1 Love at the First Sight

Sebuah Honda jazz hitam terparkir di parkiran dan turun 4 orang anak cowok dari mobilnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Roy, Vano, Doni dan Iwan. Puluhan pasang mata memandang mereka seolah tidak percaya akan apa yang dilihatnya.

Keempat anak itu berjalan menuju ke tengah lapangan tanpa memperdulikan puluhan pasang mata yang menatapnya. Kemudian terdengar suara-suara pelan dari anak-anak perempuan, "waw, gue lagi mimpi ya? Kok bisa ada 4 cowok ganteng di depan gue?" , "sempurna!" , "kalo gak salah mereka itu anak keluarga Setyawan kan?"

Sedangkan dari anak laki-laki, "cih! Belagu amat sih!" , "yang kayak gitu ganteng ? Gantengan juga gue !" , "oh, jadi mereka toh anak kembar 4 itu." Semua kembali sibuk mengobrol, sementara Roy menyiapkan upacara buat MOS.

AWW!" aduh seorang anak perempuan berkulit hitam manis yang jatuh tertabrak Roy yang tadi berjalan tanpa melihat kedepan.

"Aduh, sorry-sorry, lo gapapa kan?" tanya Roy khawatir sambil mengulurkan tangan membantu anak itu berdiri.

"Gapapa," jawab anak itu menerima uluran tangan Roy dan berdiri, lalu memandang wajah Roy. Deg! Jantungnya berdetak cepat.

"Nama lo siapa?" tanya Roy.

"Gue Seila nur afizah panggil aja seila, kalo lo?" jawab anak yang bernama Seila itu.

"Gue Roy Irawan Setyawan, panggil aja Roy, gue duluan ya, ada urusan," kata Roy sambil berlari ke tepi lapangan. Sheila kemudian senyum-senyum sendiri, sepertinya ia menyukai kakak kelasnya yang satu ini.

"Lama amat lo, udah mau mulai tuh upacaraya," kata Doni.

"Sorry," jawab Roy

Roy memulai upacaraya dan mengucapkan penyambutan untuk murid baru. Semua dibagi ke kelas MOS (kelas X), setelah semua masuk ke kelas, Roy, Doni,Vano, dan Iwan memasuki kelas X-1.

# Kelas X-1 #

Roy, Doni, Vano, dan Iwan berdiri di depan kelas dan suasana menjadi hening.

"hari ini MOS pertama, kalian perkenalkan diri dan bakat kalian masing-masing, dimulai dari kamu," Doni menunjuk seorang anak perempuan berkulit putih.

"Saya Sagita shelvana panggil saja Gita, bakat saya dalam bernyanyi dan fotografi," kata anak yang ditunjuk Doni tadi yang bernama Gita. Roy terpesona, namun tak menunjukkannya, (gengsi).

"Saya, Devita anastasia panggil saja Vita, bakat saya bermain piano," kata anak yang duduk di barisan sebelah Gita (karna duduknya sendiri-sendiri). Iwan merasa seperti pernah melihat anak ini, namun ia tidak peduli.

"Saya Seila nur afizah, bakat saya bermain piano, biola, dan gitar," kata Seila sambil tersenyum pada Roy. Roy membalas senyumannya, dan membuat banyak anak perempuan menatapnya sinis.

"Saya Zevana Arga Angesti, panggil saja Zeva, bakat saya bermain basket, bermain drum, sama bass," kata anak itu sambil tersenyum pada Vano, namun Vano tidak peduli dan tidak membalasnya.

Begitu seterusnya, setelah semua memperkenalkan diri, gantian Iwan yang berbicara, "hari ini kalian buat 1 surat cinta untuk salah satu kakak OSIS, perlengkapannya sudah ada di atas meja, kalau sudah selesai, kumpulkan ke kami."

Semua mengambil perlengkapan dan segera menulis surat cinta. Surat cinta pun dikumpul, mereka diperbolehkan pulang. Surat-surat ciia tersebut dipilah di ruang osis, ternyata mereka berempat mendapat surat cinta paling banyak, Roy, Doni, vano,dan Iwan membawanya ke mobil dan membacanya.

