1 Empat Mata Indah di Bandara

Hari ini aku berada disalah satu pulau indah di ujung timur Indonesia. Duduk ditepi pantai, memandang indah lautan luas. Sesekali ku memejamkan mataku untuk menikmati semilir angin, menikmati deburan ombak serta aroma khas pantai. Momen yang sangat aku sukai kala aku berada di pantai. Rasa syukur tiada henti terlantunkan dari bibirku. Sungguh ciptaan dan kuasanya sangatlah Agung.

Telting .. terdengar ponselku berbering pendek menandakan ada pesan masuk. Tanganku mulai merogoh saku bajuku untuk mengambil benda pipih warna putih dengan softcase kumpulan foto travellingku dan foto keluargaku. Kulihat benda pipih itu terdapat beberapa notifikasi masuk yaang belum sempat aku buka.

Mama "Sayang, kapan kamu pulang ??"

Abang "Dek, kamu gak lupa jalan pulang kan ??"

Ayah "Nana kapan pulang sayang ??"

Hari ini tepat seminggu kepergianku dari rumah untuk berkunjung ke Raja Ampat ini. Pekerjaan travelingku membuat orang-orang terdekatku selalu mencemaskanku. Terlebih mamaku yang tiada hari tanpa menghubungiku. Sebenarnya travelling merupakan hobi yang menurun dari ayahku yang sewaktu kecil selalu mengajakku untuk berpetualang. Kecintaanku dengan trevelling pernah ditentang oleh mamaku. Sampai akhirnya aku pernah sakit demam cuma karena aku batal pergi trevelling sesuai rencanaku. Dan dari situlah mama mengizinkanku untuk travelling. Yang selalu menjadi ke khawatiran mamaku adalah aku seorang perempuan yang kemana-mana sendiri tanpa didampingi oleh seorang lelaki.

Aku merupakan seorang penulis blogger untuk salah satu website yang cukup terkenal di Indonesia. Disamping itu aku juga selalu menuliskan pengalamanku melalui website pribadiku. Kedatanganku ke Raja Ampat ini tak lain tak bukan karena urusan pekerjaan. Inilah pekerjaan serta hobiku, semua terasa seperti liburan bagiku. Menyenangkan itu pasti bagiku, liburan kemanapun sesuai jadwal dan biaya ditanggung oleh perusahaan tempatku bekerja.

"Insya Allah nanti sore nana pulang ma, pa, bang. Mau dibawain oleh-oleh apa dari Raja Ampat ??" balasku

"Cukup kamu pulang dengan selamat papa udah seneng, nanti dijemput jam berapa sayang ?" balas papa

"Doakan nana pulang selamat, nanti jemput nana jam 8 malam ya pa. Sekarang nana mau siap-siap untuk pulang" balasku kemudian berdiri meninggalkan keindahan pantai Raja Ampat.

Setiap tempat menyajikan pesona keindahan yang beragam. Memiliki ciri khas masing-masing dan selalu memberikan pengalaman tak terlupakan. Masalah report untuk pekerjaan selalu ku selesaikan sebelum pulang ke rumah. Perjalananku kesuatu tempat untuk bekerja, sehingga laporan juga harus kuselesaikan saat itu juga. Untuk mengambarkan lokasi disana dengan kata penuh makna, membuatku kesusahan jika harus mengerjakan diluar sana. Ditempat yang akan kutuliskan selalu memberiku inspirasi kata sehingga semua terasa mudah bagiku.

Selama di Raja Ampat ini aku selalu ditemani oleh Fariza. Awal bertemu dengannya saat berada di bandara soekarno-hatta ketika perjalanan menuju Raja Ampat. Dia sangat baik mudah bergaul dan sangat membantuku selama di Raja Ampat ini. Jika tak ada dia mungkin aku akan sedikit kerepotan seperti biasanya.

