webnovel

Aku

Hai namaku Laurentzy Shilam. saat ini aku menempuh semester akhir di bangku Sekolah Menengah Atas. Aku anak tunggal, Papaku seorang teknisi pesawat terbang, dan Mamaku hanya mama. Aku tidak pernah tau apa yang Mama kerjakan ketika aku sekolah, tapi Mama akan pergi dari rumah bersamaku dipagi hari, dan kembali ke rumah ketika aku juga kembali. Aku tidak pernah berpergian dengan kendaraan umum ketika aku pergi ke sekolah, karena kemanapun aku pergi Mama selalu bersamaku.

Papaku jarang berada di rumah, karena Papa akan ikut terbang bersama dengan kru pesawat terbang yang lainnya. Papa akan pergi selama 3 bulan lamanya, dan kembali ke rumah dengan masa libur sebulan penuh. Ketika waktu itu tiba, aku hanya menghabiskan waktu dengan Papa di rumah, oh bukan maksudku aku menghabiskan waktuku di kamarku. karena aku tidak begitu mengenal papaku.

Apa aku mengenal Mamaku? eeehm tidak juga. kami bertiga adalah keluarga yang cuek, namun peka terhadap satu dan yang lainnya. Pernah suatu ketika Papa jatuh sakit setelah kembali dari tempatnya bekerja. Mama merawatnya tanpa menanyakan apa yang terjadi, Mama membawa Papa ke Tetangga kami di samping rumah yang tak jauh dari rumah kami, yang hanya berjarak 3 rumah. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Ketika Papa dan Mama sedang di ruang pemeriksaan, aku melihat anak seusiaku, dia hanya lebih tinggi sedikit dariku aku menghampirinya jadi aku tidak ikut ke dalam ruang pemeriksaan dengan Papa dan Mamaku.

langkahku membawaku pada anak itu, aku melihat dengan seksama ke arahnya, dan terheran. apa yang sedang dilakukannya. tqnpa berpikir panjang, "Apa yang lakukan disini?" tanyaku.

Dia tidak menjawab pertanyaanku. Apa dia bisu? atau dia tidak mengerti maksudku? -_-

"Apakah orang tuamu sakit?" lebih memperkeras, agar dia mendengar yang ku tanyakan.

"....." melirikku dengan dingin

apa aku salah menanyakan? mengapa dia tidak menjawab? mengapa dia hanya melirik kearahku? apa aku terlihat aneh? gerutuku dalam hati.

Tidak ada yang aneh dari anak itu, dia hanya duduk tanpa ekspresi di wajahnya, dia terlihat dingin, pikiranku berkelana memikirkan hal yang tidak dapat dibanyangkan anak seusiaku, dia tidak menjawab semua pertanyaanku atau jangan-jangan dia bukan manusia?

Seketika aku berkeringat, aku merasakan dingin di kaki dan tanganku dan melangkah mundur.

Duuuuuuk!!!!

aku menabrak sesuatu, keringatku bertambah, pikiranku pergi kemana-mana, aku tidak bisa menggerakkan badanku, aku ingin berlari, aku ketakutan.

"Zy" terdengar suara dari belakang

"Papa sudah selesai melakukan pemeriksaan, ayo kita pulang"

"Uuuhft" seketika aku menghela nafas dalam-dalam dan menghadap ke arah mama yang tadi aku tabrak. "Oke Ma" jawabku. Segera pergi ke arah Mama, tanpa melihat ke belakang tempat anak itu berada

Di perjalanan pulang, Mama menuntun Papa. Tak ada satu percakapan diantara mereka. itulah mengapa aku menganggap bahwa keluargaku adalah keluarga yang cuek, namun peka.