

"Kita sudah jauh-jauh sampai ke sini untuk mencari tahu tentang surat ini. Untuk itu, kita harus bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari kita, Sin. Kita butuh pekerjaan untuk itu. Tak apa, kita bertiga selalu bersama. Ayo kita masuk!" kata Gonocos selalu menyemangati Sintri.

"B-baiklah," ujar Sintri.

Gonocos mengawali melangkahkan kakinya lebih dekat ke arah pintu. Sintri dan Tan mengikuti di belakang. Pintu pun dibukanya pelan. Saat ketiga anak itu sudah memasuki guild Lumiere, mereka bertiga semakin dibuat takjub dengan kemeriahan di dalamnya. Seketika itu juga orang-orang di dalam guild yang tengah bersantai di mejanya masing-masing melirik ke arah pintu guna melihat siapa yang membuka pintu.

"Halo! selamat malam!" sapa Gonocos dengan suara lantang meski tergagap-gagap.

Dirinya sedikit merasa takut atas apa yang dilakukannya. Walau begitu, sapaannya barusan berhasil mengundang perhatian semua orang yang ada di dalam guild. Ketiga anak kecil itu betul-betul tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk bisa mendaftar menjadi petualang guild.

Gonocos diam-diam mengamati ruangan guild tersebut. Tampak di depan matanya persis sebuah meja panjang tersaji. Namun Gonocos tidak melihat ada orang yang duduk di situ. Di samping tembok juga terdapat papan informasi seperti yang dia temui di luar tadi. Papan tersebut yang digunakan untuk menempelkan berbagai lembaran misi yang disetujui guild.

Kini semua mata memandang ke arah tiga anak kembar itu. Salah satu paman berwajah menakutkan yang merupakan anggota guild dengan tubuh kekar yang tadinya duduk sekarang menghampiri Gonocos dengan langkah tegapnya. Gonocos semakin dibuat tertekan dengan hal itu. Sementara Sintri ketakutan dan bersembunyi di belakang Gonocos. Berkebalikan dengan Sintri, Tan Metri justru maju dan berdiri sejajar dengan Gonocos. Mereka berdua tidak tahu apa yang hendak dilakukan oleh paman kekar itu, tapi Tan Metri dengan tanpa rasa takut sedikit pun siap menghadapnya.

Tepat saat si paman kekar berambut hitam pekat gondrong itu berdiri di hadapan Gonocos dan Tan Metri, paman kekar itu pun menunduk guna menjajarkan tingginya dengan tinggi Gonocos dan Tan.

"Mau apa kalian bertiga ke sini?" tanya si paman kekar.

Sebelum Gonocos membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan si paman kekar, Tan lebih dulu sigap menjawabnya.

"Kami ingin menjadi petualang di guild ini!" tegas Tan Metri.

"Oy gadis mungil! Pulanglah dan belajar untuk mencuci pakaianmu sendiri dulu!" teriak salah satu anggota guild juga yang duduk di tempatnya menimpali jawaban Tan. Sontak semua orang yang mendengarkan hal itu pun tertawa.

"Oi! Bawa juga itu saudara kembar perempuanmu yang menangis dan bersembunyi di belakangmu!" ujar yang lain.

Mendengar hal seperti itu membuat Gonocos dan Tan Metri merasa kesal. Sintri malah semakin ketakutan dan merengek untuk pulang.

"Cos, Tan, kita pulang saja, yuk!" rengek Sintri seraya meraih tangan kedua saudaranya itu.

"Sin, tenanglah. Kau lupa kalau kita tidak punya tempat untuk pulang?" lirih Gonocos.

"Tapi di sini menakutkan," ucap Sintri dengan napas tersengal sengal.

"Tenanglah,"

Si paman kekar melirik ke arah tempat duduk di mana anggota guild yang lain meledek ketiga anak di depannya. Kini giliran si paman kekar yang berteriak.

"Husttt!! Kalian semua berisik! Biar aku yang urus ini!"

Seketika semuanya terdiam. Si paman kekar pun kembali menghadap ke arah Gonocos dan Tan Metri. Si paman kekar melanjutkan obrolannya dengan mereka bertiga. Anggota lain pun mulai asyik sendiri dan tak peduli dengan tiga anak kembar itu.

"Kalian serius ingin bergabung di guild Lumiere ini?" tanya si paman kekar.

"Serius!" jawab Cos dan Tan kompak.

"Umur kalian berapa?"

"12 tahun," jawab Cos.

"Sudah kuduga, ngomong-ngomong kalian berasal dari mana?"

"Eh? Paman ini ternyata ramah sekali," batin Gonocos.

"Ka-"

"Langsung saja, Paman!" potong Tan Metri.

"Kami bertiga ke sini hanya untuk menjadi seorang petualang, mencari uang, dan mendapatkan tempat tinggal. Bagaimana caranya kami bergabung ke guild Lumiere ini?" lanjut Tan Metri mengungkapkan tujuannya secara langsung.

"Wah wah wah! Pantas saja berisik sekali dari tadi. Rupanya ada tamu yang datang di malam hari!" ucap seorang wanita berperawakan tinggi yang keluar dari dalam guild.

Gonocos dan yang lain langsung mengalihkan pandangan matanya ke arah wanita tersebut. Begitu juga dengan si paman kekar.