Kepulanganku ke Jakarta pukul 3 sore dan insyaallah sampai di Jakarta pukul 8 malam. Fariza mengantarkanku sampai ke bandara. Tugasnya dia di Raja Ampat ini belom selesai sehingga dia masih tetap tinggal disini.

"Riza, makasih banyak ya kamu sudah membantuku sejauh ini. aku sangat berterimakasih sama kamu, kalau gak ada kamu entahlah aku akan seperti apa disini. Bahkan kamu sampai repot-repot mengantarku ke bandara" kataku seraya memeluknya erat. Inilah yang aku suka perjalananku dapat menemukan teman baru untukku.

"Sudahlah Najla kamu jangan terlalu berlebih seperti itu. Aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan orang sepertimu. Jarang-jarang ada perempuan yang berani travelling sendiri kaya kamu. Aku sangat senang bertemu denganmu. Semoga kita bisa bertemu dilain waktu lagi ya. Semangat menulisnya semoga tulisanmu bisa mengispirasi banyak orang, dan memotivasi orang untuk menikmati dan menjaga keindahan Indonesia ini" ucapnya masih dalam posisi berpelukan.

"Makasih ya Riza, sampai jumpa. Assalamualaikum Riza" kataku mengakhiri perjumpaanku dengan Fariza.

Setelah perjalanan 5 jam dari Raja Ampat akhirnya aku sampai Jakarta juga. Aku keluar dengan mencari-cari lelaki yang bersedia menjemputku di bandara ini. Namun tak menemukannya. Aku mulai membuka ponselku berniat menghubungi papaku sambil jalan menuju kursi tunggu.

Brukk ... ponselku hampir jatuh karena ada seseorang yang menabrakku. Entah aku atau dia yang menabrak karena aku menyadari bahwa aku jalan terfokus pada ponselku.

"Maaf, saya tidak sengaja" kataku kemudian menghadap ke arahnya.

"Saya juga minta maaf, karena saya terburu-buru" balasnya menghadap ke arahku.

"Permisi" kataku. Mata hitamnya sungguh menyenangkan dipandang. Mungkin kalau orang lain yang melihat mereka akan menilai mataku dan matanya sama-sama indah. Ahh apalah aku, kenapa aku jadi memikirkan matanya sih.

Nafis POV

Namaku Nafis Algibran Narendra, hari ini aku kembali ke Jakarta setelah 5 tahun menempuh pendidikan di Jerman. Betapa kagetnya aku ketika aku berusaha mencari mama dan adikku yang tengah menjemputku. Aku menabrak seorang perempuan cantik berhijab biru dengan mata hitam yang indah. Sungguh meneduhkan.

"Maaf, saya tidak sengaja" katanya menghadap ke arahku, yang awalnya kami sibuk dengan ponsel masing-masing. Betapa terpesonanya aku melihat matanya. Mata hitam yang indah, seperti mataku. Bukan aku begitu percaya diri atas mataku, nyatanya itu yang selalu dikatakan orang mengenai mata hitamku ini.

"Saya juga minta maaf, karena saya terburu-buru" balasku masih dengan pandangan yang sama kearah matanya.

"Permisi" katanya kemudian berlalu pergi.

Sepertinya dia sudah ada yang menjemput, dia sedikit berlari ke arah luar menuju mobil yang telah menunggunya. Baru kusadari ternyata ada buku catatan kecilnya yang terjatuh. Inginku mengembalikanya, sayangnya mobil yang ia kendarai sudah melaju. Ku lihat sampulnya, gambar sketsa tulisan tangan seorang perempuan dengan baju khas petualang disalah satu tempat. Dan sampul belakangnya adalah foto aslinya. Cantik, kata pertama yang terucap dari mulutku. aku memasukkan kedalam tasku, kemudian aku segera menghubungi mamaku.

