webnovel

Shadow Paladin

Lima ribu tahun yang lalu mahkluk bumi hidup berdampingan bersama para dewa dan berbagai roh suci. Mereka hidup damai dan saling memberi kehangatan. Namun pimpinan para dewa memberi perintah agar dewa yang lain ikut bersamanya meninggalkan bumi. Dirinya menyadari sisi gelap dunia mulai muncul dan merangkul sebagian mahkluk bumi. Kini mereka hanya bisa memberikan sedikit berkah bagi orang-orang yang percaya pada para dewa demi melawan kegelapan itu.

Kencana_White · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Green Queen

Beberapa bulan telah berlalu setelah quest pertama Melusina dan Lux. Level mereka sudah bertambah cukup banyak setelah mengerjakan banyak quest level rendah. Walaupun begitu mereka telah mengumpulkan Core dan bahan-bahan bagus.

" Desa ini sudah seperti kampung halamanku sekarang, tapi aku masih ingin melihat lebih banyak. " kata Lux.

Lux masih mengingat laut yang pernah diceritakan oleh Melusina dan kedua orang tuanya. Sebuah tempat yang memiliki banyak air, sebuah kolam raksasa berwarna biru. Yang mana saat malam hari akan menjadi cermin yang memantulkan keindahan langit malam.

" Sepertinya sudah waktunya aku pergi ke tempat lain. " batin Lux.

Dia pun mengemasi pakaian dan barang-barang mereka. Dia juga memakaikan lagi baju tempur milih Melusina dan memberi sebuah core untuknya makan. Lux baru menyadari kalau selama ini barangnya sangat banyak dan kebanyakan itu adalah pakaian Melusina.

" Tunggu, aku kan bisa menyimpannya di sistem. "

Setelah selesai mengemasi barang, mereka keluar dari penginapan dan pergi menuju terminal kereta pengantar. Untuk tidak membuat orang-orang curiga Lux sengaja membawa satu koper berisi baju Melusina.

" Pagi Lux, apa yang kau lakukan disini? " tanya Reinhard.

Di terminal mereka bertemu dengan Reinhard yang tampaknya sedang bekerja. Lux menjelaskan kepadanya bahwa dia akan pergi dari desa itu. Dia juga berterima kasih padanya yang telah membantunya selama didesa.

" Sudah ingin pergi ya rupanya. "

" Begitulah, saya juga ingin melihat banyak hal lagi yang ada didunia ini. " kata Lux.

" Aku suka dengan tekadmu, lagipula selama kau masih petualang pasti kita akan bertemu lagi. "

" Ya. "

" Dan pastikan kau tidak melakukan hal merepotkan pada Melusina sama seperti kau merepotkan aku saat itu, " kata Reinhard sambal tersenyum menyeramkan.

" Oke. " jawab Lux.

Reinhard berkata pada Lux untuk pergi ke kota Oreans karena disana kota yang lumayan dekat dari desa dan memiliki makanan yang enak. Setelah mendengar itu mereka pun bertujuan kesana. Mereka menaiki sebuah kereta kuda dan mulai berangkat menuju kota dan meninggalkan desa. Kereta kuda mulai keluar dari desa dan berjalan semakin jauh, desa pun juga semakin tertutup oleh hutan.

Sang kusir berkata kalau perjalanan akan memakan waktu sekitar dua minggu. Dia berkata agar mereka berdua mengisi waktu luangnya dengan keindahan alam yang ada. Kusir sengaja melewati jalur yang melewati daerah eksotis demi menghibur mereka.

" Apakah ini pertama kali kalian berpergian? " tanya sang kusir.

" Bisa dibilang seperti itu. " jawab Lux.

" Kalau begitu baguslah, pilihanku melewati jalur ini ternyata benar. "

" Padang rumput yang sangat luas, Ladang bunga yang membentang, tidak ada hutan melainkan sungai panjang yang jernih dan indah, tempat apa ini? " Tanya Lux.

