webnovel

Chapter 6

23:00

Setelah makan malam usai, Morgan pun masuk kedalam kamar dan melepas pakaiannya. Pria itu memang terbiasa tidur dengan tubuh telanjang dan hanya mengenakan dalaman saja.

Makan malam telah selesai dari pukul 8 tadi, tapi sampai saat ini ia masih belum bisa tertidur dan justru memikirkan wanita itu, wanita buta yang sudah ia renggut mahkota berharganya dengan cara paksa. Ia sangat gelisah, saat matanya terpejam, ia hanya bisa mengingat wajah cantik Monalisa yang menangis dibawah kendali tubuhnya yang besar.

Seperti mendengar sebuah bisikan, dengan tubuh telanjang dan hanya mengenakan dalaman hitam, Morgan memutuskan untuk menemui Monalisa didalam kamarnya.

Ketika sampai didepan pintu kamar Monalisa, ia mencoba untuk membuka pintu kamar bercat putih itu dengan perlahan.

Tak ada sosok Monalisa didalam kamar itu, Morgan menutup kembali pintu tersebut dan matanya yang tajam mulai mencari-cari sosok Monalisa disetiap sudut ruangan. Ada rasa marah dihatinya saat tak menemukan wanitnya didalam sana.

Morgan mulai menggeram marah dan memejamkam matanya singkat, ia akan membunuh Monalisa jika memang wanita itu telah melarikan diri darinya.

Saat langkahnya yang besar akan keluar dari ruangan tersebut, terdengarlah pintu kamar mandi yang terbuka.

Morgan menoleh, dan mendapatkan Monalisa yang baru saja selesai mandi dan melilit tubuhnya dengan handuk putih.

Wanita itu tak tahu, jika ada Morgan didalam kamarnya. Hingga ia dengan sangat santainya mulai melepaskan handuk yang ia pakai lalu dilemparkannya keatas ranjang.

Mata tajam Morgan menyoroti tubuh telanjang sexy Monalisa dengan tatapan buas. Begitu bebas matanya menikmati pemandangan yang sangat indah malam ini. Ia mulai memperhatikan jemari lentik Monalisa yang menyisiri rambut basahnya dengan gerakan halus, turun kebawah dan melihat dada mulus wanita itu yang sangat menggoda, turun lagi dan menyoroti bokong Monalisa yang montok, juga kaki jenjang Monalisa yang sangat putih dan indah.

Sebuah senyuman miring terukir pada bibir Morgan. Ia mulai berjalan mendekati Monalisa yang berdiri membelakanginya.

Dan betapa kagetnya wanita itu, saat lengan kekar Morgan yang bertato merengkuh pinggangnya dan memelukinya dengan erat dari belakang.

"Ka-kau.. Lepas!" Monalisa berusaha sebisa mungkin agar Morgan bisa melepaskannya. Tapi pria itu justru menenggelamkan wajahnya pada ceruk Monalisa dan menciumi leher mulus tersebut dengan bebas.

"APA-APAAN KAU INI? LEPASKAN AKU!" Teriak Monalisa karena Morgan yang sudah meremasi kedua susunya dan mengecupi bahunya dengan liar.

Dengan sekuat tenaganya, Monalisa menghempaskan kedua tangan Morgan yang meremasi susunya dan sedikit menjauh dari pria itu.

"DASAR IBLIS!" Makinya yang justru membuat Morgan menaikan satu alisnya dan semakin memandanginya dengan lekat tanpa berkedip. "Kenapa? Kau milik ku kan?" Morgan kembali melangkah dan maju untuk mendekati Monalisa yang terus mundur hingga mentok pada dinding kamar sambil menutupi dadanya.

"Berhenti, berhenti disitu. BERHENTI DISITUU!!" Monalisa mulai ketakutan, kakinya bergetar hebat dan matanya yang tak bisa melihat itu mulai berkaca-kaca. Jantungnya berdetak tak karuan, ia tak ingin kejadian beberapa hari lalu terulang kembali padanya.

Morgan tak memperdulikan teriakan juga makian Monalisa yang terus-terusan terlontar untuknya. Saat ini, matanya terus memandangi wajah Monalisa dengan intens dan bibirnya terus tersenyum laknat siap untuk menerkam wanita yang berdiri didepannya itu.

"BERHENTI, BERHENTI DISITU..STOP!!"

Prang!

Monalisa berteriak benar-benar histeris dan melemparkan vas bunga kelantai hingga pecah berkeping-keping. Ia menangis dan menariki rambutnya sendiri frustasi. Ia tak ingin dirinya kembali dilecehkan oleh pria yang tidak ia kenal ini, tidak, jangan lagi.