Sesampainya dirumah, aku merebahkan tubuhku dikasur yang sudah kutinggal selama 5 tahun ini. Dengan ruangan yang masih sama, semua isinya pun masih sama. Selama ku tinggal kamar ini selalu dirawat oleh mamaku. Sejenak ku terdiam, teringat mata hitam gadis berjilbab biru muda itu. Begitupun aku teringat note kecilnya yang terjatuh saat bertabrakan denganku tadi. Aku penasaran dengan isi note tersebut. Aku mengambil dari ranselku kemudian berniat membukanya. Halaman pertama terdapat sebuah quotes, yang aku yakini itu adalah tulisannya.

Terimakasih Tuhan atas mata terindah yang kau ciptakan untuk hambamu ini. Terimakasih sudah memberikan Indonesia beserta keindahannya sebagai tanah airku. Terimakasih sudah mengizinkan aku untuk menikmati keindahan Indonesiaku ini dengan mata indah-Mu. Izinkan aku menikmati seluruh keindahan Indonesiaku ini

-Najla Hilyah Mumtazah

Benar dugaanku dia suka berpetualang menikmati keindahan Indonesia. Iapun menyadari keindahan matanya. Kemudian aku membuka halaman selanjutnya terdapat beberapa list tempat wisata Indonesia.

Danau Toba (2 Januari 2019) ✔

Pulau Padar labuan Bajo (20 Februari 2019)✔

Pulau Weh (6 maret 2019)✔

Baluran situbondo (18 maret 2019)✔

Gunung bromo (22 maret 2019)✔

Lombok (14 april 2019)✔

Ngarai sianok, Minangkabau (29 April 2019)✔

G land Banyuwangi (10 mei 2019)✔

Teluk Hijau Banyuwangi (14 mei 2019)✔

Kepulauan karimunjawa (12 Juni 2019)✔

Taman Nasional komodo ( 30 juni 2019)✔

Kepulauan Derawan kalimantan (15 Juli 2019)✔

Raja Ampat (21 Agustus 2019)✔

Pantai dreamland Bali (10 september 2019)

Pulau Belitung ( 23 September)

Taman Laut Bunaken (12 November 2019)

Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Tenggara (20 November 2019)

Kepulauan gili Bali (1 Desember 2019)

Malino Makassar (16 Desember 2019) #najla_hijabtraveller

Aku baca satu persatu daftar tempat yang mungkin akan ia kunjungi. Terlihat diujung notenya terdapat hastag najla_hijabtraveller. Aku penasaan dengan hastag tersebut. Aku mengambil ponselku kemudian mencoba mengetik namanya dipencarian instagram. Aku menemukan @najla_hijabtraveller. Aku mencoba membukanya, semua postinganya berisi foto-foto tempat yang memiliki pemandangan indah. Dan tak ada satupun foto yang menampilkan wajahnya. Semua foto diambil dari belakang dirinya. Begitupun dengan foto profilnya. Selain foto yang dia ambil dari belakang dirinya, semua postingan memliki caption yang manarik. Pemilihan katanya sungguh indah, rangkaian katanya penuh makna, semua postingan diakhiri dengan by Najla.

Andai aku bisa bertemu dengannya kembali. Setidaknya aku ingin mengembalikan note nya ini. ahh kenapa aku jadi terlalu memikirkannya. Aku akan mengembalikannya, sesuai dengan listnya 10 september depan dia akan mengujungi dreamland Bali. Aku akan menemuinya disana dan akan mengembalikan notenya. Akupun memotret list yang dia tulis.

Najla POV

Sesampainya dirumah mama selalu menyambutku dengan wedang jahe madu hangat. Katanya perjalanan jauhku harus dinetralkan dengan meminum wedang itu agar kembali segar. Dulu awalnya aku selalu menolak minuman tersebut, tapi makin kesini jadi makin suka.

"Na, langsung istirahat ya, gausah nulis dulu sekarang pasti capekkan jangan tidur malem-malem" nasehat mama, petuah-petuah yang selalu ku rindukan.

