24 Flashdisk

Di bangku kedua dari belakang, paling pinggir kiri. Seno sudah duduk sambil memutar-mutar flashdisk dengan gantungan doraemon itu.

Sebenarnya Seno tak marah, dia hanya sedang menjaili Nesya saja. Ingin tahu bagaimana reaksi Nesya. Kemarin saja Seno benar-benar menahan tawanya melihat Nesya yang ketakutan.

Pagi ini Nesya belum sampai sekolah. Sedangkan Seno mungkin terlalu pagi sampai sekolah. Belum ada siswa lainnya.

Duduk bisa dibilang dipojokan karena hari ini datang lebih awal jadi dia bebas memilih duduk dimana, dan Nesya teman sebangkunya itu akan mengikuti Seno duduk dimanapun, karena cewek lain tidak akan berani termasuk Raini.

"Aaaa..." teriakan seseorang yang baru saja datang membuat Seno menatap dengan tatapan mata elangnya.

"Pagi," sapa Nesya. Nesya berjalan yang tentunya duduk dibangku dekat pintu keluar.

"Kenapa disana?" tanya Seno.

"Em... kayaknya lebih baik disini deh, biar keliatan ke papan tulisnya," jawab Nesya.

Seno beranjak dari duduknya sambil membawa tas yang tadi ia letakkan di meja.

"Lo dipinggir!" titah Seno.

"Emangnya mau duduk disini?" tanya Nesya.

"Biasanya kita sebangkukan?"

Nesya menelan ludahnya susah payah. Keadaan macam apa ini? Nesya curi-curi menatap Seno.

"Anjayyy... Udah disuguhi keuwuan aja, pagi-pagi." Denis dengan wajah bersinarnya setiap hari yang seperti tanpa beban itu menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Seno dan Nesya.

Tidak tahu saja Nesya sudah keringat dingin, ketakutan.

Tak hanya Denis, yang lainnya pun berdatangan juga tak lupa melihat kearah Nesya dan Denis. Dalam pikiran mereka, benarkan Nesya dan Seno pacaran?

"Pagi-pagi sudah ada kabar kah?" tanya Fajar sambil merangkul Denis.

"Lo tanya aja mereka berdua," jawab Denis.

"Jangan ngomong yang enggak-enggak, jatohnya fitnah," ucap Seno.

"Tapi buat si Nesya doakan?" tanya Denis.

"Iyakan Nes?" tanya Denis lagi.

Nesya menatap sebal Denis, sudah tahu Nesya sedang ketakutan hari ini. Nesya pagi sekali ke sekolah dengan tujuan supaya bebas memilih duduk dimana, ini malah bertemu Seno lebih awal. Peduli setan dengan flashdisknya, nanti juga dibalikin.

Dan tak lama beberapa menit setelah orang-orang berdatangan bel masuk pun berbunyi.

***

"Jangan harap Lo selamat, masih ada waktu pulang sekolah, Lo kumpul buat lomba kan?" bisik Seno.

Jam pelajaran masih berlangsung, tadi waktu istirahat Seno dipanggil Pak Deri, biasanya membahas lomba olahraga yang akan datang. Jadi tak sempat berbicara dengan Nesya. Berbicara saat jam pelajaran, itu namanya minta dihukum. Duduk paling depan dan gurunya menjelaskan dengan berjalan kesana-kemari. Jadi mana mungkin Seno membahasnya

Nesya merutuki dirinya, kenapa dia bisa seceroboh itu. Oke katakanlah biarkan si Flashdisk itu, tapi ini masalah amarah Seno. Ia takut Seno benar-benar akan menjauhi dirinya.

Nanti para juara kelas dari juara satu sampai tiga, harus mengikuti rapat untuk lomba cerdas cermat antar kota. Nesya juga Seno tentunya harus mengikuti rapat tersebut.

Kenapa tidak berpihak kepada hamba tuhan. Ucap Nesya dalam hatinya.

***

Apresiasi cerita ini yah, dengan cara berikan power stone, komentar, berikan reviews dan masukkan kecollection.

Love You.

Salam Author.

avataravatar
Next chapter