1 Siapa pria aneh barusan

Anita tampak berjalan mondar mandir. didepan pagar tempat kost-nya. wajahnya terlihat gusar. matanya terus melihat kearah jalan raya didepannya. sambil sesekali mengintip kearah arloji perak di pergelangan tangan kirinya. saat ini waktu sudah menunjukkan pukul satu siang lewat sekian menit. namun orang yang ditunggu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Bah … yang bener aja nih kampret! dasar gak konsisten ! mana perutku lapar lagi huhhh.... tau ngarett begini. aku ikuttan ngebakso duluan tadi sama vivi. batin anita jengkel. menggerutu dalam hati.

Anita membenahi kunciran rambut dibelakang, mengikat ekor kuda dan menariknya keatas dengan erat. lalu menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri beberapa kali. bagai sedang iklan shampoo ditelevisi. rambut panjang anita yang hitam legam bergerak melambai mengikuti gerakan kepalanya. terlihat begitu mempesona. meski dengan ikatan simple yang dibuatnya. kaos putih miliknya ikut tertarik keatas, mengikuti gerak tubuhnya saat membenahi rambut. hingga tanpa sengaja memperlihatkan sedikit perut ratanya yang putih mulus bak porcelain.

"Hiiiii nita … "

Tiba-tiba anita mendengar suara sapaan dari arah samping pagar jeruji besi yang mengelilingi indekost-nya. Anita spontan menoleh kearah sumber suara. dan melihat sosok pria muda tersenyum aneh sambil melambaikan tangan, say hello padanya.

Sekilas anita dapat melihat tatapan mata pria muda itu begitu tajam. dan terus memandanginya tak berkedip.

"Mau kekampus ?… " sapa pria itu lagi, sok akrab.

Anita menggelengkan kepalanya. membalas sapaan pria asing itu dengan senyum awkward. namun sesaat kemudian ia langsung membuang muka kearah depan. dan dengan langkah seribu bergegas naik keatas tangga. menuju kembali ke kamar kost miliknya dilantai dua.

Anita memilih langsung pergi dari tempat itu secepatnya. tidak ingin menunggu prastian lagi disana. it's so terrifying untuk sekedar membalas sapaan pria asing itu lebih lanjut.

jantungnya berdegup dengan kencang. bulu kuduk anita berdiri. dan wajahnya seketika memerah. anita menelan ludahnya sendiri untuk membasahi tenggorokkannya yang bagai tercekat.

Anita merasa ketakuttan dan ngeri sendiri. sesampai dikamar nomor tiga miliknya. ia langsung membuka pintu kamarnya dan menguncinya kembali dari dalam.

Omg … omg … omg … what's that … ??! siapa pria aneh barusan … batin anita bergidik. merasa ngeri sendiri. seraya terus memegangi dadanya dengan kuat. berusaha menenangkan dirinya sendiri yang begitu shocked dengan sapaan pria asing tadi. ia terus berdiri dibalik pintu kamar kost-nya dengan tangan gemetar.

Ia sama sekali tidak mengenal pria aneh yang menyapanya tadi. dan jujur, meskipun ia tidak melihat dengan jelas bagaimana wajahnya tadi. tapi ini adalah pertama kalinya ia melihat sosok pria aneh itu disekitar tempat kost-nya.

Hah… Apakah jangan-jangan dia adalah penjahat yang sedang mengincar target mencuri disekitar sini … gumam anita paranoid. seraya mengintip dari jendela kaca berwarna gelap didalam kamarnya. apakah pria asing itu telah pergi dari samping tempat kost-nya atau belum.

Hufft … Anita menghembuskan nafas panjangnya. ia merasa lega saat pandangan matanya tidak mendapati pria aneh itu ada disana lagi.

Syukurlah pria itu sudah pergi … !anita menghembuskan nafasnya lega.

Anita memang typical gadis introvert. dan terkesan antisocial. ia hanya akan berbicara dengan orang-orang yang dikenal secara formal saja.

Ia selalu berpikir bahwa pria asing adalah cabul. penjahat. penculik. dan semacamnya. dan ia harus melindungi dirinya dengan bersikap tertutup. agar tidak memberi kesempatan orang jahat untuk mendekat padanya.

Bahkan di usianya yang menginjak dua puluh tahun sekarang ini. tidak sekalipun ia berani berinteraksi dengan orang asing. yang mencoba berkenalan dengannya. meski lewat media sosial sekalipun.

sikapnya ini adalah buah dari didikan mamahnya yang overprotective padanya. mamahnya memang strict. selalu mengawasi pergaulannya dengan ketat. mamahnya selalu menasehati untuk tidak sembarangan berbicara dengan orang asing. dan selalu waspada dengan stranger.

mamahnya takut bila ia sembarangan berbicara dengan orang asing. ia akan berakhir di hypnotis atau diculik oleh orang jahat.

Mamahnya memperlakukan dirinya bagai harta karun satu satunya. yang harus dilindungi dan dijaga.

Ketakuttan mamahnya itu bukan tanpa alasan. karena ia adalah anak tunggal dari mamahnya yang seorang single parent. ia adalah satu-satunya yang mamahnya punya. ia bagaikan hidup dan mati mamahnya.

Dan anita menyadari itu. karena ia juga merasakan hal yang sama. karena mamahnya juga segalanya baginya. ia tahu pasti, betapa besar cinta dan pengorbanan mamah untuknya selama ini. ia tidak keberattan sama sekali dengan sikap mamahnya itu.