"Iyaa ma, emang nana udah mau tidur kok" jawabku

Sebelum tidur aku ingin melihat daftar kunjunganku selanjutnya. Ku cari note kecil berisi list tempat wisata yang akan ku kujungi, namun tak ku temui. Aku mulai mengingat-ingat terakhir aku memegangnya. Yah, sesampainya di bandara Soehat aku masih memegangnya, bahkan aku mencheklist Raja Ampat yang udah ku kunjungi. Lantas kemana noteku ?? pikirku. Apa iya jatuh waktu aku berpapasan dengan laki-laki mata hitam tadi ?? oh my god kenapa bisa ilang sih ??

Pagi ini di meja makan.

"Sayang, kamu gak ada keinginan untuk kerja kantoran gitu kayak kakakmu, ya kayak kamu dulu ??" tanya mama sambil mengambikan nasi untukku.

"Bukannya Nana udah kerja kantoran ya ma ?? Nana juga ada kantornya ma, ya memang nana sering pergi ngereport jadi itu emang tugas Nana ma" jawabku.

Sebenarnya ini bukan pertanyaan pertama yang diajukan oleh mama. Sudah berkali-kali mama menginginkan aku bekerja kantoran yang full time bekerja didalam ruangan. Bagi mama traveller itu bukan suatu pekerjaan. Yang pada dasarnya traveller itu penghasilannya cukup besar. Itupun sudah aku rasakan. Terlebih aku memiliki blog pribadi.

"Kamu itu perempuan Na, gak baik kalau kamu itu keluar kota, keluar negeri sendirian. Kamu itu butuh mahram yang harus jagain kamu. Mama tuh lebih tenang kalau kamu bekerja didalam kantor" balas mamaku yang kekeuh menginginkan aku untuk berhenti menjadi traveller.

"Yaa mahram Nana kan sibuk dengan urusan pekerjaannya semua ma. Nana gak mungkinkan mengajak mama, begitupun Nana gak bisa mengajak papa maupun kak Thariq" jawabku, sejenak berfikir kemudian

"Waitt jangan bilang mama pengen aku menikah ya ??" tanyaku penuh selidik yang dibalas senyuman oleh mama. Dan diikuti tawa oleh papa, kak Thariq dan kak ayu (istri kak thariq).

***

Hari ini mau tidak mau aku harus datang ke kantor untuk melihat jadwal perjalannku. Sebenarnya sekarang semua bisa dilakukan dengan online. Tapi kalau sudah berurusan dengan sekretaris utama semua berasa ribet. Jangankan online, offline aja janjiannya susah. Kehadiranku ke kantor biasannya jika ada rapat penting atau emang ada keperluan lain yang mengharuskan ke kantor. Masuk kedalam ruangan karyawan, mejaku berada dibagian ujung. Karna jarang aku pakai, mejaku penuh dengan berkas-berkas yang entah aku tak paham dengan semua itu.

"Haiii naa, apa kabar ?? Kesasar nih bisa sampai sini ??" kata diva temen sebelah mejaku

"Ehhh iyaa maaf ya, nitip berkas-berkas aku dimeja kamu. Kan selama ini kosong, aku lagi banyak laporan jadi ku titip situ dulu ya" sambungnya menjelaskan

"Iyaa gak papa, pake aja. Toh aku juga jarang dikantorkan. Sekarang tuh aku mau lihat jadwalku lagi. Note ku hilang saat pulang dari Raja Ampat, aku gak ada salinannya jadi harus minta lagi deh." Jawabku menjelaskan.

"Gimana di Raja Ampat, enak ya ?? pengen deh kaya kamu, kerjanya liburan terus. Seneng, gak suntuk kaya aku yang harus ngerjain semua laporan itu" keluhnya.

