1 Bab 1

   Suatu hari di saat jam menunjukkan pukul 21:00 malam. seorang pria paruh baya berbicara kepada seorang pemuda, "Dikha... tolong belikan saya rokok.. ini uangnya!!!"

Tak lama berselang seorang remaja dengan baju yang sedikit lusuh menghampiri pria paruh baya tersebut. Remaja itu adalah Dikha." iya" jawab Dikha sambil menganggukan kepalanya dan bergegas langsung pergi untuk membelikan pria paruh baya itu rokok.

Dikha adalah seorang anak yang baru saja di tinggal meninggal oleh ibunya. sedangkan sang ayah pergi dengan wanita lain.

Dikha hidup dengan 3 orang adiknya.. yang paling kecil umur 4 th, yang wanita umur 12th dan yang no 2 16 th.

saat ini dikha masih duduk di Sekolah Menengah Atas ( SMA ). dan kebetulan besok adalah hari dimana Dikha akan menerima surat kelulusan.

   Sejak kepergian orang tuanya, Dikha bertekat ingin menjaga adik-adiknya. semua tanggung jawab yang berat dan hidup yang serba sulit dan kekurangan kini mulai dia rasakan.

suatu hari, Dikha memutuskan untuk mencari kerja sesuai dengan kemampuannya.

Dikha pergi berjalan di sekitaran lampu merah. saat itu cuaca sedang panas. matanya tertuju pada seorang pria yang berjualan koran. "Apakah aku juga bisa berjualan Koran?" terbesit tanya didalam fikiran Dikha.

Setelah beberapa saat setelah lumayan lama berfikir. Dikha menghanpiri penjual korang tersebut.

"Bang?" sapa Dikha dengan nada bingung dan agak takut.

Penjual koran pun membalikan tubuhnya kearah asal suara tersebut." iya bang, mau beli koran apa"? jawab penjual koran sambil sedikit tersenyum.

"Cuma mau tanya bang, bagaimana caranya agar saya juga bisa berjualan korang seperti abang sekarang" tanya dikha dengan senyum kecil.

"Oh ternyata abang mau jualan koran juga?" tanya balik si penjual koran

"Iya bang kalau boleh" jawab Dikha dengan wajah sedikit senang.

"Jika abang benar-benar ingin berjualan koran,besok pagi abang ikut saya ke kan tor korannya. nanti saya kenalin dengan bos saya"sambung si penjual koran.

"Iya bang" sahut Dikha.

"Besok pagi jam 04:00 pagi abg tunggu saya di sini, kita ketemu di sini" Lanjut si penjual koran. 

"iya bang, saya pasti datang! sebelumnya terima kasih banyak ya bang? saya pulang dulu" ucap Dikha sambil menjulurkan tangannya ke arah si penjual koran.

Si penjual koran menyambut tangan Dikha dan berkata "oh iya sama-sama bang... Hati-hati di jalan.

Dengan wajah senang sambil sedikit mengangukan kepalanya Dikha membalikan tubuhnya dan berlalu pulang.

Saat di perjalanan pulang, Dikha melihat pedangang es buah, dan saat itu juga sangat panas. Dia ingin sekali membeli es tersebut untuk menghilangkan haus pada dirinya.

akan tertapi mengingat uang yang ada di sakunya hanya beberapa ribu saja. Dikha membatalkan niatnya. di fikirannya, dari pada aku membeli es itu lebih baik uang ini aku pergunakan untuk keperluan lain.

beberapa saat kemudian, Dikha memutuskan untuk pulang langsung ke rumah untuk melihat adik-adiknya.

Saat perjalanan pulang ke rumah, Dikha selalu memikirkan kerjaan lain apa yang bisa dia lakukan selain jualan koran. agar adik-adiknya bisa terus sekolah.

Setiap kali memikirkan adik-adiknya,Air mata Dikha tanpa dia sadari selalu menetes. Dia berfikir mengapa ini bisa terjadi kepada dirinya dan adik-adiknya.

sambil menghapus air matanya, dikha terus berjalan menuju rumahnya.

selang beberapa lama terdengar triakan,"kaaaak... kaakk...?" suara anak kecil memanggil ke arah Dikha dengan raut wajah yang senang melihat kakaknya pulang.

avataravatar
Next chapter