Morgan tak kaget lagi dengan sifat Monalisa yang suka memberontak. Ia melihat pecahan vas bunga dilantai, dan kembali memandangi wajah cantik Monalisa yang sudah berderai air mata.

"Hancurkan semuanya. Itu tidak akan membuat niatku terhenti." Setelahnya, dengan gerakan cepat Morgan menghimpit tubuh Monalisa pada tembok. Ia menahan kedua tangan Monalisa dan memenjarakan tubuh wanita tersebut. Dimulailah cumbuannya pada bibir Monalisa dengan liar.

Terus mencumbu, mencecap, dan memainkan lidahnya dalam mulut Monalisa tanpa henti hingga membuat Monalisa benar-benar menangis dan mulai kehabisan pasokan oksigen.

"Jangan menangis, ayolah.." Morgan melepaskan bibir mereka dan menatapi kembali wajah Monalisa dengan jarak yang begitu dekat, bahkan ujung hidung merekapun bertemu.

Entah mengapa, tak ada bosan-bosannya ia memandangi wajah cantik Monalisa. Semakin ia memandanginya, semakin gairhanya membara bagai perapian yang menyala-nyala. "Kau begitu cantik." Puji Morgan dengan suara yang sangat pelan, bahkan seperti orang yang berbisik.

Haruskah Tuhan datang dan memberitahu Monalisa bahwa dirinya adalah wanita pertama dimuka bumi ini yang mendapatkan pujian dari seorang Richards Morgano?

"Cuihh!" Dan kembali lagi wajah tampan Morgan mendapatkan sebuah ludahan dari bibir indah Monalisa. "Dan kau begitu menjijikan." Tekan Monalisa dengan mimik wajah yang begitu marah juga dipenuhi rasa benci.

Morgan terkekeh. Ia benar-benar kagum pada wanita buta itu, baru kali ini ia menemukan wanita yang sangat berani padanya. Bahkan harga dirinya yang begitu terhormat, sangat rendah dihadapan Monalisa.

"Lagi!" Mintanya dengan ekspresi yang dingin dan mendatar.

"Cuiihh!" Monalisa kembali meludahi wajah Morgan dan tersenyum puas disana. "Wajahmu itu memang pantas untuk diludahi." Monalisa benar-benar tersenyum merendahkan harga diri Morgan. "Lagi, sekali lagi!" Ada apa dengan pria itu? Ia meminta Monalisa untuk kembali meludahi wajahnya.

"Cuiihhh! Telan semua ludah-ludah busuk itu. Setan keparat!" Morgan tersenyum, ia sengaja membuat Monalisa merasa puas karena telah meludahi wajahnya. Karena setelah ini, ia yang akan puas melihat wanita itu mendesah dan berteriak ampun dibawahnya.

Ada jeda hening selama 10 detik.

Dan setelah itu... Morgan kembali memulai aksinya. Ia menciumi leher juga dada mulus Monalisa dan menyesap gundukan kenyal tersebut seperti seorang bayi yang kehausan. Monalisa? Ia hanya bisa berteriak dan memaki-maki Morgan yang sudah kesetanan.

Tak puas jika hanya sampai disitu. Morgan memutar tubuh Monalisa menghadap pada tembok, dan mengangkat satu kaki wanita itu sambil mengeluarkan kejantanannya yang sudah berdiri tegak sedari tadi. "TIDAK TIDAK, TIDAK!!! JANGAN LAGII!!" Histeris Monalisa saat Morgan sudah menggesek-gesekan ujung batangnya pada bibir kemaluannya.

"Jangan? Kenapa jangan?" Sialan. Bibir wanita itu tak sanggup lagi untuk berucap, karena yang Morgan terus-terusan menggesek-gesekan kejantanannya dan mengecupi juga menyesap punggung mulus Monalisa hingga membuat wanita itu mulai terangsang dan merasakan sengatan-sengatan yang begitu nikmat.

"Morgaann..hen-hentikaann.. Oouuhhh, cu-cukupphh" Morgan menyeringai puas saat tahu bahwa Monalisa telah terangsang. Terbukti dari inti tubuh wanita itu yang mulai membasah. #anjirlah,jorok kali aku🤣

"Kau menikmatinya sayang..kau menikmatinya.." Setelah mengatakan itu, Morgan mulai memasukan batangnya yang keras dan kekar kedalam lubang nikmat Monalisa yang telah basah.

"Mmmpphhh...Ooohhh my God!" Monalisa terpejam menahan air matanya saat merasakan kemaluannya yang kembali dimasuki dan disodok dengan batang sialan milik Morgan.

