webnovel

SK// 01

Hari ini sangat melelahkan bagi Ana pasalnya banyak sekali pasien di UGD hingga di panggil oleh sang professor.

"Apa kau harus menerima penawaran Mr. James, tapi aku ingin cita cita ku tercapai" guman Ana.

Tak lama ponsel Ana bergetar tanda ada panggilan masuk, Ana langsung meraih benda pipih itu dan mendakatkan ada telinga nya.

"Halo"

"Ana, maafkan ibu sebelum nya tapi bulan depan ibu tak bisa mengirim mu uang karena ayah mu sedang sakit" ucap wanita parubaya dengan nada khawatir, ya wanita itu adalah Ibu Ana.

"Tak apa apa bu, bulan depan Ana akan mendapatkan gaji dan Ana akan mengirim Ibu uang untuk Ayah" jawab Ana.

"Baiklah terima kasih nak, kamu sangat baik dan jangan lupa jaga kesehatan mu Ana. Ibu sangat khawatir pada mu"

"Iya bu"

Setelah itu Ana melempar benda pipih itu dan meraih berkas yang ada di meja makan, ia mulai membaca semua kontrak kerja itu. Dan betapa terkejudnya Ana saat membaca syarat yang harus ia patuhi.

Tapi setelah itu mata Ana dibikin terkejud lagi dengan nominal gaji yang ia terima per minggu, artinya ia dapat membantu Ayah nya yang sakit.

"Apakah aku harus menerima nya" guman Ana.

"Argh...ini sangat membinggungkan" dengan kesal Ana melempar berkas itu pada meja lalu meninggalkan ruang tengah dan berjalan menuju kamar nya.

***

Sedangkan di lain tempat pria berkulit pucat dengan wajah datar nya sedang menatap kedua pekerja rumah nya dengan tatapan yang sulit di artikan, kedua maid itu ketakutan dan menundukan kepala nya.

"Kau ingin meracuni ku!" teriak pria itu dengan melempar nampan yang berisi semangkuk sup ikan, sepiring nasi merah, segelas air putih dan sekotak kecil yang berisikan obat.

Prakk!

Alhasil nampan itu berantakan piring pecah dan lantai begitu sangat kotor karena isi dari mangkuk dan piring ditambah dengan segelas air putih yang membuat keadaan lantai semakin memburuk.

"Sup itu sangat asin, apa kau tak tau ha!!"

"Ma...maafkan ka..mi tu..an" ucap salah satu maid itu dengan tubuh yang sudah bergetar karena bentakan dari tuan muda nya itu.

"Keluar!" dengan kasar pria itu bangkit dan menyeret kedua maid muda itu kedepan pintu kamar nya lalu mendorongnya dengan kuat, hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Dari arah tangga pria parubaya itu melihat kelakuan kasar anak nya langsung mendekati.

"Sudah berapa kali kau sudah menyekiti para pekerja!" bentak pria itu.

"Aku tak peduli! Mereka hanya sampah dan tak berguna!"

"Jaga ucapan mu Al!!"

"Apa!!" seolah tak mau kalah dari sang ayah, pria muda itu terus menaikakan suara nya. Lalu ia pergi begitu saja dengan wajah merah dan emosinya yang sudah sangat naik.

Pria muda itu di panggil Al atau nama panjang nya Alrico, pria yang sangat dingin dan kasar pada semua wanita ia dinyatakan gangguan mental pada usia delapan tahun karena ibu nya yang meninggal. Dan sejak itu lah Al menjadi anak yang dingin, kasar dan suka melukai wanita kecuali Ibu nya.

Tapi pada usia sembilan tahun Al menjadi sangat berbahaya hingga melukai para pekerja yang ingin memberinya makan maka dari itu sang ayah membawa nya ke rumah sakit dan ia mendapatkan rehabilitasi selama empat tahun. Lalu setelah itu ia di nyatakan benar benar sembuh pada saat usia tiga belas tahun, tapi sayang nya sifat nya yang kasar pada setiap wanita tak pernah berubah.

Al pergi meninggalkan ayah nya dan berjalan menuju kamar ibu nya, ya pria itu hanya luluh dan berubah menjadi pria yang lembut hanya pada ibu nya. Garis bawahi hanya ibu nya.

"Ibu?"

"Ibu aku merindukan mu" Al duduk pada ranjang yang pada tengah nya ada bunga lily. Bunga yang paling ibu nya suka dulu, dan Al sangat rajin menganganti bunga itu setiap satu minggu.

Dikamar itu terdapat banyak sekali origami burung, pesawat terbang dan mainan Al saat dulu kecil. Semua letak tak pernah ia rubah dan kamar itu hanya boleh di bersihkan oleh nya dan tidak ada yang boleh masuk ke dalam termasuk ayah nya sendiri.

Mengingat ayah nya Al hanya tersenyum kecut, ia tau pria tua itu lah yang menyebabkan kematian ibu nya.

"Aku ingin ikut bersama mu bu, aku merindukan mu, aku sedangkan sakit. Badan Al panas apa ibu tak mau memeluk ku seperti dulu?" Al terus saja berbicara dengan foto ibu nya yang sangat besar tepat di depan ranjang.

"Ibu, apa aku masih terlalu baik pada semua wanita? hingga mereka selalu berniat jahat pada ku?"

"Ibu, Al mencintai mu. Al mau ikut dengan Ibu"

Setelah mengucapkan kata itu, Al tertidur dengan air mata yang masih mengalir. Al memang cengeng jika menyangkut ibu nya, wanita yang paling Al sayang dan banggakan, wanita yang selalu jadi hero saat ia terjatuh, wanita yang akan menjadi dokter jika Al sakit dan wanita yang sangat lembut di mata Al.

Sedangkan diluar James mendengar semua yang anak nya katakan, meski pintu itu tertutup dan terkunci tapi ruangan itu tidak kedap suara ditambah suara al yang memang besar.

Ia meresa menjadi ayah nya gagal untuk istri dan anak nya, jika waktu dapat di putar ia tidak akan melakukan hal bodoh hingga membuat istri nya menjadi korban karena ke egoisan dan kebodohan nya. Dan lihat lah bahkan anak nya tak mau menyapa nya bahkan memanggil nya 'Ayah' sejak usia sembilan tahun.

Berbagai upaya telah ia lakukan, tapi semua itu gagal karena dalam diri Al sudah membenci diri nya dan jangan lupakan pada semua wanita kecuali Ibu nya.

James terperosot ke lantai, air mata nya jatuh seiring ingatan nya kembali pada masa dulu. Ia terlalu bodoh membuang sebuah Berlian demi sampah yang tak tau asal usul nya.

"Maafkan aku, maafkan ayah Al"