"Sabar aja, semua pekerjaan harus dilalui dengan senang ya. Jadi kita gak merasa terbebani. Gituuu vaa, aku mau ketemu Ratu dulu, ada gak ya dia diruangannya ??" tanyaku pada diva.

"Coba aja lihat ke ruangannya" katanya.

"Yaudah aku ke ruangan Ratu dulu ya, semangat diva. Nanti akhir tahun aku ajak jalan deh" kataku diakiri tawa. Kemudian berjalan menuju ruangan Ratu.

Seusai dari ruangan Ratu aku kembali ke ruangan karyawan. Kembali duduk ditempat kebangganku dulu, sebelum akhirnya aku diterima di bagian travelling. Dulu waktu pendaftaran travelling dibuka untuk 2 orang. Aku dan diva berencana masuk ke bagian tersebut, setelah mengikuti rangkaian tes ternyata yang diterima cuma satu orang yaitu aku saja. Awalnya diva kecewa karena tidak terpilih namun pada akhirnya dia menikmati juga menjadi editor laporan.

Jam menunjukkan waktu istirahat sholat dan makan. Kebetulan aku dan diva sekarang lagi datang bulan. Seperti biasanya dulu, aku dan diva suka makan siang di warung soto pak ajim didekat kantor.

"Na, mumpung kamu lagi dikantor, ini kan lagi jam makan siang, ke warung pak ajim yuk. Udah lama kan kamu gak makan sotonyaa pak Ajim" ajak diva bersemangat.

"Bolehh tuhh, kangen banget sama sotonya pak Ajim. Yuk cuss sana" jawabku.

Suasana warung pak Ajim kalau lagi jam makan siang selalu ramai. Karna warung makan ini deket banget dengan beberapa kantor disini. Hampir semua pengunjungnya pasti karwayan perusahaan sekitar. Terlihat semua pakaiannya rapi khas orang kantoran. Diva menyuruhku untuk mencari tempat kosong, sedangkan dia yang akan memesan. Aku mulai mengedarkan pandangan mencari meja kosong. Tak sengaja terlihat makhluk yang tidak asing berada di meja dekat jendela yaitu Arka, Dika dan Rio. Meraka semua adalah teman masa SMA ku. Arka meihat ke arahku dan melambaikan tangan agar aku ke tempatya.

"Haiii Na, kamu sama siapa disini ??" tanya Arka

"Aku sama Diva teman kantorku, mau cari meja kosong" kataku masih mengedarkan pandangan mencari meja kosong.

"Sini aja, tuh masih ada 3 kursi kosong. Jam segini mah kursi udah pada penuh lah. Pada makan siang" kata Dika menimpali

"Beneran nih boleh ikut gabung aku berdua sooalnya ??" kataku memastikan.

"Iyaa gapapa na, kaya sama siapa aja dah" kata Rio ikut bersuara.

"Eh bukanya kemaren kamu masih di Raja Ampat ya ??" tanya Arka

"Iyaa, baru pulang kemaren. Btw emang kalian ini pada satu kantor ?? kok bisa barengan gini ? tanyaku pada mereka semua.

"Aku sama Dika satu kantor, kalau Rio enggak. Cuma emang kita sekarang ada proyek bareng. Jadi selesai meeting kita makan disini. Terus ketemu kamu disini. Ehh kamu masih bekerja di Media travell itu ya ??" katanya

"Owhh gitu, iya aku masih kerja disitu. Makanya masih sering travelling. Eh kalian sering makan disini atau baru ??" tanyaku mencari bahan obrolan wkwkkw

"Kita udah beberapa kali sih makan disini. Meskipun cuma soto, rawon tapi rasanya gak kalah sama makanan restoran. Enak banget" jawab Arka.

"Betull emang disini enak banget" balasku

Kemudian pelayan datang diikuti oleh Diva yang membawa dua mangkok soto. Aku menerima mangkuk dari Diva dan mengenalkannya kepada ketiga teman cowokku waktu SMA.