Namun, meskipun mamahnya strict mengawasi pergaulan anita selama ini. nyatanya mamahnya adalah pribadi yang open minded. ia memberi kebebasan penuh pada anita. untuk memilih dengan siapa ia ingin berpacaran. atau berteman. mamahnya tidak pernah ikut campur dalam urusan personal puterinya. terutama mengenai perasaan. obsesi . dan keinginan pribadi anita. feel free untuk anita menentukan siapapun pilihan hatinya.

Mamahnya mengetahui jika anita kini mempunyai seorang teman dekat, atau pacar yang dikenalnya sejak high school. juga mengenal secara personal sahabat-sahabat yang mengelilinginya. sikap anita akan berbeda seratus delapan puluh derajat dihadapan teman temannya. ia akan berubah menjadi sosok yang hangat dan dapat membaur. tidak jaga images sama sekali.

Anita dapat bergaul dan besosialisasi seperti yang lainnya saat didepan orang-orang yang ia kenal dekat.

TING TONG …

TING TONG …

Bunyi notifikasi ponsel mengaggetkan anita.

Anita segera menatap kearah layar smartphone miliknya dengan seksama. ada dua pesan masuk dari prastian.

Nitt … sorry …aku gak bisa jemput kamu. ban motorku tiba-tiba gembos dijalan. (emoji menangis ) dengan melampirkan juga photo motornya yang sedang diperbaiki dibengkel.

Anita menghela nafasnya.…

Huhhh kalau memang ada halangan dan tidak bisa jemput, kenapa tidak memberi kabar sejak tadi. jadi ia tidak perlu menunggu lama begini. gumam anita jengkel. langsung membuang tas keatas ranjang tidur didepan sana. lalu menghempas pantatnya ke atas ranjang empuk miliknya itu dengan kasar.

Kebiasaan !… gak konsisten ! gak tepat waktu !banyak alasan ! udah tahu motor rusak dari tadi… kenapa gak langsung telfon ?! biar aku ngak garing nungguin dia begini ! dasar !… anita terus memaki kearah layar smartphone miliknya. sambil menulis pesan balasan untuk prastian.

It's okay. tenang saja. kamu perbaiki motormu dulu. aku bisa berangkat kekampus bareng erni, yang penting kamu baik-baik saja. nanti kamu pulang hati-hati dijalan yahh.… tulis anita, meskipun hatinya merasa kesal setengah mati. tapi realitanya tetap saja ia tidak dapat marah pada kekasihnya itu. pada akhirnya ia membalas pesan dari prastian dengan berlagak santai dan penuh perhatian. seperti tidak terjadi apapun.

TOK TOK TOK !

"Woiiiii udah tinggal setengah jam lagi. buruan kekampus woii …" teriak erni dari depan pintu kamar anita. langsung tahu jika anita masih berada didalam kamar. saat melihat sepasang sepatu kesayangan anita, terdampar didepan pintu kamar.

"Iyaa. tungguin aku nikk… " jawab anita spontan. auto bergegas mengambil tas miliknya. merapikan kembali buku dan peralatan tulis yang berserakan di atas tempat tidurnya.

"Hayukk ahhh…" anita langsung menggandeng erat satu tangan erni. dan berjalan beriringan keluar koridor tempat kost. dan menuruni anak tangga.

"Katanya moo dijemput ayank … kok gak jadi…"

"Auu ahh… males bahas …"

"Kenapa ?… lagi perang dunia bukan?… "

"Perang dunia apaan sih. nohh… Motornya lagi dibengkel. tadi dijalan ban-nya tiba-tiba gembos. jadi gak bisa jemput …" sanggah anita sambil memperlihatkan photo motor dari prastian. yang menunjukkan motornya sedang diperbaiki dibengkel.

Erni melihat sekilas dan langsung menganggukkan kepalanya beberapa kali sambil sengaja cengegesan nyukurin kemalangan anita.

"Emang takdirmu nitt... harus jalan kaki sama ayank erni saja kekampus wkwkwk …"

"Ewww maunya …"

Erni dan vivi adalah sahabat dekat anita. mereka menjadi akrab karena sama-sama satu angkatan di fakultas kedokteran. dan kemudian memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu indekost khusus wanita. kamar mereka bersebelahan satu dengan lainnya. erni dikamar nomor satu. vivi dikamar nomor dua. dan dirinya ada di kamar nomor tiga.

"Nitt …nitt … lihatt… babang ganteng nongol dipagar nitt…" bisik erni lirih. sambil sengaja mencubit tangan anita yang kini menggandeng dirinya dengan halus. sebagai kode untuk melihat kearah samping jalan yang mereka lewati kini.

"Hmmm…"

Anita yang sudah biasa dengan sikap ganjen erni bila melihat cowok ganteng tampak bersikap cuek bebek. tidak menengok sedikitpun kearah samping.tetap focus melihat kearah layar smartphone ditangannya.

"Alemong … Alemong … cakep bangett gak sihh nitt … calon bapaknya anak-anakku uhhh… " ucap erni exited. langsung berimajinasi. dengan ekspresi wajah bersinar bak habis melihat superstar idola in real life.

mereka sudah melangkah menjauh dari tempat pria ganteng itu berdiri. namun wajah erni terus berulang kali menengok kearah belakang. demi melihat lagi dan lagi tetangga kost idamannya itu.

… pria itu juga tidak beranjak dari tempatnya berdiri. … ia tampak terus menatap kearah erni dan anita . yang berjalan semakin menjauh darinya …

avataravatar
Next chapter