webnovel

Show up dreamer in that world

Jack samuel, tiba tiba terbangun, dan mendapati dirinya sudah berada di sebuah ruangan. Dimana tubuhnya di ikat dengan rantai, bersama laki - laki dan perempuan yang terikat juga seperti dia. Tentu saja ia terkejut, dan ia langsung bertanya ke orang - orang di sekitarnya, dan yang paling mengagetkannya, ia mengetahui bahwa ia telah menjadi budak di dunia lain. Seseorang disana memangil namanya. Barnat kau sudah terbangun, sudah satu minggu kau pingsan dan tak bergerak, pemilik besok ingin membuangmu. Jadi, aku harap kau segera memberitahunya, dan jangan sampai berolah lagi ya. "Ahh", oh iya siapa namamu? Haa, kau lupa siapa aku. Kita berdua sudah di sini sejak lama, dan sampai kita berusia 12 tahun, pemilik akan menjual kita. Apa yang terjadi pada saat kau pingsan?. Di dunia lain itu, ia mendapati sudah hal wajar bila masing - masing orang, terutama bangsawan memiliki seorang budak. Dan apabila ia beruntung, mampu membantu pemiliknya, ia akan di beri kesempatan untuk bebas. Bagi setiap budak, bahkan memimpikan menjadi seorang ksatria. Namun, di balik itu, ada juga budak yang berakhir menderita dan tetap menjadi budak selamanya. Budak yang memiliki pemilik lawan jenis diantara mereka, bila beruntung. Ia akan menjadi pasangan pemiliknya. Dan itu artinya, pemilik kehilangan budaknya, jarang yang terjadi seperti itu. Banyak hal yang ia ketahui setelah ia berbicara dengan orang disana. Dan Tidak semua budak yang mempercayai hal itu, yang membuat jack bertekad untuk mengubah citra para budak. Apa yang akan terjadi kedepannya???

Xtrai · Fantasy
Not enough ratings
34 Chs

Monster

Sesosok bayangan dari arah hutan menampakkan dirinya dan memperhatikan mereka. Bayangan tersebut memerintahkan bayangan lain untuk menyerang.

*****

"Apa itu?"

Aku terkejut akan adanya suara yang keluar dari hutan. Aku mendengar ada beberapa langkah kaki yang berjalan menuju kearah kami.

Aku melihat ke arah ksatria, hanya ada satu orang yang sedang berjaga. Aku Bangkit dan berdiri dan bersiap akan kedatangan dari mereka.

"Tidak, mereka nampaknya mengepung kami".

"Sial! Aku harus bagaimana?

Dengan serentak gerombolan hewan meloncat keluar dari semak-semak hutan dan menyerang kami.

Aku berteriak "awas!", dan berusaha menyelamatkan pelayan yang diserang mereka.

"Ini, makhluk apakah ini?"

Pelayan itu terbangun dan berada tepat di belakang ku, ia terkejut melihat mereka. Para ksatria yang tadinya tertidur lelap bangkit dan bersiap melindungi diri mereka beserta kereta kuda.

Terlihat bahwa mereka mirip seperti serigala dengan tinggi yang sama dengan tinggi manusia dan panjangnya kira-kira 3 meter ada sekitar 15 ekor dari mereka mengelilinggi kami.

Aku bertanya-tanya tentang hewan yang ada di hadapan ku saat ini, mereka memiliki kepala seperti tengkorak, dengan lidah dan mata seperti seekor bunglon, serta ekor seperti ekor kalajengking.

Dengan ekornya itu mereka menyerang kami, pelayan yang sedari tadi berada di belakang ku mulai mengkhawatirkan gadis yang berada di dalam kereta.

Aku yang tidak memiliki persenjataan apapun, hanya bisa menahan serangan mereka dengan tangan kosong. Serangan mereka berulangkali ku tahan. Aku sendiri heran pada kemampuan ku, karena aku tahu serangan mereka mampu menjatuhkan satu pohon besar dan membuat jejak di tanah.

Setelah aku berusaha bertahan, aku mulai berpikir mereka tampaknya hanya berniat mengalihkan kami dari suatu hal, tidak terlihat tanda-tanda mereka akan menyerang kami secara langsung. Mereka seperti hanya sedang mengertak kami.