" Tempat ini biasa disebut Jalur Pasitheia. "

Jalur Pasitheia adalah sebuah tempat dimana terdapat jalur tunggal yang membentang di antara pada rumput yang luas. Nama tempat itu diambil dari nama seorang Roh Suci yang berarti Keceriaan. Hal itu karena di padang rumput yang luas terdapat sebuah peternakan atau pertanian yang dikelola sebuah keluarga. Dan karena hanya ada satu keluarga maka terdapat sedikit anak membuat mereka hanya bermain dengan anak kecil lain dikeluarga itu.

Akan tetapi tempat ini menjadi taman bermain mereka yang indah dengan mentari yang terbit dari belakang gunung tinggi, padang rumput, aliran sungai tempat mereka mandi dan berenang dan angin segar menyejukkan. Dengan begitu senyum dan keceriaan mereka tidak pernah pudar. Para pejalan pun juga merasakan apa yang dirasakan oleh anak-anak.

" Keceriaan, apakah aku memiliki hal itu? " batin Lux.

Siang berganti malam dan malam berganti siang, sudah lima hari sejak mereka meninggalkan desa. Kereta kuda itu berhenti sebentar saat pagi hari untuk mengistirahatkan kuda tersebut. Lux dan Melusina sendiri bersantai di dekat sungai sambil duduk memandang langit di pagi hari.

" Padahal sama-sama di bumi tapi pagi hari disini begitu indah dibandingkan hutan itu. " kata Lux.

" Kalau tidak salah anda akan berevolusi lagi ya, Melusina. "

Lux melihat status milik Melusina pada sistem. Sudah beberapa bulan sejak kebangkitan dan evolusi pertama Melusina. Status yang dia miliki sekarang sudah meningkat. Level Melusina sekarang sudah menjadi empat puluh tujuh dan Lux ada pada level lima puluh dua. Bahkan Mereka telah mendapatkan skill baru karenanya.

" Blessing Area milikku dan Wind Step milik Melusina, walau hanya satu skill tapi benar-benar berguna. "

Blessing Area adalah skill dari kelas Paladin yang bisa memperkuat kekuatan dasar sekutu. Skill itu juga berguna untuk melemahkan pengguna sihir gelap disekitarnya dan menyembuhkan sekutu dari sihir negative. Lalu Wind Step, skill dengan elemen angin membuat penggunanya akan terasa lebih ringan lalu bisa bergerak lebih cepat. Skill ini bahkan bisa membuat penggunanya tidak meninggalkan jejak atau menghasilkan suara saat bergerak jika mencapai level tertentu.

Saat sedang melihat sistem muncul anak-anak dari seberang sungai melambaikan tangan pada Lux. Dirinya yang melihatnya melambaikan tangannya juga pada mereka. Tidak lama anak-anak itu pergi setelah dia melambaikan tangan.

" Aku rasa bisa berjalan-jalan sebentar. "

Lux dan Melusina berjalan-jalan di sekitar sungai itu. Mereka melihat hamparan bunga dan mendekatinya. Lux bisa mencium harumnya bunga yang ada disana dengan jelas. Aromanya sangat menenangkan dan sedikit aroma manis.

" Bau ini, bunga Persephone dan bunga Hecate. " kata Lux.

Kedua bunga itu adalah tanaman yang tumbuh dari rambut Dewi Hecate dan air mata Dewi Persephone. Keduanya biasa dipakai lambang persahabatan untuk selamanya, layaknya persahabatan kedua dewi tersebut. Persephone sendiri adalah dewi yang melambangkan musim semi dan salah satu dewi bintang. Sedangkan Hecate merupakan salah satu dari banyak Dewi perang dan Ibu para penyihir di dunia.

