1 Prolog

Malam itu bulan purnama berwarna keperakan bergelayut manja di balik awan langit malam kerajaan Diores. Aku termenung menatap lukisan alam nan indah itu dari jendela kamarku, memikirkan mengapa hidupku berubah drastis hanya dalam satu malam.

Tadinya aku hanyalah mahasiswa biasa yang tinggal di sebuah kota bernama Boston yang merupakan ibukota dari negara bagian Massachusetts. Sebuah rumah sederhana dengan tiga kamar yang kutinggali bersama nenekku, Hera.

Kini aku tinggal di sebuah istana besar dan megah bersama keluarga kerajaan Diores, menjadi salah satu bagian dari mereka. Mungkin ini terdengar mustahil dan tak masuk akal, tapi percayalah … kerajaan ini tak ada di peta mana pun yang ada di bumi ini. Sekeras apa pun kau mencarinya dan berusaha menemukan lokasi atau geografinya kau mungkin tak akan pernah berhasil, karena ini bukanlah bumi.

Karena tempat ini, istana ini, kota ini, dan kerajaan ini berada di sebuah dunia bernama Gerwish. Dunia yang berada di balik cermin dengan banyak kerajaan yang tak terhitung jumlahnya dan juga lebih dari separuh penduduk dunia ini adalah penyihir. Termasuk aku.

Jika kau sering berkaca di depan cermin besar, maka berhati-hatilah, karena kau bisa saja akan bernasib sepertiku nantinya. Di bawa paksa ke dalam cermin tanpa mengetahui apa pun, dan tanpa mengerti apa pun adalah salah satu pengalaman paling buruk dan menakutkan selama hidupku. Oh, jangan menganggapku berlebihan. Itu memang kenyataannya!

Aku mungkin akan terkena serangan jantung saat itu, jika saja umurku lebih tua beberapa puluh tahun. Seorang pria beriris abu-abu dengan rambut putih—maksudku perak—yang tadinya ku pikir adalah hantu beruban, tiba-tiba saja muncul dari dalam cermin mencengkeram lenganku saat aku sedang berkutat di depan cermin besar untuk memeriksa penampilanku sebelum berangkat ke kampus. Hal pertama yang kulihat adalah rambut perak mencoloknya saat itu, sehingga aku hampir menangis— baiklah, aku memang menangis ketakutan saat itu.

Lalu kemudian aku melihat ke arah wajahnya dan …

Bam!

Aku ternganga dan terpesona selama sepersekian detik untuk mengagumi keindahan wajahnya, yang kemudian membuatku lengah. Pria itu memanfaatkan sepersekian detik itu untuk menyentak lenganku dan langsung menarik paksa tubuhku ke dalam cermin tanpa sepatah kata pun.

avataravatar
Next chapter