Ke empat ksatria menyerang dengan senjata dan sihir mereka. Dalam kelompok kami hanya ada tiga orang yang bisa sihir, dua ksatria dan pelayan. Aku heran kenapa pelayan ini menyembunyikan keahliannya.

Sihir yang digunakan oleh pelayan adalah sihir angin, sedangkan ke dua ksatria adalah sihir api. Karena aku pikir tidak perlu melindungi pelayan tersebut, pada akhirnya aku maju untuk lebih menyerang mereka.

Dengan keahlian beladiri ku dan kemampuan ku memprediksi serangan mereka, satu-persatu dari mereka berhasil ku pukul mundur. Para ksatria dan pelayan terkejut dengan kemampuan ku, saat aku menjatuhkan salah satu dari mereka.

Aku maju dan menyerang kaki mereka, dengan cekatan mereka melompat dan membalasku dengan menyerang menggunakan ekor mereka. Saat aku menyerang satu diantara mereka, satunya lagi menyerang ku dari arah belakang dengan lidahnya, aku pun melompat menghindar.

Dan saat mendarat aku berlari dan terus menyerang target ku ini dengan menendang perutnya. Setelah seekor dari makhluk itu pingsan lalu aku diserang oleh tiga ekor dari mereka secepatnya aku menghindari dari serangan ekor mereka.

Sekarang ada tiga ekor yang harus kuhadapi mereka mengelilingi ku. Kulihat para ksatria masing - masing menghadapi satu ekor dan mereka sedang kesulitan menghadapinya karena tampaknya mereka memiliki ketahanan terhadap sihir.

Pelayan berjalan kearah kereta kuda, dan pengendara kereta kuda berlari untuk melindungi dirinya dari serangan. Tampaknya pelayan itu juga sedang kesulitan menghadapi mereka.

Tidak ada tanda - tanda mereka akan pergi, dan juga mereka hanya menyerang tanpa melakukannya dengan membabi buta. Aku merasa ada seseorang yang mengendalikan mereka dari jauh kalau tidak kami semua pasti akan habis diserang oleh mereka.

Berbeda dengan makhluk liar yang akan terus menerus mengincar yang lemah, mereka seperti hanya mengertak kami.

"Sial!, aku tidak bisa bebas melawan mereka.

Setelah berpikir dan terus menghindari serangan mereka, tiba-tiba saja makhluk tersebut menyemburkan racunnya kepadaku. Aku melompat dan menghindari serangan racun ini. Racun itu terkena pohon yang berada di belakang ku langsung seketika pohon itu tumbang dan meninggalkan jejak lelehan.

"Ini gawat, kalau sampai mereka menyemburkan racunnya kepada kami bisa berbahaya".

Akhirnya aku fokus pada pertarungan melawan mereka, dan dengan cepat bergerak.

Kutendang kaki mereka bertiga, lalu aku melompat dan menendang mereka dari atas.

"Jatuh, bagus".

Dengan cepat aku berlari menuju ksatria yang sedang kewalahan melawan mereka, kali ini mereka menyerang bersamaan membuat para ksatria dan pelayan bekerja sama. Dua ksatria menyerang mereka dengan sihir api. Dua lagi menyerang mereka dengan pedang dan tombak.

"Fire Shot"x2

"Wind Shatter"

"Blade crush"

"Spear break"

"Hmm, tampaknya walaupun mereka tidak bisa menggunakan sihir elemen, ternyata ada juga sihir yang lain, dan dua ksatria itu mereka memiliki sihir penguat".

Sihir penguat hanya digunakan pada senjata, aku baru tahu setelah mereka menggunakannya. Dengan secepat kilat aku berlari dan menyerang hewan-hewan itu. Kami terus bertarung sampai pagi menjelang dan hanya tersisa dua dari antara mereka, yang lari kembali ke hutan.

"Hah, akhirnya berakhir sudah". (Ksatria yang muda).

Setelah pertarungan kami selesai melawan mereka, lalu kami pun berkumpul. Semua ksatria terlihat memiliki kantung mata di mata mereka termasuk aku, pelayan dan pengendara kereta kuda.