Roy membaca surat cinta dari :

To: Kak Roy

From: Vita

Kak,

Aku belum mengenal kakak jadi aku tidak tahu mau menulis apa tentang kakak tapi aku suka senyum kakak begitu menenangkanku,

kuharap senyuman kakak, dapat mengisi hari-hariku.

Roy tersenyum, lalu membaca surat-suratnya yang lain, melihat kembarannya sibuk

juga membaca surat-surat. Setelah selesai, Roy langsung menjalankan mobil dan menuju rumah.

Keesokan harinya..

# Kelas X-1#

"Bakal disuruh apalagi nih kita hari ini?" tanya Gita pada Vita dari tempat duduknya.

"Ga tau deh, tapi enak sih, MOSnya ga ngerepotin gini," kata Vita.

Roy dkk masuk ke dalam kelas, "buat kelompok musik 4 orang, bawain sebuah lagu, trus tampilin di panggung setengah jam lagi," kata vano singkat.

Semua sibuk cari kelompok.

"Git, sekelompok yuk," ajak Vita.

"Tinggal 2 orang lagi siapa?" tanya Gita. Lalu 2 orang anak mendatanginya.

"Vit, Git, boleh gabung ga?" tanya salah satu anak itu.

"Oh, boleh kok seila, zeva kalian bisa main alat musik apa? Gue keyboard" tanya Vita.

"Gue drum," jawab zeva sambil melihat kearah Vano yang sedang mengobrol dengan Roy, Doni dan Iwan di depan pintu kelas.

"Gue gitar," jawab Seila.

"Gue nyanyi ya? Lagu apa?" tanya Gita.

"Terserah," jawab yang lain kompak.

"Gimana kalo Takkan Pernah Ada?" tanya shelva. Mereka mengangguk.

Tiba saatnya mereka tampil. Mereka bersiap diposisinya masing-masing.

Dia memang hanya dia, ku slalu memikirkannya.

Tak pernah ada habisnya Benar dia, benar hanya dia.

Ku slalu menginginkannya, belaian dari tangannya.

Mungkin hanya dia, harta yang paling terindah.

Di perjalanan hidupku, sejak derap denyut nadiku.

Mungkin hanya dia, indahnya sangat berbeda

Reff : Ku haus merindukannya

Kuingin kau tahu isi hatiku

Kaulah yang terakhir dalam hidupku

Tak ada yang lain hanya kamu

Tak pernah ada, takkan pernah ada

Benar dia, benar hanya dia

Ku slalu menginginkannya, belaian dari tangannya.

Mungkin hanya dia, indahnya sangat berbeda

Roy, Doni, dan Iwan terkagum-kagum dengan penampilan barusan, namun tetap saja tidak menunjukkannya terang-terangan (gengsi.) Sementara vano sibuk saja memainkan iPhonenya.

Setelah selesai, Gita dkk menghampiri roy dkk, "hai kak, menurut kakak tadi penampilan kita bagus gak?" tanya Gita sambil tersenyum pada roy, niatnya sih pengen kenalan sama doni.

"Bagus kok bagus," jawab roy sambil tersenyum pada Gita

Kemudian mereka mengobrol sambil menunggu para penampil selesai. Roy mengobrol dengan Gita, namun mata gita selalu mengikuti Doni yang asik mengobrol dengan Seila, sementara Seilanya sendiri sibuk menatap Roy. Terbersit perasaan iri pada Seila dan Gita, namun mereka segera menepis perasaan itu.

Sementara di tempat duduk, zeva mengajak Vano ngobrol tapi selalu dicuekin sama Vano, sementara Iwan dan Vita dari tadi hanya diam-diaman saja, tidak tahu mau mengobrol apa.

Semua penampil selesai dan mereka kembali ke kelas masing-masing. Mereka dibagikan selembar kertas, untuk memilih 2 ekskul yang akan diikuti.

Vit, lo ikut ekskul apa? Gue fotografi sama musik," kata Gita.

"Apa ya? Yang jelas gue pasti ikut musik, emm, jurnalistik aja kali ya," jawab Vita.

"Seil, lo ikut apa? Gue basket sama musik nih," tanya zeva.

"Gue musik sama fotografi," jawab seila.

Lalu mereka mengumpulkan kertas itu dan pulang.

avataravatar
Next chapter