26 Ice Cream

Masih di mall. Seno belum mengajak Nesya pulang, begitupun Nesya yang sama sekali tidak minta pulang. Keduanya kini masuk ke tempat permainan.

Nesya dan Seno bermain Pump It Up. Nesya akan menunjukan kebolehannya.

"Kalau kalah?" tanya Nesya.

Seno berdecak melihat kesombongan Nesya.

"Teraktir Lo seminggu. Kalau gue menang?"

"Tetep teraktir aku seminggu," jawab Nesya yang setelahnya tertawa lucu. Seno menyentil pelan kening Nesya.

"Main dulu, kita liat siapa yang menang."

One...

Two...

Three...

Go...

Keduanya sudah mulai dalam permainan. Nesya kedepan belakang pinggir dengan semangat, begitupun Seno. Keduanya larut dalam permainan, sangat menikmati waktu saat ini. Yang entah Seno baru dapat kali ini.

"Yaashh." Seno kegirangan, dia menang.

"Kamu teraktir aku seminggu berarti," ucap Nesya sambil sedikit ngos-ngosan.

"Gak ada yang nguntungin buat gue dong," ujar Seno.

"Gue teraktir Ice Cream aja gimana?" tanya Seno.

"Mauuuu," jawab Nesya cepat, kebetulan sedang haus, dan menginginkan sesuatu yang dingin.

Seno dan Nesya pun beranjak dari sana, akan ke tempat Ice Cream.

***

"Mamih, Ice Cream nya Denis juga mau."

"Kamu jangan banyak makan Ice Cream, nanti batuk."

"Miiih, kali ini aja."

Seno dan Nesya berpandangan. Cowok didepan yang sedang adu argumen dengan seorang wanita setengah baya.

Seno berjalan menghampiri mereka.

"Tante," sapa Seno, lalu menyalami Mamihnya Denis itu, disusul Nesya.

"Eh... Seno," Mamihnya Denis terlihat ramah sekali, seperti sudah akrab, "ini ceweknya yah?" tanya Mamihnya Denis.

"Cantik banget," pujinya.

"Nesya tante, waktu itu pernah kerumah Denis. Ngerjain tugas sekolah," ucap Nesya memperkenalkan diri.

"Tuh Denis, cari cewek tuh kayak gini. Cantik, baik, pasti pinter," tak henti-hentinya Maminya Denis berbicara.

"Tante, bisa aja."

"Dia juara umum sekolah Mih," ujar Denis.

"Ih Seno cari cewek pinter banget."

"Dia bukan Pacar Seno tante," ucap Seno.

Nesya yang tadinya tersenyum, kini menatap Seno. Iya, dia bukan pacar Seno. Hari ini hanya sebagai ucapan permintaan maafnya saja.

"Oh bukan?"

"Bukan tante," jawab Nesya. Jauh dilubuk hatinya ada sesak.

Kenapa sih harus sesak segala? Padahal memang bukan kan?

"Aaahhh, sama Denis aja gimana? Nama Mama kamu siapa? Nanti kita jodohin kalian," ucap Mamihnya Denis kegirangan.

"Miiiih, jangan ngaco deh," protes Denis.

"Ish, kamu ini! Dijodohin anak cantik, pinter, baik gini gak mau," omel Maminya balik.

"Mending kita pulang Mih," ajak Denis yang menyeret Maminya itu.

"Eh... Mamih mau beli Ice Cream dulu," tolak Maminya.

"Denis gak boleh, Mami juga gak boleh," balas Denis sambil merangkul Mamnya keluar dari tempat penjualan Ice Cream.

"Maminya Denis lucu yah, pantes aja Denisnya kayak gitu," ucap Nesya setelah melihat Denis dan Maminya sudah keluar dari sana.

"Anaknya juga lucu yah," ucap Seno sambil berlalu untuk memesan Ice Cream.

***

Jangan Lupa Kasih Bintang untuk Reviews. Power Stone, Comment. Selalu dukung cerita ini yah.

Terima Kasih.

Love.

avataravatar
Next chapter