webnovel

Pasar Malam (2)

Seharian penuh dihabiskan Ara dengan menangis.Batalnya ke pasar malam jadi alasannya.Ngambek,gak mau makan padahal laper.Ngamar padahal bosen,hadeuh kecil - kecil gengsian.

Masalah sepele,ngambeknya totalitas.

Ayah Ara sedari tadi mencoba membujuk, tapi tetap saja tidak ada hasilnya.

"Udah biarin aja nanti kalau nggak tahan lapar juga keluar sendiri."kata Ibu sambil lalu.

Meskipun sebenarnya nggak tega,Ayah Ara memilih  mengikuti ucapan ibu.

P.M  P.M

Hari makin siang, perut Ara pun semakin mengerang, minta diisi ulang.

Biarpun ngambek nya belum hilang, Ara nekat keluar kamar demi kelangsungan hidup cacing - cacing di perutnya.Ngambeknya bisa dilanjut nanti, pikirnya.

Dimeja makan.

Ara duduk diam menikmati makanannya.

Biarpun udah lewat jam makan,Ibu masih menyisihkan sebagian masakannya.

Bener - bener Ibu baik hati.

Sebenarnya Ayah dan Ibu Ara sedari tadi ada di beranda samping . Menunggu putrinya keluar untuk makan.Ditunggunya sampai selesai lalu,

"Anak Ayah udahan ya ngambeknya?"

"Hmn."

"Kalau diajak bicara tuh, jangan diacuhkan,nanti diqisas mau?"

"Iya Ayah,maaf."

"Sekarang Ayah mau bicara banyak sama putrinya yang manis ini.Jadi Ara cukup dengar ,jangan potong - potong kalau belum selesai, Ok?!"

Setelah Ayah selesai bicara,memberi pengertian pada putrinya.Ara meminta maaf.

"Karena Ara udah mau mengerti,Ayah kasih hadiah."

"Nggak usah Ayah,Ara yang salah bukan Ayah."

"Iya,tapi masa mau kasih hadiah putrinya sendiri hak boleh."

"Hmmm"

"Besok Sab'tu,jangan kecapekan main

Pulang sekolah langsung istirahat.Hadiahnya nanti ...."

P.M.   P.M

Sab'tu ini Ara menuruti ucapan Ayahnya.Rasa penasaran akan hadiah dari Ayahnya jadi penyebab ia tidur siang.

Padahal susahnya anak seumuran Ara disuruh tidur siang.Beda lagi sama yang dah besar ,gak disuruh pun mapan Dewe.

Malam hari

"Ara udah belom?"

"Iya bentar."

Ara keluar kamar setelah Ibunya tadi menyuruh ganti baju.Biar pun penasaran Ara tetap bungkam.Diturutinya sang Ayah,saat menyuruh cepat naik ke mobil.

Sepanjang jalan Ara hanya diamenurut kemana saja diajak pergi Ayah dan Ibunya.

Terkejut itu yang sekarang Ara rasakan,rasa senang di hatinya tidak karuan.Ia turun dengan digendong Ayahnya.Biarpun udah besar kadang Ayah Ara masih memperlakukannya seperti anak kecil.

"Ini hadiah buat Ara,karena Ara turutin kata - kata Ayah."ucap Ayah sambil menggendong Ara lebih dekat ke area pasar malam.

Yeea... akhirnya ke pasar malam juga.

"Ayah ,makasih."

"Sama - sama."

"Ibu.. makasih juga."

"Kembali kasih sayang."

"Ayah sekarang turunin Ara!malu tau dilihatin."pinta Ara saat ada seorang anak laki-laki seumuran dengannya memandang aneh Ara masih digendong.

"Hmm,hati - hati jalannya."

Setelahnya Ara dan kedua orangtuanya berkeliling pasar malam,mencoba berbagai permainan,membeli aneka jajanan di stan yang ada.

Tiba akhirnya Ara di depan wahana yang menurutnya sangat wah.

Wahahaha...

Didepan loket,Ara bertemu lagi dengan anak laki-laki yang melihatnya digendong tadi.

Dia pun mencoba mendekati Ara dan memgajak Ara bicara saat menunggu Ayahnya beli tiket.

"Hei kamu anak yang tadi kan?"

"Anak yang tadi apa,gaje."

"Gaje apaan,gajeh sapi"tanya anak lelaki itu sok polos.

"Gak jelas bocilll"kesal Ara.Gak sadar Ara kalau samaasih bocil.

"Yang udah besar masih manja."

Ara merasa kesal dengan ucapan anak laki-laki itu.

"Emang kenapa? kalau kamu mau digendong,ya minta Ayahmu gendong,iri ya gak digendong?"ledek Ara pada anak laki-laki itu.

"Iri tanda tak mampu.Aku gak iri,tapi aku Ari lengkapnya Arianto."kata anak yang diketahui bernama Ari.

"Gak nanya."

"Kalau kamu siapa?"tanya Ari sambil mengangkat tangan untuk bersalaman.

Sampai Ayahnya kembali membeli tiket Ara tak kunjung menanggapi tangan Ari.

"Ara....itu temannya ngapain?"tanya Ayah Ara sesampai diantara kedua anak kecil itu.

"Gak tau,tapi Ara gak punya uang kecil"jawab Ara ngawur.

"Salam om aku Ari,mau ajak kenalan anak manja tapi gak di tanggepi."adu Ari.

Ara tambah memberengut kesal.

"Ara kalau diajak kenalan gak boleh gitu!"

"Ya udah Ari,Ara nya lagi badmood mungkin.Kamu kesini sama siapa?"

Bertepatan dengan pertanyaan Ayah Ara,datang orang tua Ari dan adiknya,disusul istrinya yang sehabis dari toilet.

Ternyata orang tua Ari kenal dekat dengan kedu orang tua Ara.Setelah saling melepas rindu dua pasang orang tua itu mengajak anak-anak nya untuk naik wahana,karena Ara udah gak sabar.

"Ayo ayah... cepet Ara mau naik kurungan manuk!"desak Ara.

Seketika semua tertawa.

"Ayah,Ibu kenapa ketawain Ara sih"

"Aduh...~gak bisa bohong kalau anak Jawa."ucap Ibu Ari.

"Eh anak manja,itu namanya bianglala,bukan kurungan manuk."kata Ari.

"Iya itu bianglala,kalau kamu biang kerok."

"Mau bianglala atau apa kek,tetep aja itu kaya kurungan manuk."putus Ara.

Ari pun bertanya pada Ibunya,"Bu kurungan manuk,apa?"

"Eh biang kerok,gitu aja gak tau"

"Kamu juga gak tau kalau itu namanya bianglala kan?"serang Ari balik.

"Udah - udah jangan berantem!"lerai Ayah Ara.

"Jadi Ara,yang Ara bilang kurungan manuk itu namanya bianglala,terkadang juga ada yang menyebutnya kincir ria.Dan Ari,artinya kurungan manuk itu bahasa jawanya dari sangkar burung,mungkin karena bentuknya mirip,jadi Ara asal sebut.Nah karena udah gak ada masalah lagi,ayo naik,nanti keburu malam."jelas Ayah Ara panjang lebar.

Akhirnya semuanya naik kincir ria,biarpun Ara dan Ari belum puas berdebat.Mereka pasrah ikut naik,daripada ditinggal.

' Masih ada hari esok,'pikir keduanya.

Matur Thank you 🙏

Rumah,28 Oktober 2020