"Najla lebih cantik kalau pakai hijab gini ya, kaya lebih kalem gitu. Tapi tetap ada sentuhan strong gimana gitu haha" kata Dika diakhiiri dengan tawa.

"Lohh emang dulu waktu SMA Najla belom berhijab ?? tanya Diva penasaran

"Belom ya Na, masih inget tuh aku, dia kalau ke sekolah pakai rok panjang, kemeja lengan panjang. Tapi belom pake hijab, rambutnya terurai sama pakai jepitan rambut ya kan ?? kata Arka menjelaskan.

"Inget banget sih loe ka" kataku yang dibalas dengan cengengesan olehnya

Memang aku dulu waktu SMA masih belom memakai jilbab tapi udah mulai menutup aurat. Lebih suka pakai rok panjang sama kemeja lengan panjang. Karena pernah ada pengalaman waktu pakai rok pendek khas anak SMA banyak temen yang ngegodain. Dan yang selalu membela ya si Arka ini.

"Tapi emang lebih cantik gini sih Na kamu tuh. Meskipun pake hijab masih bisa tampil cool kalau lagi travelling" kata Rio.

"Kalian tuh terlalu berlebihan, biasa aja kali aku tuh. Mau pakai hijab atau enggak emang aku udah cantik" jawabku dengan rasa percaya diri yang dihadiahi ejekan dari mereka semua.

Selesai makan siang, aku dan Diva kembali ke kantor dan ketiga temanku juga pastinya kembali ke kantor masing-masing.

"Naa, Dika itu masih jomblo nggak sihh ?? ganteng banget deh dia ??" tanya Diva yang diam-diam kepoin Dika

"Gatau juga sihh, kayaknya belom. Coba kepoin instagramnya aja @hardika_ mau aku kenalin sama dia ??" tanyaku mencoba mengodanya.

"Ihh gak mau ya, aku tuh cuma tanya aja" jawabnya malu-malu dengan pipi yang merona.

Setelah sampai kantor, aku menyimpan barang-barangku untuk segera pulang. Sebenarnya Diva melarangku pulang, dia ingin aku menemaninya. Sayangnya aku harus pulang, karena udah terlanjur ada janji dengan kak Ayu untuk menemaninya belanja bulanan.

***

Sesampainya di Pondok Indah Mall aku dan kak Ayu berkeliling melihat-lihat. Sampai akhirnya kak Ayu mengajakku ke salah satu butik baju muslim kekinian. Katanya orang seperti aku yang hobinya liburan cocok kalau pakai baju desain yang ada di butik tersebut. Dan sayangnya aku tak tertarik, malah kak Ayu sendiri yang belanja disitu. Karena udah capek keliling lihat-lihat baju. Belanja bulanan baru benar-benar akan dimulai. Maklum perempuan, tujuannya apa, yang dilihat dulu apa.

Selesai belanja bulanan yang mana belanjaannya bisa dibilang gak sedikit. Karna dua troli berisi penuh belanjaan kebutuhan rumah. Dan karena aku dan kak Ayu gak ada yang bawa mobil, kita dijemput kak Thoriq. Beruntung dia mau jemput, setidaknya ada yang bawain belanjaan.

"Mana sih kak, kak Thariq nya ?? capek nih nungguin dia lamaa banget dah." Kataku mengomel.

"Bentar lagi juga kesini, tadi waktu kakak telfon udah di parkiran kok. Tunggu bentar ya dek" katanya dengan sabar.

"Haduhh punya kakak baik banget sih ??" kataku.

Beberapa menit berikutnya datanglah kak Thariq yang datang dengan santainya tanpa rasa bersalah karena udah buat aku dan kak Atyu menunggu begitu lama. Sebelum aku memberikan belanjaannya ke kak Thariq terlebih dahulu aku mengomelinya. Sampai akhirnya sampai rumah aku masih bete denganya.

avataravatar
Next chapter