27 Jealous?

"Makasih Ice Creamnya," ucap Nesya sambil memakan Ice Cream rasa Vanila Strawberry itu, yang akan habis dalam satu suapan.

"Udah dihubungin supirnya?" tanya Seno, dan membalas ucapan Nesya hanya dengan mengangguk saja.

Mereka menuju parkiran, sembari Nesya yang menghubungi lagi Mang Harun untuk menjemput. Tak lupa membuang cup Ice Cream yang sudah ludes habis. Di dekat mobil Seno ada seorang wanita setengah baya, yang Seno dan Nesya kenal.

"Tante," sapa Nesya.

"Hai cantik," jawab Mamihnya Denis, iya itu Mamihya Denis. Yang tadi ketemu di tempat penjual Ice Cream, bahkan belum sempat tahu Nesya nama Mamihnya Denis.

"Denisnya kemana tante?"

Mamihnya Denis seperti bingung untuk menjawab.

"Em, begini, kamu... pulang diantar Seno?"

"Enggak tante, dia dijemput supir," jawab Seno kemudian.

"Oh gitu... bilang sama supir kamu gak usah jemput. Biar Denis yang anter," ucap Maminya Denis.

Nesya kebingungan. Dia bingung harus jawab apa. Dan harus bagaimana.

"Supir Nesya udah dijalan tante," ucap Nesya lagi.

"Bilangin aja kamu dianterin," jawab Maminya Denis, berusaha membuat Nesya dianter Denis.

Seno seketika merasa ada yang aneh, apalagi melihat tante Ririn-Maminya Denis itu terlihat sangat menyukai Nesya.

"Mami... jangan malu-maluin Denis."

Karena geram melihat kelakuan Maminya itu, akhirnya Denis keluar dari mobilnya itu. Maminya memaksa untuk menunggu Nesya dan Seno. Bahkan sangat heboh ketika melihat Nesya dan Seno sedang berjalan mengarah ke dekat mobilnya. Denis tadi dengan buru-buru masuk kedalam mobilnya.

"Kok malu-maluin sih? Tante gak malu-maluin kan sayang?" tanya Ririn.

"Enggak kok tante. Eh Nesya belum tahu nama tante," ucap Nesya menjawab.

"Ririn, nama tante Ririn, tadi kelupaan ngenalin nama tante."

Nesya kemudian tersenyum.

Suara dering telpon ponsel Nesya memecahkan kecangguan barusan.

"Iya Mang?"

....

"Oke kalo gitu Nesya ke Lobi."

....

"Supir Nesya udah jemput tante," ucap Nesya.

Terlihat kekecewaan Ririn. Ia benar-benar mencari ide bagaimana caranya supaya Denis dekat dengan Nesya.

Denis sudah tak habis pikir dengan Maminya itu.

"Begini saja, supirnya Nesya suruh anterin tante, Kamu dianterin Denis. Gimana?" tawar Ririn.

"Mami gila?" tanya Denis spontan yang mendapat cibiran dari Maminya itu.

Seno yang mendengarnya saja benar-benar tak percaya dengan tante Ririn, sebegitu inginnya Denis dengan Nesya.

Nesya bahkan bingung bagaimana cara menolaknya. Tak mungkin Ia menolak juga.

"Ayo...ayo," sumringah Ririn. Denis sudah lebih dulu masuk mobil, merutuki dirinya yang mempunyai Mami seperti itu.

Nesya belum mengikuti Ririn juga Denis. Ia pamit dulu pada Seno.

"Aku pulang," pamit Nesya.

"Hm."

"Makasih buat hari ini," ucap Nesya lagi.

Seno menatap dalam mata Nesya. Kenapa dengan dirinya? Mendengar juga melihat tante Ririn yang sebegitunya pada cewek dihadapannya ini, Seno merasa ada yang membakar dadanya.

"Ya," jawab Seno singkat seperti biasanya.

Nesya tersenyum kemudian masuk kedalam mobil Denis. Dan ternyata duduk di depan samping Denis. Denis memberikan klakson pada Seno, tanda pamit lebih dulu. Sangat terlihat dari spion Nesya, Seno yang sedang menatap kepergian mobil Denis dengan wajah yang tak bisa di tebak.

***

Power Stone, Comment, Reviews, Collection. Bantu share juga cerita ini, hehe...

Terima Kasih.

avataravatar
Next chapter