webnovel

Cuckoo's (3)

Tubuh Jeremy sulit digerakkan, ia muak diperlakukan begini, ia benci dipukul ia juga benci diperintah ia sudah tidak tahan dengan semua perbuatan orang-orang kuat yang semena-mena kepada orang yang lemah.

Semua perlakuan kasar yang ia terima membuatnya begitu marah, ia membuka pintu UKS Itu dengan Kuat menimbulkan bunyi yang keras. Ia memeriksa arah perginya Zae, gadis itu sedang menuju tangga.

Dengan dada yang panas dan pemikiran yang tidak jernih karena marah dan takut berlebihan membuatnya berlari kencang menuju gadis pemimpin kelas dengan pangkat tertinggi tersebut.

'' Zae!'' tangan gadis itu di tarik dengan kasar membuatnya otomatis memutar serangan itu demi membela diri

'' ukh.. '' Jeremy kesakitan , sedangkan Zae kaget segera melepas tangan Jeremy

Azalea diam, menunggu kelanjutan , Jeremy merasa malu namun bertambah

Berang.

'' kenapa gua harus Nerima kertas ini? Gua salah apa sih sama Lo?'' tanya Jeremy dengan mata penuh benci

Ditatap demikian , membuat Azalea mendengus dibarengi senyum kecil yang terlihat mengintimidasi. Menyadari reaksi Azalea, Jeremy menyesali perbuatannya yang terpancing karena marah.

'' Lo.. selalu aja buat gua menderita.. Ck gua benci banget orang-orang kayak lo Zae''

Azalea tak bergeming.Jeremy menurun tangga, pada tangga kelima ia merasa pusing karena bekas hantaman yang diterimanya saat penyerangan oleh Kevin. Ia menjadi kurang stabil sehingga sedikit tergelincir dari pijakan tangga. Tubuhnya kehilangan keseimbangan, ditengah tegangan yang menyerang jantung Jeremy ia pasrah ketika akan jatuh.

'' Jeremy!tidak! '' pekik Azalea yang membuat Jeremy merasa harus menahan gravitasi yang menariknya.ia memutar tubuh dalam sepersekian detik, menggapai tangan Azalea yang terjulur demi menahan Laki-laki itu jatuh.Namun seberapapun kuat perempuan, dalam tenaga sulit mengalahkan laki-laki mereka pun jatuh sehingga menimbulkan suara yang keras.

akibat benturan yang keras sangking sakitnya keduanya berakhir pingsan. Jeremy bangun pertama kali, setelah rasa pusing pada kepalanya berkurang timbullah rasa sakit pada lengannya karena posisi jatuh yang memberikan beban pada tangannya.

''ukh... Ah... Tanganku. Zae ada yang sakit?'' ujar Jeremy kesakitan

Mata Jeremy membelalak, hal yang mengejutkan terjadi, hal yang membuat dirinya hanya diam, yaitu ketika ia dapat melihat dirinya sendiri tergeletak. Ia menepuk-nepuk wajahnya tidak mempercayai apa yang ia lihat. Ketika ia melihat Kaca pada jendela yang memantulkan dirinya berwujud Azale ia semakin tidak bisa berpikir jernih.

'' .... tu..tuhan ,, apakah aku dihukum karena terlalu membenci Azalea?..'' tanya Jeremy pada dirinya sendiri. Ia berpikir hal yang terjadi padanya hanyalah mimpi.

Tak berapa lama setelah itu, Azalea tersadarkan dari pingsan.

'' ukh.. dasar apa yang lo pikirkan sampai bisa jatuh.. dari..'' ucapan Azalea terpotong karena ia bisa sosok dirinya kebingungan.

Azalea terdiam, melihat sekeliling, sepi karena sekarang masih jam pelajaran. UKS terletak agak jauh dari kelas-kelas sehingga mungkin orang tidak mendengar suara mereka jatuh.

Mereka memasang wajah yang sama-sama membeku. Azalea nampak berpikir keras lalu setelah menemukan segala kemungkinan-kemungkinan.