Kedua jelas memiliki latar belakang yang sangat berbeda, bahkan berbanding terbalik. Namun hal itu dengan mudah dipatahkan oleh kehangatan hati Persephone. Baginya Hecate adalah satu-satu dewi mau berteman dengannya saat pengasingan setelah perang dewa ratus ribuan tahun yang lalu. Dia adalah sosok yang dianggap sebagai kakak oleh Persephone.

Hecate sendiri awalnya membenci Persephone yang berbeda fraksi dengannya saat peperangan. Namun lambat laun hatinya luluh hanya dengan satu kalimat dari Persephone. Pada akhirnya Hecate adalah dewi yang mengkhianati fraksinya sendiri demi sahabatnya itu. Dikatakan Hecate terbunuh tombak Zeus dan Odin karena pengkhianatannya.

Setelah dieksekusi tubuhnya dibawa lari oleh Dewa Amaterasu untuk dikembalikan pada sahabatnya. Setelah tubuhnya bisa diberikan pada Persephone tubuh Hecate ditidurkan pada pangkuannya. Hal itu membuat dia menangis berbulan-bulan. Air mata Persephone dan rambut Hecate yang terpotong jatuh ke tanah lalu tumbuh menjadi dua bunga yang sangat harum.

Kedua bunga yang tumbuh tadi lalu dipetik dan yang berwarna terang di sisipkan pada rambut Hacate, sedangkan yang berwarna gelap dipakai Persephone sebagai hiasan rambutnya. Beberapa saat kemudian kedua bunga itu tumbuh kembali ditanah, layaknya persahabatan mereka yang tidak akan pernah mati.

" Bunga ini, mungkin aku akan mengambilnya setangkai dari kedua jenisnya. "

Setelah menikmati hamparan bunga yang indah mereka kembali ke kereta untuk melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan Lux merasa aneh, dia sama sekali tidak melihat satu orang pun padahal terdapat sebuah perkebunan disana. Bahkan langit tiba-tiba tertutup awan dan hujan.

" Sepertinya cuaca hari ini tidak bagus. " kata kusir.

" Seperti yang anda katakan. " sahut Lux.

Tidak lama kereta kuda yang mereka naiki tidak sengaja melewati kubangan lumpur dan membuatnya terjebak. Sang kusir dan Lux turun untuk mendorong kereta tersebut. Saat mendorong kereta dirinya kembali merasakan hal aneh disekitar.

" Tuan kusir, naiklah ke kereta. "

" Memang kenapa? "

Sebuah panah melesat ke arah kusir, tetapi dengan cepat Lux menangkap dan mematahkannya. Segerombolan goblin pun muncul dari padang rumput.

" Aneh, kenapa ada Goblin yang tiba-tiba muncul dari padang rumput! " teriak kusir.

" Tuan kusir naik ke kereta, Melusina lindungi sang kusir! "

Para Goblin itu lalu berlari ke arah mereka. Lux seorang diri secara langsung terjun ke gerombolan goblin dan membalas serang mereka. Dengan level dan kemampuannya saat ini Lux dan Melusina dengan mudah menghalau serangan mereka dan membalasnya. Hanya dengan berbekal satu tangan Melusina menghalau semua panah dan melindungi kereta.

Lux sendiri dengan gesit membunuh para goblin dengan pedang dan dagger. Walau dengan mudah dia melawan pada goblin, dia menyadari kalau level yang dimiliki para goblin lebih tinggi dari goblin pada umumnya.

" Sihir penguat? " kata Lux.

Lux kemudian melihat satu goblin di belakang yang lain membawa sebuah tongkat sihir. Awalnya dia hanya mengira itu adalah Goblin Shaman, tapi setelah melihatnya lebih jelas itu adalah jenis yang berbeda.

" Kenapa ada Green Queen disini? " batin Lux.