Pengendara kereta kuda terus-terusan bersembunyi dan berlari dari serbuan mereka.

Kami terjatuh dan duduk beristirahat, setelah agak lama. Pelayan itu pun bangkit bersama dengan kepala ksatria dan memeriksa keadaan.

Aku mengobrol dengan ketiga ksatria, dan bertanya tentang makhluk itu.

2 ksatria muda tidak mengetahui makhluk apakah itu, termasuk salah satu ksatria yang sudah tua.

Ke 2 ksatria muda inilah yang memiliki keahlian sihir elemen api. Sedangkan ksatria yang sudah tua menggunakan sihir penguat. Mereka mengatakan pada ku bahwa masing-masing orang memiliki bakat sihir mereka masing-masing.

Setelah memeriksa hewan - hewan tersebut, kepala ksatria menyentuh pundakku dan mengajakku berbicara dan mengucapkan terimakasih kepada ku. Karena ia mampu melihat kemampuan ku, ia berbicara berdua saja dengan ku dari arah hutan.

"Kau, aku bisa melihat bahwa dirimu lah yang telah banyak menjatuhkan mereka. Sebagai kepala ksatria yang telah memipin ekspedisi ini, aku mengucapkan terimakasih".

"Tidak perlu!", lagian aku juga adalah budaknya Nona Liliana. Aku tidak tahu, kalau seandainya dia tidak membeliku aku sudah pasti akan mati kelaparan disana.

Aku menjawabnya sambil melihat kearah langit. Lalu tangan kanannya menyentuh pundakku dan berkata.

"Aku salut dengan mu, aku pikir jika melihat fisik mu itu kau hanya budak biasa. Tapi siapa sangka, kau mampu dengan mudahnya mengalahkan mereka. Kalau tidak ada dirimu kami sudah pasti akan kalah".

"Tidak apa-apa", 'Oh iya aku ingin tahu makhluk apakah itu?'. Para ksatria muda sama sekali tidak mengetahui makhluk itu.

"Makhluk itu", mereka seharusnya adalah hewan yang ada di hutan terlarang. Aku tidak tahu mengapa mereka mampu keluar dari hutan terlarang.

"Hutan terlarang?" Sebenarnya apa yang ada di dalam hutan tersebut, kenapa semua makhluk berbahaya ada disana.

Kau tahu hewan tersebut harusnya dihadapi oleh petualang kelas 1. Itu sebabnya kami kesulitan menghadapi mereka (Ksatria).

"GAWAT!!!"

Terdengar teriakan dari arah pelayan, kami pun segera berkumpul melihat nya.

Ini gawat, gawat sekali.

Ada apa Pelayan Raffin? (Kepala Ksatria).

Nona, Nona Liliana tidak ada di dalam keretanya.

"APA?x4

"Tungguh", kau yakin sudah mengeceknya dengan benar. (Kepala Ksatria)

Sudah, sudah saya periksa.

Siapa tahu Nona Liliana sedang pergi membersihkan dirinya, tidak kah kau sudah memeriksanya.

"Tidak mungkin!", tidak mungkin nona Liliana pergi begitu saja, seharusnya ia menunggu ku untuk memanggilnya terlebih dahulu.

"Bagaimana mungkin Nona Liliana bisa menghilang begitu saja!" ( Kepala ksatria).

Aku terdiam di belakang memperhatikan mereka berbicara panjang dan lebar, sambil berpikir.

Mungkin kah aku melewatkan sesuatu, apakah dugaan ku benar? Kalau ada yang memimpin mereka dan mengendalikan mereka. Siapa?

"Sial!" Bagaimana aku bisa melewatkannya!.

Aku melihat ke arah hutan dan mengingat apa yang telah aku lewatkan. Berusaha berpikir apakah ada petunjuk yang bisa aku ingat.

Saat aku bepikir terlintas di kepalaku, suara jejak kaki yang saat itu mengendap saat kami sedang sibuk menghadapi mereka.

"ITU DIA!!!"

Inexperienced people will be killed by their aversion, and fools will be destroyed by their negligence.

Xtraicreators' thoughts