Pada akhirnya ia menggelengkan kepalanya lalu terkekeh sedikit karena pendapat yang muncul sangatlah tidak masuk akal. Azalea bergerak sedikit dengan merangkak kearah Jeremy.

'' .. karena begitu membingungkan , tubuh yang sakit karena jatuh tadi tidak bisa merasakan apapun, kalau tidak merasakan apapun berati tidak nyata ya kan?'' Setelah sampai lebih dekat pada Jeremy Azalea membaringkan tubuhnya pada kedua kaki Jeremy yang terduduk dengan pikiran dan mulut yang terkunci karena kemustahilan.

Gadis yang sekarang berada dalam tubuh laki-laki yang dibuatnya menderita ini, menyandarkan dirinya yang sekarang bertubuh besar itu pada kaki ramping yang terjulur itu, disaat yang sama membuat sesuatu dalam diri jeremy bergejolak. Tapi karena melihat wajahnya sendiri begitu pucat gejolak itu turun perlahan, berakhir dengan dirinya membiarkan tubuh itu tertompang oleh dirinya dalam tubuh Azalea.

'' karena gadis gila seperti kau, yang terjadi padaku juga hal-hal yang membuat gila..''

Azalea yang ada dalam tubuh Jeremy membuka matanya perlahan, tersenyum dengan mata yang melembut tapi bersama kata yang menyakiti dirinya sendiri.

'' ..... Kau salah kaprah di sini, kau tipe orang waras yang mendekati orang gila karena kasian lalu setelah orang gila bergantung padamu kau pergi karena takut. Orang gila mana yang tidak berakhir mengusik'' Azalea menyentuh wajah kebingungan yang berada diatas wajahnya dengan menggunakan telapak tangan Jeremy yang besar.

''... Tapi hubungan kita sudah lama berakhir kan'' tegas Jeremy

'' aku tidak pernah ingin ini berakhir'' sanggah Azalea

Sambil menarik leher kurus milik Azalea dengan menggunakan tangan Jeremy yang besar mendekatkan wajah Azalea sangat dekat sampai-sampai pantulan wajah Azalea berada pada pupil mata Jeremy.

'' kau..'' Jeremy menutup matanya karena takut dengan hal yang akan diperbuat Azalea

'' benar-benar pengecut''

Jeremy merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya bersamaan dengan bunyi hp yang mengambil foto.

'' .... Dengan kapasitas otakmu sulit jika kau menyelesaikan keanehan yang terjadi pada kita sendirian'' Azalea berdiri

''.....''

Jeremy terpaku karena masih memproses perbuatan Azalea padanya.

Kemudian wajahnya memerah karena malu.

'' kau! Kau.. barusan menciumku? Kau gila ya? Pakai difoto segala lagi..tunggu, kapan kau ambil hp milikmu.? Nggak malu apa?'' Jeremy panik, meski yang terlihat adalah Azalea yang panik.

Azalea berkedip beberapa kali karena sedikit kaget melihat mimik wajah yang diberikan Jeremy melalui wajahnya.

'' ternyata Azalea itu secantik ini ya'' Azalea yang memakai wajah Jeremy berkata demikian membuat Jeremy yang berada dalam tubuh Azalea merinding

" Tolong jangan berkata begitu dengan wajahku''

Azalea hanya tersenyum kecil, berbeda dari senyum intimidasi yang biasa ia lakukan

'' yuk bolos"

'' hah? Sekarang?''

'' iyalah.kau kira mau bagaimana dengan kondisi tubuh kita begini, kita harus diskusi"

Jeremy bangkit.

''Sekarang? Tas kita gimana?''

Tanya Jeremy

'' tinggalkan saja'' jawab Azalea santai

Jeremy diam, ia khawatir dengan barang-barangnya.

'' tas mu nggak akan kenapa-kenapa aku udah ngehubungi butlerku untuk mengantarnya''

Jeremy mengerenyitkan kedua alisnya mengetahui sesuatu bisa semudah itu dilakukan.

'' lalu, kita ngobrol kemana?''

'' kerumahmu''

'' hah?''