" Melusina, Hempaskan para goblin dihadapan saya dengan Wind Bullet! "

Mendengar perkataan Lux dia naik ke atas kereta lalu mengambil posisi sambil mengarahkan satu tangan ke para goblin. Melusina memfokuskan mananya pada tangan lalu menciptakan angin kuat yang dia tahap dalam ruang kecil lalu melepaskannya kearah goblin. Angin kuat itu menghempas para goblin layaknya bulu angsa. Lux kemudian mengambil kesempatan untuk menyerang langsung goblin bertongkat itu.

Tapi sang goblin dengan mudah mengelak serangan Lux dengan mengorbankan tongkatnya lalu menggunakan sihirnya untuk kabur.

" Apa sudah selesai? " tanya kusir.

" Untuk disini bisa dibilang begitu tapi, " kata Lux sambil menyarungkan senjatanya.

" Tapi apa? "

" Maaf, anda tunggu disini dulu sebentar. "

" Apa? "

" Melusina ayo ikuti saya. "

Lux dan Melusina meninggalkan sang kusir untuk mencari goblin tadi. Lux tahu bahwa goblin termasuk monster pendendam, jadi dia berpikir mungkin dia adalah bawahan Lord Goblin yang pernah dia lawan. Beruntungnya mereka karena hujan membuat tanah berlumpur membuat goblin itu meninggalkan jejak. Mereka mengikuti jejak itu cukup lama dan menemukan sebuah gua di ujung jejak tersebut.

Mereka memasuki gua itu dan mencari keberadaan goblin tadi. Setelah sampai di perut gua mereka menemukan goblin itu dan Lord Goblin yang pernah dia lawan Bersama dua Green Queen lain. Lux bisa melihat kalau Lord Goblin tidak suka pada Green Queen itu dan menganggapnya sebagai sebuah pion dibandingkan selirnya. Sepertinya telah terjadi diskriminasi di dalam kelompok goblin itu.

Kedua goblin itu saling berkomunikasi tidak lama kemudian Green Queen tersebut dihantam menggunakan tongkat Lord Goblin. Beberapa kali dia dipukuli dan itu diikuti oleh tawaan kedua Green Queen yang lain. Setelah puas memukulinya, dia ditinggalkan begitu saja oleh yang lainnya dalam keadaan babak belur. Melusina dan Lux pun mendekatinya setelah keadaan aman.

" Sepertinya semua ras itu memiliki kesamaan ya. " kata Lux.

" Manusia, bagaimana kau bisa datang kesini? " tanya Green Queen.

" Anda bisa berbicara bahasa manusia? "

" Ini salah satu sihirku yang membuatku bisa mengerti beberapa bahasa. " kata Green Queen.

" Bukankah itu sangat hebat? "

" Cepatlah jika ingin membunuhku, tidak perlu mengejekku karena diriku sudah terlalu lelah mendengar ejekan dari orang lain. "

Bukannya membunuhnya, Lux menggunakan Blessing Aura menghilangkan sedikit rasa sakit yang dialami Green Queen. Green Queen itu sedikit terkejut, dirinya tidak mengira Lux membantunya apalagi dia adalah seorang Paladin.

" Aku tidak pengira seorang Paladin akan menolong monster. "

" Bagi saya manusia, Beastman, dan ras lain adalah entitas yang sama. "

" Manusia yang aneh. "

" Kalau itu mungkin saya tidak bisa memungkirinya. "

" Kalau kau berbeda dengan manusia lain, bisa kau mengabulkan permintaanku? "

" Permintaan? "

" Lord sedang menuju penjara untuk memakan anak-anak yang dia tangkap agar bisa memperkuat dirinya, tolong hentikan dia dan selamatkan mereka. "

Lux terdiam selama beberapa saat setelah mendengar perkataan itu. Dirinya teringat akan kisah Dewi Hecate dan membandingkan keadaan ini dengan cerita itu. Walau keadaan sedikit berbeda tapi dia bisa merasa bahwa perkataan Green Queen adalah kesungguhan hatinya.

" Aku sudah sengaja meracuni makanan para pasukan, beberapa saat lagi hanya Lord dan kedua selirnya yang tersisa. " kata Green Queen.

