30 Tante Ririn...

Hari ini pulang sekolah anak-anak cowok kelas XI Fisika I latihan futsal. Anak-anak cewek biasanya ikut nonton latihan. Ada crush nya masing-masing.

Raini-cewek itu kini memberanikan diri seperti Nesya. Dia mencoba lebih berani pada Seno. Seperti; bertanya; menyapa; mengajak ngobrol pastinya. Nesya saja bisa masa dia enggak. Tapi hasilnya nihil, melihat tatapan tajam dengan wajah kerasnya Seno saja nyali Raini menciut.

"Ayo Rai, Lo pasti bisa," ucap Jesicca menyemangati Raini.

"Gue gak mau dibikin malu lagi!" gerutu Raini.

Nesya yang berada dipinggir lapang sambil membawa air mineral juga handuk untuk anak-anak itu membuat Raini tambah malas saja.

"Nanti aja deh, gue ada urusan."

Raini melengos pergi, bisa-bisa ditertawakan Nesya jika dia menghampiri Seno. Dia msih terbayang saat Seno memarahinya dihapan umum. Tidak. Hal itu tidak boleh terulang lagi.

Selesai berlatih, handuk juga air mineral yang disiapkan Nesya juga anak-anak cewek lain sudah dipakai dan air mineral diteguk habis tanpa sisa. Sepertinya mereka sangat lelah.

Suara dering ponsel di dalam tas yang berada di ujung itu membuat Denis segera mengambilnya.

Denis melemas seketika. Ia mengangkat telponnya.

Denis membalikan badannya menatap cewek yang sedang sibuk membereskan botol mineral. Seno-cowok itu memperhatikan Denis.

Denis berjalan memberikan ponselnya pada Nesya.

"Apa?"

"Mami telpon, nanyain Lo," ucap Denis sedikit kesal.

"Apa? Aku tak salah dengar?" Fajar menyambar begitu saja seperti petir.

Nesya mengambil ponsel itu, dan menanggapi apa yang diucapkan Ririn itu.

"Iya tante, kapan-kapan Nesya main."

"Ketemu Bunda?" kaget Nesya membuat Denis juga orang sekitar memelototkan matanya. Seno hanya melirik sekilas.

"Nanti atur waktunya aja yah tante, nanti Nesya sampein sama Denisnya."

Mau jawab apa lagi Nesya? Masa menolak begitu saja.

Denis merebut ponselnya itu.

"Udah Mami, Nesyanya udah mau pulang."

Denis mematikan ponselnya.

"Lo pake pelet apa sih sama Mamih?" tanya Denis tak kira-kira pada Nesya.

"Enak aja kalo ngomong. Mami Lo tahu orang baik, orang tulus, cantik kaya gue," jawab Nesya.

"Heh, Lo tahu Mami kalo udah nanya-nanya orang tua gitu, dia gak main-main mau jodohin," ucap Denis.

Nesya kaget. Ucapan Denis barusan untung saja tidak terdengar banyak orang, untuk saja yang laainnya sudah meninggalkan lapangan.

"Kalian dijodohkan? Kau ini bukannya suka dengan Seno? Malah ke Denis?"

Fajar jadi bingung sendiri.

"Bukan gitu Jar, ini tuh persoalannya bukan gitu."

Denis gemas sendiri, bagaimana menjelaskaannya.

"Gimana kalo Mami nyari tahu sendiri terus datengin nyokap Lo?" tanya Denis.

"Masa sampe segitunya sih?" tanya Nesya.

"Lo gak tahu, Mami itu gak pernah main-main," ucap Denis.

"Gue pulang duluan," ucap Seno yang sudah merasa sangat kesal mendengar obrolan mereka.

"Kau cemburu Sen?" tanya Fajar.

"Cemburu? Ngapain?"

"Ya ini, si Nesya dipaksa mau sama Denis."

"Bukan urusan gue, lagian gue gak ada perasaan apapun sama dia."

Cukup. Nesya tahu hal itu, tidak perlu Seno memperjelas. Begini nih, Nesya terlalu optimis kalau Seno akan membalas perasaannya. Perilaku Seno akhir-akhir ini menurut Nesya menunjukan perkembangan. Seno akhir-akhir ini menerima keberadaan Nesya, bahkan terlihat seperti memberi harapan untuk Nesya.

***

Kasih Ulasan yah temen-temen, supaya semanggat updatenya. Collection, comment, power stonenya juga jangan lupa.

Love You So Much...

avataravatar
Next chapter