Tak seperti sebelumnya, kali ini Morgan benar-benar menikmati penyatuan mereka. Sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan menahan satu kaki Monalisa yang terangkat, mulutnya itu tak henti-hentinya terus mencumbui leher juga punggung Monalisa dan membuat tanda merah disana. Satu tangannya pun tak tinggal diam, diremasinya payudara bulat dan kenyal Monalisa hingga membuatnya semakin bergairah.

Apa yang harus wanita itu lakukan? Air matanya memang berderai, tetapi saat ini tubuhnya pun merasakan nikmat yang amat luar biasa. Tak bisa ia pungkiri, dosa yang satu ini benar-benar nikmat dan membuatnya seperti sedang terambang dialuatan lepas.

"Asshhh...yeaahh, teruss..teruss.." Morgan semakin ingin gila rasanya saat tangan Monalisa memegangi telinganya dan sedikit meremas disitu. "Kau menikmatinya...ka-kau oohhh..ssshhhh..."

"Aahhk...tidak tidak, jangan, ja-jangann...aasshhhh ohh...ohhh.."

Perkataan Morgan terputus, karena ia telah mencapai puncak dan memenuhi kantung rahim Monalisa dengan cairannya. Monalisa terjatuh lemas dilantai, percintaan mereka benar-benar membuatnya gila. Bagaimana bisa ia ikut hanyut didalam percintaan Morgan yang tak seharusnya itu?

Jika pertama kali Morgan langsung meninggalkannya, kali ini pria itu justru menggendongnya bridal dan meletakannya diatas ranjang. Saat Morgan ingin melumat kembali bibir Monalisa, ia malah mendapatkan sebuah makian yang sangat pedas dari bibir yang cantik itu.

"MENJAUHH!" Teriak Monalisa membuat Morgan terkaget. Baru saja wanita itu menikmati cara bercinta mereka, tapi sekarang ia kembali kesetanan.

"Hei, ada apa denganmu? Kau lupa? Tadi kau menikmatinya sayang.."

"MENJAUH..MENJAUUUHHH!!!" Teriaknya begitu kencang karena Morgan yang sudah memegang dagunya ingin memcumbu.

Morgan terdiam. Ekspresi wajahnya kembali mendatar dan sorot matanya sangat membiru.

"Kau benar-benar wanita buta yang sialan!" Tutur Morgan dengan suara yang tiba-tiba saja mendingin dan menatapi lekat wajah Monalisa.

"SIALAN? SIALAN KATAMU? HAH?"

Morgan hanya diam dan memperhatikan apa yang akan wanita itu lakukan.

Monalisa meraih handuk yang tak sengaja ia tindih dengan tangannya diatas ranjang, lalu berdiri dan mencambuk wajah Morgan dengan handuk tersebut berulang-ulang kali.

""BRENGSEK! AKU BUKAN BUDAK SEX MU, YANG SEENAKNYA KAU TELANJANGI DAN TIDURI UNTUK MEMUASKAN NAFSU HEWAN MU ITU YANG SEPERTI ANJING KELAPARAN. BAJINGAN, PRIA KEPARAT."

Morgan tertawa. Ya, dia tertawa. Baru kali ini ada wanita yang mengatainya anjing, keparat, bajingan, brengsek dan semua jenis makian yang pedis untuknya.

Tawa Morgan yang menggelegar itu membuat Monalisa mematung tak mengerti dan merasakan ngeri dikedalaman jiwanya.

"Berteriaklah, memakilah sampai mulut mu berbusa. Aku tidak perduli! Kau sudah ku beli, dan kau milik ku, budak sex ku. Kapan pun aku mau, itu tugas mu untuk membuka selangkangan mu pada ku."

Ujar Morgan yang sudah tersenyum lancip bagai setan, lalu pergi menanggalkan Monalisa yang berdiri dan terdiam mematung dengan tubuhnya yang bertelanjang bulat.

Cukuphhh aahhhh🤣

Tak banyak kata, mari vote dan komen beri saya bnyak dukungan🤗💙

Juga ada pengumumam untuk kalian semua kalau...

KALAU CERITA INI HANYA SAMPAI PART 10💕

INI CERITA TERPENDEK YG AKU BUAT🤗

MAKA DARI ITU, YG HANYA MEMBACA TANPA MEMBERI VOTE, SILAHKAN KEMBALI KE PART AWAL DAN VOTE CERITA INI.

Kasihanilah author yg duduk nulis berjam-jam, mikir topik dan ngumpulin imajinasi yg pas demi kepuasan para readers, readers yg tak mengerti bagaimana sulitnya menulis sebuah cerita. Fyi, cerita dgn genre action&romance itu sulit, apalagi dgn sisi author pov, sulit mbak, mass😌

Berilah harga pada karya kami yg tak berkelas ini😌

Next chapter