" Kenapa anda melakukan hal seperti ini? " Tanya Lux.

" Jawabannya cukup mudah, mereka tidak takut padaku dan aku menyayangi mereka juga ingin melindungi senyuman itu. "

" Hanya karena senyuman? "

" Mereka selalu tersenyum dan mengajakku bermain bersama, bahkan mereka memanggilku yang seorang monster dengan sebutan kakak. "

Wajah Green Queen menggambarkan betapa dia menyayangi anak-anak itu. Tidak ada kebohongan disetiap perkataannya.

" Bajingan itu memukulku tanpa ampun, walau dengan sihirmu sekalipun diriku tidak akan selamat karena luka ini. " kata Green Queen.

" Cepatlah pergi manusia, aku serahkan keselamatan anak-anak itu padamu. " tambahnya.

Tidak lama Green Queen itu menghembuskan nafas terakhirnya. Tidak ada penyesalan yang wajahnya sekalipun.

" Mereka pasti sedih jika tahu anda mati, maka dari itu setidaknya biarkan aku berusaha memberimu kesempatan kedua. "

Lux menghentikan Blessing Area lalu menggunakan skill Soul Control untuk membangkitkan Green Queen. Bayangan hitam menyelimuti tubuh Green Queen dan seketika dia bangkit kembali. Walau kesadarannya menghilang sama seperti Melusina tapi terdapat insting untuk bergerak padanya.

" Tampaknya anda ingin untuk segera menyelamatkan anak-anak. " Lux.

" Mmh. "

" Kalau begitu, ayo kita selamatkan anak-anak itu sekarang. "

Konfirmasi

Level dari servant telah mencukupi batas evolusi. Fase Evolusi dilakukan dengan segera.

Goblin changed, servant became Spriggan.

Baru saja membangkitkan Green Queen, dia berevolusi setelah dibangkitkan. Wujud berubah begitu banyak dari semulanya. Tubuh bertambah tinggi sama seperti perempuan dewasa pada umumnya, kulit hijaunya berubah menghitam, tumbuh rambut berwarna abu-abu dikepalanya, postur wajahnya berubah layaknya manusia walau mulutnya lebih lebar dari manusia, taring lebih menonjol keluar, tubuh kuku-kuku tajam pada kedua tangan dan kakinya. Terlebih lagi kakinya berubah sedikit membesar pada bagian bawah layaknya batang pohon lalu terdapat tanda seperti tato pada tubuhnya.

" Untung saja aku membawa pakaian Melusina di dalam system. "

Lux memakaikan baju itu padanya. Karena kakinya lebih besar, dia tidak memakaikannya sepatu milik Melusina.

Terdeteksi,

Servant belum memiliki nama, diminta untuk segera memberi nama pada servant.

" Rupanya dia tidak memiliki nama, tapi aku belum pernah melakukannya. "

Dirinya berpikir dengan keras untuk nama Green Queen. Dia ingat perkataan orang tuanya jika memberi nama adalah pekerjaan yang serius. Lalu teringatlah dia dengan sebuah nama yang cocok untuk Green Queen.

" Sekarang nama anda adalah Hecate. "

Nama dikonfirmasi,

Servant telah diberi nama dan mengalami peningkatan.

Job Class terpilih, Salve-Maker.

" Pembuat Obat, ini diluar dugaanku. "

Sihir penyembuh adalah sihir suci tingkat atas yang sedikit orang bisa menggunakannya. Karena sedikitnya keberadaan Healer muncullah Salve-Maker. Pengguna pekerjaan ini tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan sihir atau bertarung, tapi bisa meramu obat-obat yang berkhasiat seiring kenaikan level mereka. Tapi Job Class masih berada dibawah Healer dan tidak bisa menyembuhkan luka yang terlalu parah.

" Kesampingkan hal itu, mari kita selamatkan anak-anak itu. "